Merekam Jejak Tionghoa di Batavia

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 31 Januari 2017
Merekam Jejak Tionghoa di Batavia

Sekjen INTI Budi Santoso Tanuwibowo. (Foto Dok Pribadi)

Ukuran:
14
Audio:

Dan harus diakui, kedatangan orang Tionghoa ke Indonesia tercatat dalam sejarah sudah dari ratusan tahun yang lalu. Karena itu, banyak pula pengaruh mereka dalam hal perjuangan bersama orang-orang pribumi ketika melawan penindasan bangsa kolonial.

Ilustrasi orang Tionghoa pada zaman dulu. (Foto: Historia.id)

Sebelum menjadi negara Indonesia, tanah yang kaya akan sumber daya alam ini lebih dikenal dengan sebutan Nusantara. Pada daratan ini pula, terdapat kerajaan-kerajaan besar yang sempat disegani oleh bangsa luar seperti Kerajaan Medang Kamulan, Kerajaan Kadiri, Sriwijaya, Pajajaran, Majapahit, dan lain sebagainya.

Dan seiring berkembangnya beberapa kerajaan di Nusantara, orang-orang Tionghoa pun mulai berdatangan dengan tujuan berdagang yang familier disebut sebagai Jalur Sutera. Salah satu catatan terua yang ditulis oleh agamawan Tiongkok, Fa Hien, pada abad ke-4 telah melaporkan ada suatu kerajaan besar di Nusantara (Jawa) yang mereka sebut dengan istilah "To lo mo".

Dan catatan lainnya, I Cing pada abad ke-7 juga menjelaskan, ketika ingin mendalami agama Budha di Ayodya (India) terlebih dahulu singgah di Nusantara untuk mempelajari bahasa Sansekerta oleh Resi Jnanabhadra.

Bahkan, berdasarkan Kitab Sunda Tina Layang Parahyang menyebutkan bahwa kedatangan rombongan Tionghoa ke muara Ci Sadane (sekarang Teluknaga) pada tahun 1407. Dalam kitab itu juga dijelaskan, pada masa itu daerah tersebut merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda.

Menanggapi ihwal tersebut, Sekjen Pengurus Perhimpunan Tionghoa Indonesia (INTI), Budi Santoso Tanuwibowo sependapat bahwa Tionghoa sudah sangat lama berada di Indonesia dan bahkan, sejak zaman prasejarah.

"Hal tersebut dapat kita buktikan dengan temuan berbagai barang antik yang juga dijumpai di daratan Tiongkok," tutur Budi.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa sejak awal abad masehi, sudah banyak catatan tentang kerajaan-kerajaan Nusantara di Dinasti Han.

"Bukti bangunan sejarah adalah Kelenteng Talang, yang sekarang menjadi tempat kegiatan Majelis Agama Khonghucu Indonesia sudah 600 tahun. Kehadiran orang Tionghoa di Batavia juga sudah amat lama, sebelum Souw Beng Kong diangkat menjadi Kapiten Tionghoa pertama di Jakarta, 11 Oktober 1619," kata dia.

Kedekatan bersama pribumi

Meski awal kedatangan orang Tionghoa untuk sekadar berdagang, namun kedekatan itu pula yang akhirnya membuat Tionghoa dan pribumi semakin terikat dalam jalinan yang lebih harmonis.

Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa kedekatan mereka juga disebabkan akibat kawin silang, pergaulan, seni, olahraga, pendidikan, perjuangan, dan lain sebagainya.

Seperti halnya etnis lain yang tinggal di Batavia: etnis Arab, India, dan lain sebagainya, tak bisa dipungkiri bahwa etnis Tionghoa mempunyai kedekatan dengan pribumi, bahkan dalam hal perjuangan melawan penindasan kolonial.

Dalam hal ini, Budi Santoso Tanuwibowo menuturkan bahwa perjuangan pra dan pasca-kemerdekaan, orang Tionghoa tidak pernah luput dalam perjuangan bersama pribumi. "Misalnya saja seperti Oei Ing Kiat dan Tan Kee Wie dalam Perang Kuning melawan VOC. Dalam keanggotaan BPUPKI juga ada beberapa tokoh Tionghoa: Liem Koen Hian, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang Tjoei, Tan Eng Hoa. Sedangkan di PPKI ada Yap Tjwan Bing," tuturnya.

