Melihat Akulturasi Mesra Etnis Tionghoa dan Masyarakat Indonesia di Masa Lalu


Acara dialog kebangsaan Perhimpunan Indonesia Tinghoa (INTI) Provinsi Banten. (MP/Kanugrahan)
MerahPutih.com - Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Provinsi Banten mengelar acara dialog kebangsaan untuk memperkuat rasa nasionalisme di kalangan warga etnis Tionghoa.
Acara dialog diisi dengan diskusi tentang sejarah peran etnis Tionghoa selama ratusan tahun memperjuangkan kemerdekaan dan kemajuan bangsa.
Tokoh Pemuda Tionghoa, Kristan dalam acara tersebut memaparkan, akulturasi mesra antara masyarakat asli Indonesia dan etnis Tionghoa sudah terjalin sejak lama.

"Itu terjadi secara natural tanpa ada paksaan dan desakan. Hal itu juga terjadi secara inisiatif penuh ketulusan," kata Kris dalam acara diskusi di Restoran Kisamaun, Tangerang, Banten, Sabtu (6/4).
Untuk itu, Kris mengajak agar generasi muda mau belajar dan mencontoh sinergi yang dijalin etnis Tionghoa dengan masyarakat Indonesia pada masa lalu. Salah satunya Kiai Tapa dan Presiden pertama, Sukarno.
"Harapannya kaum muda mencontoh itu, tanpa rasa saling curiga agar Indonesia menjadi lebih baik. Kita bisa menjadi lebih besar kalau kepentingan antar golongan sudah tak ada lagi," jelasnya.
Kris menilai, banyak pahlawan dari etnis Tionghoa yang tak terdaftar dan tak dikenal oleh generasi muda.
"Kami harap mereka jadi pahlawan secara fair. Kemensos misalnya. Tapi, kami sudah berterima kasih setelah Jhon Lie diangkat jadi pahlawan," katanya.
Ia melanjutkan, mungkin masih ada beberapa tokoh yang layak dijadikan pahlawan. Seperti Laskar Tionghoa yang saat perang pada 10 Novemver Surabaya membantu Bung Tomo di Hotel Yamato. (Knu)
Baca Juga: Tingkatkan Rasa Nasionalisme, INTI Gelar Dialog Kebangsaan
Bagikan
Berita Terkait
Fraksi Golkar Minta Rencana Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Ditinjau Kembali

Mengapa Indonesia Punya Banyak Pahlawan Nasional? Sejarah Pemberian Gelar Pahlawan dan Kontroversi Panasnya

Penulisan Ulang Sejarah Indonesia Diklaim Sudah Disetujui, Bakal Habiskan Anggaran Rp 9 Miliar

Tulis Sejarah Ulang Indonesia, Menbud Fadli Zon Libatkan 113 Penulis

AKSI Kritik Proyek Penulisan Ulang 'Sejarah Resmi', Disebut sebagai 'Kebijakan Otoriter untuk Legitimasi Kekuasaan'

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui

26 Tahun Kiprah Perhimpunan INTI, Ambil Peran Merajut Kebinekaan Indonesia

Sultanah Nahrasiyah, Jejak Perempuan Pemimpin dari Samudra Pasai

Petualangan Waktu ke Samudra Pasai, Melihat Kehidupan Masyarakat Pesisir di Kerajaan Besar Bercorak Islam di Sumatera

Sejarah Libur Panjang Ramadan Anak Sekolah Masa Kolonial, Kisah-Kisah Seru Mengisi Waktu Libur
