Mengenal Scopophobia, Perasaan Takut Berlebihan saat Ditatap Orang Lain
Takut berlebihan saat ditatap bisa jadi tanda scopopbhia.(foto: pexels/andrea piacquadio)
PERNAHKAH kamu merasa takut saat ditatap orang lain? Tatapan seseorang kadang membuat perasaan canggung. Namun, jika kamu memiliki perasaan takut berlebih, itu bisa jadi tanda bahwa kamu mengidap scopophobia.
Scopopbhia adalah ketakutan yang berlebihan saat ditatap orang lain. Meskipun bukan hal yang aneh untuk merasa cemas atau tidak nyaman saat jadi pusat perhatian, tatapan bisa membuat pengidap fobia ini merasa diawasi dan tertekan hingga takut berlebihan.
BACA JUGA:
Mengapa Mencintai Seseorang Lebih Mudah Daripada Menyukainya?
Biasanya pengidap schopopbhia merasa setiap orang yang menatapnya sedang menilai, menghakimi, atau berpikir buruk tentang dirinya. “Tidak hanya itu, penderita scopopbhia menganggap tatapan orang lain sebagai bentuk ancaman yang harus dihindari,” jelas psikolog Timothy J Legg, PhD, PsyD di laman Healthline.
Penyebab scopopbhia sangat sering dikaitkan dengan fobia sosial atau social anxiety disorder. Fobia sosial ini merupakan gangguan kesehatan mental yang bisa ditandai rasa takut berlebih. Penyebab scopopbhia sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Namun, dokter di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat beberapa orang dengan kondisi neurologis seperti sindrom Tourette dan epilepsi juga dapat mengembangkan fobia sosial seperti ini. “Fobia ini diduga akibat pengalaman traumatis yang dialami di masa lampau, seperti korban perisakan,” ujar Legg.
Gejala utama pengidap scopobhia yang paling sering dialami yakni gelisah, keringat berlebihan, tubuh gemetaran atau tremor, jantung berdebar-debar, sulit konsentrasi, dan selalu menghindar kontak mata saat berbicara.
BACA JUGA:
Scopopbhia sangat mengganggu aktivitas sehari-hari karena penderitanya akan sulit membangun hubungan dengan orang di sekitarnya, baik dalam hubungan pertemanan maupun percintaan. Oleh karena itu, fobia ini termasuk kondisi yang perlu ditangani oleh psikolog atau psikiater.
Biasanya psikolog akan memberikan treatment pada pasien scopopbhia seperti terapi perilaku kognitif, terapi pemaparan, teknik relaksasi, dan pemberian obat-obatan.
Obat-obatan tertentu biasanya diresepkan untuk mengatasi gejala scopopbhia. Penderita akan diberi obat antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) atau obat penenang seperti benzodiazepin.
Jika kamu merasa cemas berlebih seperti yang sudah dipaparkan, jangan segan untuk konsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang benar.(zvw)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental