Mengenal Leptospirosis, Penyakit yang Kerap Mewabah saat Banjir


Waspada pengakit leptospirosis yang mengintai kamu disaat banjir (Foto: pixabay/jsptoa)
BEBERAPA hari terakhir ini curah hujan diwilayah Jakarta, Tangerang dan sekitarnya cukup tinggi. Akibatnya sejumlah daerah pun kerap kali dilanda banjir. Bencana banjir tersebut, bisa jadi pemicu munculnya berbagai penyakit. Salah satunya yaitu penyakit leptospirosis.
Seperti yang dilansir dari laman alodokter, Leptospirosis merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Di mana penyakit tersebut bisa menyerang manusia ataupun hewan.
Jika penyakit ini tak diobati, Leptospirosis bisa menyebabkan kompilkasi yang cukup serius. Seperti gagal ginjal, sulit bernapas, meningitis dan juga pendarahan.
Penyakit Leptospirosis cendrung meningkat ketika usai musim hujan maupun banjir. Mengapa demikian? Karena masyarakat lebih banyak bersentuhan dengan air kotor. yang mana air kotor berpotensi terkontaminasi oleh urine hewan yang mengandung kuman, penyebab dari leptospirosis.
Baca juga: Ragam Manfaat Rahasia di Balik Segarnya Jus Stoberi, Dijamin akan Membuatmu Terkejut
Adapun beberapa cara penuralan penyakit Leptospirosis. Antara lain yaitu bersentuhan dengan air atau tanah yang mengandung cairan tubuh seperti urin atau darah, dari hewan yang telah terinfeksi bakteri leptospira. Beberapa hewan yang dapat menyebarkan leptospirosis ialah anjing, tikus, sapi serta babi.

Penularan penyakit tersebut terjadi disaat hujan lebat. Ketika urin hewan ditanah dan permukaan lainnya larut dalam genangan air atau banjir. Dari situ orang yang terpapar air tersebut. Seperti ketika kamu tengah berjalan menerobos banjir, kamu bisa terkena leptospirosis.
Beberapa tanda serta gejala leptospirosis muncul sekitar 5-14 hari, usai si penderita terkena bakteri leptospira. Namun tak menutup kemungkinan jika gejala itu muncul sejakhari ke-2 atau bahkan muncul lebih lambat, bahkan hingga hari ke-30 usai terkena bakteri tersebut.

Gejala awal penyakit tersebut yaitu Sakit kepala, demam, nyeri otot, mata merah, diare, nyeri perut, penyakit kuning, serta batuk. Kendati demikian, kamu tak perlu takut dengan Leptospirosis. Karena ada langkah pencegahan dan pengobatannya.
Salah satu cara terpenting untuk pencegahan penularan leptospirosis, ialah menghindari kontak atau konsumsi air yang mungkin terkontaminasi.
Baca juga: Kurang Tidur 15 Menit dari Waktu Ideal Berbahaya
Selain itu pastikan juga air yang kamu konsumsi aman untuk diminum, dengan cara merebus air hingga matang, khususnya jika air diambil dari sumber yang dapat terkontaminasi urin hewan atau limpahan air banjir.

Langkah yang ketiga, tutuplah luka atau lecet pada kulit kamu dengan perban atau penutup yan kedap air. Lebih baik mengenakan pelindung air seperti sepatu bot di area banjir, yang berpotensi terkontaminasi kencing hewan.
Jika kamu merasakan gejala leptospirosis. Jangan tunggu lama, segerakan periksa ke dokter. Apabila kamu benar terdiagnosis leptospirosis. Dokter akan memberikan pengobatan dengan antibiotik. Sementara untuk kasus leptospirosis yang cukup berat. Kamu mungkin perlu dirawat inap di rumah sakit, untuk dievaluasi lebih lanjut oleh dokter. (Ryn)
Bagikan
Berita Terkait
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi

6 RT di Jakarta Selatan Sebelumnya Kebanjiran, BPBD: Surut Sepenuhnya hingga Pukul 10.00 WIB

6 RT di Jakarta Selatan Kebanjiran hingga Sabtu Pagi

Meksiko Diterjang Banjir, Sedikitnya 64 Tewas dan 65 Hilang

Banjir Menyerbu Wilayah Catalonia di Spanyol, Mengurung Warga di dalam Mobil

7 Kecamatan di Medan Dilanda Banjir, Sumatera Utara Rawan Bencana Hidrometeorologi Basah

Banjir Meksiko Tewaskan 47 Orang, Presiden Rapat Daring dengan 5 Negara Bagian Terdampak

MPR Tanggapi Polemik Komeng dan Pramono soal Banjir, Sarankan Kolaborasi Selesaikan Bersama

Operasi SAR untuk Korban Banjir di Bali Sudah Dihentikan, Tidak dengan Bencana Tanah Longsor

18 Orang Meninggal Akibat Bencana Banjir di Bali Menurut BNPB, Simak Juga Kerusakan yang Terjadi
