Menilik Gestur Surrender Cobra yang Sering Ditemukan Pada Pertandingan Bola


Surrender Cobra. (Foto ESPN)
KETIKA pertandingan sedang sengit dan membuatmu deg-degan, cobalah tengok orang-orang di sekelilingmu. Biasanya ekspresi wajah mereka sangat tegang dan mata mereka hanya terpaku pada bola yang ditendang kesana-kemari di atas rumput yang hijau.
Seketika bola memasuki gawang pertanda piala kejuaraan sudah ada pemiliknya, kamu pun akan melihat gestur surrender cobra yang dilakukan oleh para pendukung tim yang kalah.
Yep, that's a double #SurrenderCobra! #TEXvsBAY pic.twitter.com/1swGMIpLPE
— RedditCFB (@RedditCFB) December 5, 2015
Surrender cobra atau meletakkan kedua tangan di atas kepala pun bukan gestur tanpa alasan. Dilansir dari CNN, gestur ini adalah sinyal universal ketika sesorang mengalami kekalahan yang menyedihkan. Surrender cobra menandakan bahwa kamu telah putus asa pada tim yang didukung.

Jika menghadiri pertandingan final Euro 2020, kamu pasti akan menyaksikan para pendukung tim yang kalah melakukan gestur surrender cobra ini seperti gambar di atas.
Baca juga:
Gegara Adakan Nobar Euro 2020, Satpol PP Tegur Penjual Angkringan dan Restoran
Dikutip dari CNN, istilah surrender cobra ini pertama kali dikenal pada 2013 di kamus sepak bola Grantland college. Dalam kamus ini, surrender cobra didefinisikan sebagai pose yang sering diadopsi oleh penggemar yang menyaksikan kejadian olahraga yang tidak menguntungkan, dikarateristikkan dengan menggenggam kedua tangan di atas kepala sambil menghela napas dengan berat dan perlahan.
Surrender cobra pun menjadi viral karena tagar #surrendercobra di Twitter dan berbagai forum lainnya. Gaya ini pun jadi sering digunakan tidak hanya untuk sepak bola, tetapi hampir di semua olahraga.
Jim McElwain struck the best surrender cobra pose during the SEC championship game: https://t.co/4KRWgkPceG pic.twitter.com/Y9AOD0GrlS
— lakenlitman (@LakenLitman) December 6, 2015
Tidak hanya penggemar, surrender cobra juga dilakukan oleh para pemain ketika ia gagal mencetak gol atau kalah.
Meski terlihat nonsens, seorang ahli bahasa tubuh asal Australia, Allan Pease, memberikan penjelasan ilmiah soal gestur ini. Ia mengatakan bahwa surrender cobra mengingatkan manusia pada kenangan saat masih bayi. Surrender cobra meniru gerakan orangtua yang memegang kepala bayi untuk memberikan kenyamanan. Maka dari itu, gerakan ini dilakukan orang-orang ketika sedang sedih atau kecewa sebagai sumber kenyamanan untuk membuat diri merasa lebih baik.
Kedua lengan yang diletakkan pada area penglihatan seolah-olah berusaha memblokir dunia di sekitar kita dan melindungi kita dari tekanan dan ketegangan. "Kami telah menemukan bahwa gerakan ini (surrender cobra) digunakan oleh orang-orang di bawah tekanan, dari lapangan olahraga hingga ruang rapat di setiap negara," tambahnya.
Sobat Merah Putih, apakah kamu pernah melakukan gerakan ini ketika merasa kalah? (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme

Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!

PSMS Punya Presiden Klub Baru, Fendi Jonathan Pimpin ‘Ayam Kinantan’ kembali ke Level Atas

Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketua NOC Indonesia Yakin Bisa Borong Medali Emas di SEA Games Thailand 2025

Badan Boleh Kecil, tetapi Tekad dan Semangat 2 ‘Bocah’ Woodball Indonesia Besar di Kejuaraan Asia

Woodball Disebut Cocok untuk Semua Kalangan, Hanya Butuh Konsentrasi dan Konsistensi

Atlet Hong Kong Puji Acara Pembukaan Asian Cup Woodball Championship 2025, Sebut Venue JSI Resort yang Terbaik

Asian Cup Woodball Championship 2025 Jadi Diplomasi Olahraga, Ketum IWbA: Kami Ingin Tunjukkan Indonesia Negara yang Maju dan Kreatif

PSM Makassar Jalin Kemitraan dalam Mendukung Sepak Bola Indonesia

FORNAS VIII 2025 Sukses Digelar di NTB, KORMI Apresiasi BAIC Indonesia sebagai Sponsor
