Mobil Balap Mazda Gunakan Bahan Bakar Sintetis Netral-Karbon


Mazda MX-5 versi balap ditenagai bahan bakar sintetis. (Mazda)
MAZDA, produsen mobil kenamaan Jepang, ikut mengeksplorasi penggunaan bahan bakar netral karbon sintetis. Perusahaan itu berpartisipasi dalam ENEOS Super Taikyu Series tahun ini dan mengambil langkah baru dengan memperkenalkan Mazda CNF Concept yang akan segera berlomba.
Mobil Mazda MX-5 Miata yang akan digunakan dilengkapi dengan mesin Skyactiv-G 2.0 liter empat silinder tanpa turbo. Mobil itu akan bersaing di kelas ST-Q yang baru saja diperkenalkan untuk kendaraan balap khusus dari berbagai produsen.
Baca Juga:
Porsche Mulai Produksi Bahan Bakar Sintetis

Perkembangan bahan bakar alternatif semakin relevan dalam dunia balap dan industri mobil secara keseluruhan. Sebagai contoh, Dacia berencana untuk menggunakan bahan bakar sintetis dalam Reli Dakar 2025.
Bahkan, Formula 1 juga berencana mengadopsi bahan bakar sintetis dalam beberapa tahun mendatang, seperti yang dijelaskan oleh mantan Juara Dunia F1 Sebastian Vettel setelah pensiunnya.
Meski produsen mobil terus berinvestasi dalam kendaraan listrik bertenaga baterai. Namun bahan bakar sintetis menjadi populer karena dapat menjadi salah satu solusi untuk mencapai netralitas karbon.
Porsche, misalnya, sedang mengembangkan bahan bakar sintetis di pabriknya di Chile. Tetapi proses produksinya masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum dapat memproduksi jumlah yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan dunia.
Baca Juga:
Bahan Bakar Fosil adalah Sumber Masalah, Bukan Mesin Bensin

Sayangnya ada keraguan dalam kelangsungan teknologi bahan bakar netral karbon karena memerlukan banyak energi dalam pembuatannya. Seperti Kepala Volkswagen mengekspresikan kekhawatiran mengenai hal itu dan menyebutnya sebagai 'kebisingan yang tidak perlu'.
Kendati demikian, produsen mobil terus mengevaluasi dan mengeksplorasi bahan bakar sintetis sebagai alternatif yang mungkin untuk mobil bertenaga pembakaran yang ada saat ini.
Uni Eropa telah memberikan izin untuk penjualan mobil baru yang menggunakan bahan bakar sintetis setelah tahun 2035. Ini memberikan alternatif bagi produsen mobil menghadapi larangan mesin pembakaran internal di wilayah tersebut.
Selain itu, efisiensi produksi menjadi kunci penting dalam keberhasilan bahan bakar sintetis. Salah satu alasan Porsche memilih pabriknya di Chile adalah karena wilayah tersebut memiliki angin yang bertiup sepanjang tahun, memberikan sumber daya energi terbarukan yang potensial seperti turbin angin. (waf)
Baca Juga:
Emirates Berhasil Uji Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng?
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

Meriahkan IMOS 2025, FIFGROUP Hadirkan Promo hingga Kontes Berhadiah Motor

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap

Bocoran Terbaru OPPO Reno 15: Bawa Kamera 200MP dan Hadirnya Model Pro+

Samsung Galaxy S26 Pro dan Edge Dipastikan Meluncur dengan Chip 2nm Pertama

Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold
