Mentan Amran Sulaiman Enggan Komentari Polemik Enggar dan Buwas Terkait Impor Beras


Menteri Pertanian Amran Sulaiman. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
MerahPutih.Com - Polemik impor beras antara Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Dirut Bulog Budi Waseso (Buwas) kian memanas saja. Buwas tetap pada pendiriannya bahwa Indonesia tidak perlu impor beras karena beras produksi petani masih bisa mencukupi kebutuhan nasional.
Sementara Mendag Enggartiasto keukeuh impor beras diperlukan guna menambah stok beras nasional. Terkait polemik tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman enggan menganggapinya. Meski masalah beras dan petani berada dibawah kementeriannya, Amran lebih memusatkan perhatian pada ekspor hasil pertanian.
Ketika membuka Spektahorti 2018 di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Amran mengaku hanya ingin fokus menggelorakan semangat ekspor kepada para petani.
"Kami sekarang fokus ekspor agar petani sejahtera, devisa meningkat, negara kuat," ujar Amran Sulaiman di Lembang, Jawa Barat, Kamis (20/9).
Saat ditanya mengenai impor dua juta ton beras dari luar negeri, Amran tidak menanggapinya. Kementerian Pertanian, kata Amran, masih memiliki 1 juta hektare lahan sawah yang belum panen.

Namun ia tidak merinci data produksi panen serta cadangan yang dimiliki kementerian pertanian. Amran hanya menegaskan, bahwa cadangan pangan Indonesia aman, bahkan investasi dari bidang pertanian meningkat dari Rp23 triliun menjadi Rp40 triliun per tahun.
"Sekarang ketahanan pangan aman, masyarakat Indonesia tenang, posisi aman," kata Amran Sulaiman sebagaimana dilansir Antara.
Sebelumnya, Budi Waseso menilai saat ini sejumlah gudang yang dikelola Bulog sudah penuh kapasitasnya. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa Kantor Kementerian Perdagangan harus siap menjadi gudang penyimpanan beras impor.
Saat ini, kata Buwas, stok cadangan beras di gudang Bulog sudah mencapai 2,4 juta ton. Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton.
"Itu di gudang Menteri Perdagangan. Udah komitmen kan, kantornya siap dijadikan gudang ya sudah," kata Buwas.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, mengatakan bahwa penyimbangan beras impor dan gudang sepenuhnya merupakan tanggung jawab Bulog, karena persetujuan impor telah dilakukan atas keputusan Rakortas yang melibatkan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perdagangan dan Bulog.
"Itu urusan Bulog. Bagian dari Pemerintah, kan persetujuan impor dari Menko, Mendag, Mentan, Bulog, menetapkan izin. Yang ditugaskan impor siapa? Bulog, ya sudah," kata Enggartiasto Lukita.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: KPK Perpanjang Penahanan Idrus Marham
Bagikan
Berita Terkait
Bulog Jadi Pemasok Beras Premium Buat MBG

Standar Kualitas Bantuan Pangan Diperketat, Bapanas Wajibkan Bulog Lakukan 'Treatment' Stok Lama di Gudang

Presiden Prabowo Sebut Impor Beras Dihentikan, DPR Minta Pemerintah Pastikan Petani Tak Dirugikan

Bulog Gunakan Kemasan Seragam pada Beras SPHP Sebagai Kunci Utama Memastikan Pasokan Merata dan Terjangkau

Mudahkan Pengawasan, Kemasan Beras SPHP Hanya Satu Warna dan Desain

400 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Disalurkan Buat Kendalikan Harga, Koperasi Merah Putih Dapat Jatah

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Kesejahteraan Petani Tidak Terpengaruh Penurunan Harga Beras Menurut Menteri Pertanian

Raker Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR Bahas Beras Satu Harga

Beras Premium Langka di Toko Ritel, Bulog Solo Pastikan Stok Masih Aman
