Mengenal Kardinal Peter Turkson, Calon Kuat Pengganti Paus Fransiskus Asal Ghana


Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson. Foto: Dok/Instagram
MerahPutih.com - Dunia kini tengah penasaran siapa pengganti pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, yang baru saja wafat.
Salah satu calon terkuatnya adalah Kardinal asal Ghana, Afrika, yakni Peter Kodwo Appiah Turkson. Jika terpilih, Turkson bakal mencatat sejarah sebagai paus kulit hitam pertama dalam sejarah Gereja Katolik.
Kardinal Peter Turkson dinilai sebagai salah satu kandidat potensial yang merepresentasikan masa depan Gereja Katolik yang lebih inklusif dan global, terutama di tengah pertumbuhan pesat populasi Katolik di Afrika.
Turkson lahir pada 11 Oktober 1948 di wilayah barat Ghana. Ia mengawali pendidikan seminari di Ghana dan New York, kemudian melanjutkan studi di Institut Alkitab Kepausan (Pontifical Biblical Institute) di Roma, yakni tempat dia meraih lisensiat dan doktorat dalam bagian studi Kitab Suci.
Baca juga:
Perjalanan kepemimpinan Turkson di Gereja Katolik dimulai ketika Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Agung Cape Coast pada tahun 1992.
Pada 2003, dia menjadi kardinal pertama dalam sejarah Ghana. Ia makin melesat saat Paus Benediktus XVI memanggilnya ke Vatikan pada 2009 untuk memimpin Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian.
Pada kapabilitas tersebut, dia kerap datang di beragam forum internasional, termasuk Forum Ekonomi Dunia di Davos. Turkson kerap dipercaya menjadi ketua Promosi Pembangunan Manusia Integral yang baru dibentuk pada 2016.
Namun, pada 2021, dia mengundurkan diri dan diangkat sebagai Kanselir Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Sosial.
Baca juga:
Kardinal Pietro Parolin, Diplomat Ulung Vatikan ke Misi Berbahaya, kini Calon Kuat Paus
Turkson dikenal sebagai sosok moderat yang dihormati dalam Gereja Katolik. Ia menguasai empat bahasa asing, ialah Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris, serta mempunyai pandangan dunia yang luas.
Ia juga menjadi salah satu tokoh krusial dalam konklaf tahun 2013 yang akhirnya memilih Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Fransiskus.
Meski berasal dari area dengan pandangan konservatif terhadap isu-isu sosial, Turkson kerap menyuarakan sikap kritis terhadap kebijakan anti-LGBTQ+ di Afrika.
Ia juga dikenal sebagai pendukung keadilan suasana dan aktif dalam kampanye-kampanye sosial. Turkson juga pernah ditunjuk sebagai utusan perdamaian untuk Sudan Selatan oleh Paus Benediktus XVI, perihal ini menunjukkan kepercayaan besar Vatikan terhadap diplomasi dan kepemimpinannya. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Soal Pengangguhan Penahanan 7 Tersangka Persekusi Cidahu, Marinus Gea Sebut Kementerian HAM Kirim Sinyal Negara Lindungi Pelaku

Al Pacino Jadi Aktor Pertama yang Bertemu Paus Leo XIV dalam Pertemuan Khusus

Jabat Tangan Paus Leo XIV, Cak Imin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan

Diiisukan Terseret Kasus Dugaan Judi Online, Budi Arie Malah ‘Mejeng’ di Pelantikan Paus Leo XIV

Singgung Banyaknya Kemiskinan hingga Kebencian, Paus Leo XIV Minta Gereja jadi ‘Ragi’ Bagi Dunia

Paus Leo XIV Dilantik Hari ini di Basilika Santo Petrus, 250 Ribu Orang hingga Sejumlah Pemimpin Dunia Hadir

Prabowo tak Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV, Tugasi Menkop Budi Arie

Prabowo yakin Kepemimpinan Paus Leo XIV Mampu Buka Jalan Perdamaian dan Harapan Baru di Dunia

Ketua KWI Prediksi Arah Gereja Katolik di Bawah Kepemimpinan Paus Leo XIV, Lebih Pro ke Rakyat Miskin dan Menderita

Sudah Tidak Asing dengan Indonesia, Paus Leo XIV Diharapkan Datang Lagi
