Misi Peradaban Pertama di Mars


Mirror
MerahPutih Tekno – Sebuah perusahaan antariksa Belanda membuka audisi untuk siapa saja yang mau mengemban misi hidup di Mars. Misi ini bukan hanya sekedar terbang menggunakan pesawat ruang angkasa, mendarat di Mars, kemudian kembali lagi ke bumi. Ini adalah misi membuat peradaban pertama di planet merah.
Seperti yang dilansir Mirror, lima warga Inggris bersedia menyerahkan hidup mereka di bumi untuk membuat peradaban di Mars, bahkan salah seorang perempuan Inggris mengatakan ia mau menjadi ibu pertama di Mars. (Baca: Wujud Slot Car di Abad 21)
Empat perempuan dan satu pria mendaftarkan diri untuk ikut misi Mars One Project bersama ratusan peserta lainnya. Mereka berlomba-lomba untuk mencoba misi bersejarah di Mars. 100 pesaing akan dipangkas menjadi empat awak yang bertujuan untuk menjajah planet merah dan menghabiskan sisa hari-hari mereka di sana.
"Untuk mencari bukti kehidupan masa lalu atau sekarang, untuk berbicara dengan kehidupan di sana dan menginspirasi anak-anak sekolah di Bumi, untuk membangun peradaban pertama di planet lain. Bagaimana orang bisa mengatakan tidak untuk itu? ,” kata Ryan MacDonald, seorang peserta misi Mars One asal Inggris.
"Saya sangat ingin memiliki bayi di Mars. Saya pikir itu akan sangat menarik untuk menjadi ibu pertama di planet Mars - kita akan menjadi Adam dan Hawa Mars ," kata Maggie Lieu (24) seorang mahasiswa astrofisika dari Coventry.
Lebih dari 200.000 orang melamar untuk menjadi anggota awak untuk misi yang dijalankan oleh perusahaan Belanda Mars One.
Misi ini akan mengirimkan para awak penjelajah pertama pada 2024. Perjalanan ke Mars, yang kira-kira 40 juta mil jauhnya tergantung pada posisinya dalam orbit, akan menghabiskan waktu sekitar 200 hari. Panitia mengatakan bahwa setiap dua tahun awak lain akan berangkat dari bumi untuk bergabung dengan penjajah di Mars.
50 pria dan 50 perempuan akan mengikuti misi ini secara bertahap. Kepala misi mengatakan 39 berasal dari Amerika Utara dan Selatan, 31 dari Eropa, 16 dari Asia, tujuh dari Afrika dan tujuh dari Australia. (Baca: Drone Teraman Mampu Selamatkan Manusia)
Pihak penyelenggara misi mengatakan, para awak akan menjelajah Mars dengan roket SpaceX’s Falcon Heavy.
Hingga saat ini, tim masih merancang tempat pendaratan dan sistem komunikasi di Mars. Banyak para ahli yang meragukan misi ini.
Igor Mitrofanov, dari Space Research Institute di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, mengkhawatirkan dosis radiasi yang terlalu tinggi di Mars akan berdampak buruk bagi para penjelajah.
Bagikan
Berita Terkait
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

IShowSpeed Ungkap Ingin Live Bareng Elon Musk di Luar Angkasa

Ilmuwan Temukan Sampel Asteroid Ryugu, Apa Artinya?

Kesehatan Astronaut yang Terjebak di ISS Menurun, Dokter Mulai Khawatir

Kai Cenat Ingin Pecahkan Rekor Jadi Streamer Pertama di Luar Angkasa

Misi Shenzhou-18 Kembali ke Bumi, Bawa Sampel untuk Eksplorasi Ekstraterestrial

NASA Peringatkan 2 Asteroid Besar yang Mendekati Bumi

ISS Bakal Dipensiunkan, Astronaut Bersiap Hadapi Evakuasi Darurat

NASA Temukan Titik Hijau Misterius di Mars, Ada Sisa Kehidupan Alien Purba?
