Menanti Kain Tenun Donggala Masuk Kurikulum SMK


Pemilik industri rumahan kain tenun Donggala mendorong tenun Donggala masuk kurikulum pembelajaran yang berstatus ekstrakurikuler pada sekolah menengah kejuruan. (Foto: YouTube/ Afrin Meyriana)
TENUN Donggala, Sulawesi Tengah, kesohor dengan keindahan dan nilai sejarahnya. Kain ini telah tembus pasar mancanegara. Selain itu, para peminat budaya telah menyatakan ketinggian makna motif kain ini. Namun, kesohoran kain ini tak diikuti oleh kemauan anak muda setempat untuk merawatnya.
Ada berbagai kemungkinan mengapa kain tenun ini kurang diminati di kalangan anak muda. Antara lain karena kurangnya pemahaman anak muda tentang kain ini.
Karena itulah, pemilik industri rumahan kain tenun Donggala mendorong tenun Donggala masuk kurikulum pembelajaran yang berstatus ekstrakurikuler pada sekolah menengah kejuruan (SMK) di Provinsi Sulawesi Tengah.
"Ini adalah keterampilan yang memiliki latar belakang bisnis sehingga harusnya masuk dalam kurikulum belajar di sekolah khususnya SMK meskipun sebagai ekstrakurikuler," kata Pemilik industri rumahan Kain tenun Donggala, Liswati di Palu, Selasa, seperti dilaporkan Antara (22/11).
Dia menjelaskan bahwa saat ini rata-rata para penenun telah berusia senja dan sulit untuk mendapatkan anak-anak muda yang memiliki ketertarikan pada keterampilan tenun.
Padahal tenun merupakan keterampilan yang dapat mendatangkan nilai ekonomi bagi para pemiliknya. Sudah seharusnya dapat menjadi salah satu solusi bagi pemerintah melalui sektor pendidikan dalam mengurangi angka pengangguran.
Baca juga:

"Kalau SMK itu difokuskan untuk menyiapkan anak muda untuk menghadapi dunia kerja setelah sekolah maka solusi itu dengan cara masukan ini sebagai salah satu kurikulum, meskipun tidak semua nantinya akan suka dengan itu akan tetapi pasti akan ada sebagian yang tertarik dengan keterampilan menenun," ucapnya.
Saat ini kain tenun Donggala yang digunakan membuat batik bomba khas Sulawesi telah berulangkali menembus pasar industri pakaian mancanegara seperti Amerika Serikat.
"Pertama kali kami mengirim ke luar negeri itu 2015 dan sejak itu sudah mulai rutin melakukan pengiriman sampai dengan sekarang," kata Liswati.
Dia menjelaskan sekali melakukan pengiriman ke luar negeri seperti Amerika Serikat pihaknya dapat meraup keuntungan hingga Rp10 juta untuk beberapa kain tenun Donggala yang dijual mulai dari harga Rp200 ribu sampai Rp2 juta.
"Karena biasanya kalau permintaan dari luar negeri itu tidak hanya satu atau dua lembar tapi jumlahnya cukup banyak, dan saat ini bukan hanya ke Amerika saja namun juga sudah ke negeri India," jelasnya.
Baca juga:

Untuk pasar domestik, Liswati mengaku sudah melayani permintaan ke seluruh wilayah nusantara, baik dilakukan secara individu maupun bersama pihak pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
"Kalau pasar dalam negeri paling banyak permintaan itu dari Surabaya dan Jakarta, akan tetapi secara umum hampir seluruh provinsi sudah pernah kami layani untuk permintaan kain tenun Donggala dengan total keuntungan dalam satu bulan itu bisa mencapai Rp70 juta," katanya.
Keluarga Liswati telah memulai produksi kain tenun Donggala sejak 1975. Kala itu fasilitas pendukungnya belum begitu memadai.
"Kalau saya sendiri adalah generasi pertama dari bapak dalam melanjutkan usaha ini mulai tahun 2000 sampai dengan sekarang," ucapnya.
Liswati mengaku memilih untuk melanjutkan industri tersebut karena mengandung nilai budaya yang dalam serta sejarah yang tidak dapat dinilai dari sisi ekonomi.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah dapat mengedepankan berbagai program kerja yang dapat memberdayakan berbagai ekonomi dengan basis budaya.
"Karena melestarikan budaya adalah tanggung jawab bersama bukan individu saja," sebut Liswati. (*)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Gempa Dangkal Parigi Moutong Terasa Hingga Palu dan Poso, BKMG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Landa Parigi Moutong Sulteng Pagi Tadi, Sekolah Langsung Diliburkan

Jakarta dan Sulteng Buka Peluang Kerja Sama Bidang Pangan hingga Layanan Digital

NES by HDK Angkat Tenun Lagosi dan Pemberdayaan Sosial di JF3 2025

KPK Didesak Usut Dugaan Korupsi Bupati Banggai

Aktivitas Sesar Palu Koro Picu Gempa Dangkal 4,5 M di Sigi

Ahmad Ali Terindikasi Lakukan Politik Uang, Bagikan Sembako hingga Uang Tunai ke Warga

Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi

Tip Menjaga Kondisi Kain Tenun Katun Tetap Awet dan Bagus Warnanya