"Apalagi kalau bicara atlet dan seniman, sudah sangat tak terhitung. Dan bahkan, John Lie telah diangkat resmi sebagai pahlawan nasional," tambahnya.

Atas itu pula, Budi berharap generasi saat ini dapat mengambil hikmah atas perjuangan orang-orang terdahulu. Boleh dikatakan seperti mengenang jasa mereka yang mungkin jarang diketahui masyarakat banyak.

Dan Budi juga menjelaskan bahwa belajar dari sejarah masa lalu merupakan kunci utama kuatnya negara dan memengaruhi akan kokohnya persatuan. "Dan juga agar bisa bersatu dalam hal transparansi, keadilan, dan saling percaya meski berbeda keyakinan," jelasnya. "Dan harapan ke depannya adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang egaliter, cendikia, menerima perbedaan secara ikhlas dan berbudipekerti baik, cinta negara," tutupnya.

#Sekjen INTI Budi Santoso Tanuwibowo #Tionghoa #Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Uji Coba Operasional RDF, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Minta Pengelola Undang Warga
Pembangunan RDF Plant di Rorotan memiliki tujuan baik mengatasi masalah sampah di Ibu Kota.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Uji Coba Operasional RDF, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Minta Pengelola Undang Warga
Indonesia
4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam
Banjir tersebut berada di Kelurahan Cilandak Barat 1 RT dengan ketinggian 90 cm dan Kelurahan Cilandak Timur 3 RT dengan ketinggian banjir capai 145 cm.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam
Indonesia
Angkot Pasar Minggu-Pondok Labu Hancur Tertimpa Tiang Listrik Terseret Pohon Tumbang
Pohon menyeret sejumlah tiang listrik di pinggir jalan saat tumbang hingga menimpa angkot
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Angkot Pasar Minggu-Pondok Labu Hancur Tertimpa Tiang Listrik Terseret Pohon Tumbang
Berita Foto
Melihat Dari Dekat Proyek Pagar Beton Laut di Perairan Cilincing Jakarta Utara
Nelayan saat berjalan di atas proyek tanggul beton laut sepanjang 3 Km dengan ketinggian 2 meter di perairan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (11/9/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 11 September 2025
Melihat Dari Dekat Proyek Pagar Beton Laut di Perairan Cilincing Jakarta Utara
Indonesia
KKP: Tanggul Laut Beton Proyek Reklamasi KCN Sudah Kantongi Izin PKKPRL
Tanggul beton di perairan Cilincing sudah mengantongi izin resmi berupa persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (PKKPRL).
Wisnu Cipto - Kamis, 11 September 2025
KKP: Tanggul Laut Beton Proyek Reklamasi KCN Sudah Kantongi Izin PKKPRL
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Untuk pagi hari, seluruh wilayah Jakarta dalam kondisi berawan tebal.
Frengky Aruan - Kamis, 11 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
Indonesia
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Mulai Diguyur Hujan Rabu Siang
Pada pagi hari, cuaca berawan tebal terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Frengky Aruan - Rabu, 10 September 2025
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Wilayah Jakarta Mulai Diguyur Hujan Rabu Siang
Indonesia
Gubernur Pramono Pamer Jakarta Tempati Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Umum Terbaik di 2025
Jakarta jadi kota ke-17 dengan transportasi publik terbaik dunia versi survey Time Out 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Gubernur Pramono Pamer Jakarta Tempati Peringkat 17 Kota dengan Transportasi Umum Terbaik di 2025
Indonesia
Prakiraan BMKG: Hujan Turun di Sebagian Jakarta pada Selasa Sore hingga Malam
Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan misalnya berawan tebal pagi hingga siang hari, kemudian mulai diguyur hujan ringan pada sore hari dan hujan sedang malam hari
Frengky Aruan - Selasa, 09 September 2025
Prakiraan BMKG: Hujan Turun di Sebagian Jakarta pada Selasa Sore hingga Malam
Indonesia
Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman
Kehadiran Pramono dan Rano tersebut karena meyakini acara Jakarta Bersholawat di momen Maulid Nabi Muhammad SAW dapat menumbuhkan rasa cinta dan keteladan terhadap Nabi Muhammad di tengah-tengah masyarakat Jakarta.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman
Bagikan