Michael Buehler Sebut Media di Indonesia Keliru Kutip Tulisannya


Michael Buehler saat diwawancarai BBC di London, Inggris, Minggu (8/11). (Foto screenshot BBC Indonesia)
MerahPutih Peristiwa - Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London, Dr Michael Buehler, menyatakan ada kekeliruan yang dilakukan sejumlah media Indonesia yang mengutip tulisannya terkait kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Dr Buehler menegaskan dirinya tidak pernah menyebut pertemuan Jokowi dengan Presiden AS Barack Obama difasilitasi perusahaan makelar di Singapura.
Dalam wawancara khusus dengan BBC Indonesia, Dr Buehler menjelaskan tulisannya hanya menyinggung soal kontrak senilai US$80.000 (Rp1,02 miliar) antara perusahaan lobbyist internasional Pereira International Pte LTD di Singapura dengan perusahaan public relation R&R Partner's Inc di Las Vegas, AS.
"Yang saya tulis dalam artikel saya pada prinsipnya ada kontrak bahwa seseorang membayar uang ke Pereira Limited di Singapura yang kemudian diberikan kepada perusahaan di Las Vegas, R&R Partners, US$80.000 untuk pekerjaan konsultasi dalam hubungan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat," jelasnya kepada wartawan Liston Siregar di studio BBC di London.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi telah membantah pertemuan Jokowi dan Presiden AS Barack Obama menggunakan jasa pelobi asal Singapura. Menurut Menlu, Presiden mengunjungi AS atas undangan Obama di sela-sela persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Apec 20 Beijing pada (10/11) lalu.
Namun, langkah Pereira Limited itu menimbulkan pertanyaan yakni siapa sesungguhnya yang menyewa jasa Pereira Limited, mengapa Pereira Limited bertindak seolah-olah mewakili pemerintah Indonesia?
"Jadi kalau pemerintah Indonesia menyatakan tidak pernah menggunakan konsultan maka siapa yang membayar konsultan itu dan kenapa konsultan di Singapura itu berpura-pura bekerja atas nama pemerintah Indonesia," lanjut Dr Buehler.
Dr Buehler menyatakan pihaknya tak ingin menjadi musuh pemerintah Indonesia. Ia hanya sebagai akademisi yang mempertanyakan sebuah kebijakan dalam mendukung antikorupsi dan transparansi di Indonesia.
Ditambahkan, sumber dari tulisan itu adalah dokumen resmi Kementerian Kehakiman AS yang bisa dibuka untuk umum. Ia mempersilakan pejabat Indonesia yang mempertanyakan sumber tulisannya bisa mengakses langsung ke tautan dokumen yang disertakannya dalam artikel yang pertama kali dimuat di sebuah situs tulisan tentang Asia Tenggara, New Mandala.
"Sumber tempat saya mendapatkannya adalah open access, jadi semua orang bisa mendapatkannya," ujarnya seraya menambahkan, hingga kini dirinya belum pernah dihubungi pihak Kedubes RI di London mengenai artikel yang ditulisnya itu.
Seperti diketahui masalah ini menimbulkan kegaduhan di Tanah Air setelah beberapa media di Indonesia mengutip artikel yang ditulis Dr Buehler berjudul "Waiting In The White House Lobby" yang dipublikasikan di situs New Mandala http://asiapacific.anu.edu.au pada Jumat (6/11) lalu.
Dalam dokumen tersebut, terungkap perjanjian kerjasama itu ditandatangani oleh Sean Tonner selaku President R&R Partners dan Derwin Pereira atas nama Pereira International. Derwin Pereira adalah mantan wartawan The Straits Times Singapura. Pembayaran perjanjian kerjasama senilai US$80.000 itu dilakukan oleh Pereira International Pte LTD secara bertahap, dengan empat kali angsuran antara 15 Juni 2015 hingga 1 September 2015, masing-masing sebesar US$20.000. (Luh)
BACA JUGA:
- Pemerintah Indonesia Harus Desak Michael Buehler untuk Klarifikasi
- Kedubes AS Keluarkan Bantahan Jokowi ke AS Pakai Jasa Makelar
- Surat Balasan Presiden Jokowi Sambut Undangan Obama ke AS
- Menlu Bantah Pertemuan Jokowi dan Obama Pakai Makelar Singapura
- Terkuak, Temui Obama Jokowi Gunakan Jasa Makelar
Bagikan
Berita Terkait
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Anggota Watimpres Era Presiden Jokowi, Djan Faridz Jalani Pemeriksan KPK

Barack Obama dan Eminem Guncang Acara Kampanye Kamala Harris

Pulang ke Solo, Jokowi Akan Dilibatkan dalam Kegiatan Kampung oleh Pengurus RT/RW Setempat

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Hari Kerja Terakhir di Istana Negara, Jokowi Bicarakan Proses Transisi Pemerintahan

Mitos Seputar Pohon Pulai yang Ditanam di Istana Negara oleh Jokowi

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres
![[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marah karena Prabowo Tiba-tiba Pilih Anies Jadi Wapres](https://img.merahputih.com/media/8e/c3/68/8ec368373b1f5bed8e9627aeb68c36e7_182x135.jpeg)
Di Penghujung Jabatan, Jokowi Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Polri

Gantikan Heru Budi, Sekda Joko Ditunjuk Jadi Plh Pj Gubernur Jakarta
