Mengungkap Makna Leluri Seren Taun
Rangkaian upacara Seren Taun (Foto: Kuningankab. go.id)
MerahPutih Budaya- Sebuah leluri yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu, Seren Taun merupakan rangkaian acara adat dengan pelbagai macam sajian khas kearifan lokal Masyarakat Sunda.
Adapun Seren Taun sendiri, menurut salah seorang Budayawan Sunda Ki Anom adalah sebuah bentuk rasa syukur nikmat dan ajang silaturahim antara rakyat dengan kerajaan (sekarang pemerintah) sehingga pesan dari masyarakat untuk kerajaan dapat disampaikan secara langsung.
"Selain itu, Seren Taun merupakan makna syukuran atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi sekaligus bentuk hubungan spiritual dengan gaib yang ada di tempat masing-masing," tutur Ki Anom kepada merahputih.com saat berbincang-bincang, Kamis (11/8).
Selaras dengan ihwal demikian, masyarakat adat Kampung Sindangbarang yang akan merayakan acara Seren Taun, melalui perwakilannya Maki Sumawijaya mengatakan dalam leluri tersebut akan tersaji pelbagai macam kegiatan kearifan lokal yang terus terjaga.
Maki Sumawijaya yang juga bertugas sebagai Ketua Panitia Seren Taun Kampung Sindangbarang menuturkan dalam acara tersebut terdapat rangkaian kegiatan seperti Sedekah Bumi, Upacara Ritual Ngadiuken, Adu Janten Parebut Se'eng, Ngembang, Majiekeun Pare, dan lain sebagainya.

Adapun Sedekah Bumi, jelas Maki, rangkaian acara adat potong kerbau yang di mana hadil kurban itu dibagikan kepada masyarakat sekitar dan juga bumi. "Bagian-bagian yang bisa dimakan dari kurban diberikan untuk warga yang kurang mampu. Sedangkan yang tidak bisa dimakan seperti tanduk, kaki, dan buntut dikembalikan ke tanah atau dikuburkan," jelas Maki.
"Supaya apa, agar tanah menjadi subur. Sedekah bumi sebenarnya adalah implementasi dari silaturahim antarsesama warga dan bumi," tambahnya.
Selain Sedekah Bumi, ada lagi yang bernama Upacara Ritual Ngadiuken, di mana para tokoh-tokoh adat berkumpul di rumah kepala adat seraya mengirim puji untuk leluhur dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan keselamatan dan kelancaran pada acara Seren Taun.
"Kemudian ada Adu Janten Parebut Se'eng yang adalah trasisi besanan khas Bogor. Semacam perlombaan. Hampir serupa dengan tradisi Palang Pintu Betawi," tambahnya.
Dan yang tidak kalah seru, tutup Maki, Mejiekeun Pare yang artinya memasukkan padi hasil panen ke dalam lumbung. "Semua ini akan diadakan pas acara Seren Taun tanggal 19-23 Oktober nanti," tutupnya. (Ard)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Rencana Rute LRT Jabodebek akan Diperpanjang hingga Bogor
Aksi Unjuk Rasa Sopir Tolak Penghentian Operasional Truk Tambang di Cigudeg Bogor
Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah
Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Tidak Bisa Turun Naik di Terminal Baranangsiang
Legislator Samakan Mental Satpol PP Bogor dengan Preman, Geram Gerobak Pedagang Dihancurkan
Akibat Gempa Bogor, Belasan Rumah Alami Kerusakan
10 Fakta Gempa Bogor: Dipicu Sesar Citarik dan Disertai Suara Dentuman
Bogor Diguncang Gempa, Kamis (10/4) Malam, Dipicu Retakan di Kerak Bumi
Erdogan Dijadwalkan Datang 11.00 WIB, Prabowo Sudah Siap-Siap di Istana Bogor Sejak Jam 9
Bogor Pagi Contraflow karena Rombongan Erdogan, Siang Suryakencana Ditutup Ada Cap Go Meh