Mendagri Sebut Indonesia Berpotensi Tsunami COVID-19 Mirip di India
Mendagru Tito Karnavian usai menghadiri peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan ke-20 di Gedung Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Senin (23/12/2019). (ANTARA/ Abdu Faisal)
MerahPutih.com - Gelombang 'Tsunami' COVID-19 yang terjadi di India bisa saja merembet ke Indonesia jika warga di tanah air lalai dan tak serius menerapkan protokol kesehatan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian meminta masyarakat tak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes). Hal itu dikatakannya sehubungan dengan kasus COVID-19 di India yang kian melonjak.
Baca Juga
Gegara Tsunami COVID-19, Puluhan Warga India Dilarang Masuk Indonesia
“Jangan lengah, kita jangan mengulang, belajar dari problem yang ada di India,” kata Tito dalam keteranganya, Rabu (28/4).
Menurut Tito, bangsa Indonesia perlu belajar dari kasus tersebut. Sebab, masyarakat di India pernah lengah dan terlalu menikmati euforia atas melandainya kasus penularan dengan melakukan aktivitas yang mengabaikan protokol kesehatan.
“Euforia, masker tidak dipakai, kegiatan keagamaan bebas, lepas, kegiatan olahraga juga, dan muncul varian baru juga, yang double mutan, rumah sakit kolaps tidak mampu menangani, kremasi di mana-mana, kenapa ini terjadi? Lengah!” bebernya.
Tak hanya itu, mantan Kapolri ini juga meminta semua pihak bersatu dalam mengampanyekan protokol kesehatan. Menurutnya, protokol kesehatan tetaplah yang utama, di tengah kehadiran program vaksinasi yang kini dijalankan.
“Oleh karena itu, kita jangan lengah dan jangan lelah untuk mengkampanyekan terus memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan, kurangi mobilitas yang tidak perlu,” pesan purnawirawan jenderal Polisi ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pertemuan massal, rendahnya tingkat vaksinasi, dan varian baru virus corona yang ganas menyebabkan kasus COVID-19 di India melonjak parah.
WHO menyebutkan, kombinasi ketiga penyebab tersebut menjadi "badai sempurna" yang membuat gelombang kedua COVID-19 yang mematikan di India.
Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic memperingatkan agar India tidak menyalahkan varian baru virus corona sebagai satu-satunya penyebab tsunami COVID-19 yang melanda dalam beberapa pekan terakhir.
Jasarevic menyatakan bahwa perilaku berpuas diri terhadap capaian berkurangnya kasus juga telah memainkan peran dalam mendorong sistem perawatan kesehatan negara itu berada di ambang kehancuran.
Satu varian baru virus corona yang ditemukan beredar di India, B.1.617 yang memiliki dua mutasi, dianggap lebih menular, menurut beberapa laporan sains dan anekdot awal dari dokter di garis depan.
India mencatat satu hari lagi dengan kasus baru COVID-19 lebih dari 300.000 dan 2.771 kematian baru pada Selasa (27/4).
Namun, para ahli kesehatan yakin jumlah korban resmi jauh lebih tinggi karena negara bagian padat penduduk, seperti Uttar Pradesh dan Gujarat dituduh kurang menghitung kematian dan kasus COVID-19. (Knu)
Baca Juga
Bantu Loloskan WNI dari India Tanpa Karantina, Tiga Orang Ditangkap
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun
Artis Onadio Leonardo Ditangkap Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Penyalahgunaan Narkoba
Nikita Mirzani Divonis 4 Tahun Bui di Kasus Pemerasan Bos Skincare, Bayar Denda Rp 1 M
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi