Kesehatan

Masalah yang Biasa Timbul pada Ibu Menyusui

P Suryo RP Suryo R - Jumat, 10 Agustus 2018
Masalah yang Biasa Timbul pada Ibu Menyusui

Menyusui harus memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan. (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran:
14
Audio:

MENJADI orang tua jelas bukan pekerjaan mudah. Selain mengurus bayi, ibu baru harus mempelaari aspek lain dalam perjalanannya menjadi orang tua. Salah satu tugas terpenting seorang ibu adalah menyusui bayinya. Menyusui menjadi pengalaman menyenangkan bagi ibu. Namun selama menyusui, terjadi pasang surut. Bagi beberapa orang menyusui adalah tugas mudah tetapi bagi yang lainnya mungkin sering terjadi berbagai hambatan.

Jika kamu adalah ibu yang baru pertama kali melahirkan, kamu pasti menghadapi sedikit ketidakpastian tentang larangan-larangan dari teknik dan cara menyusui yang benar. Berikut beberapa permasalahan dan hambatan yang dihadapi ibu yang baru menyusui:

1. Saluran ASI tersumbat

Tidak mengeluarkan susu secara rutin dari payudara dapat menyebabkan saluran tersumbat. Muncul kemerahan dan benjolan lunak di salah satu wilayah. Benjolan lunak di salah satu bagian payudara menunjukkan saluran tersumbat.Beberapa hal yang dapat menyebabkan saluran asi tersumbat seperti jarang menyusui bayi, susu mengental, atau memakai pakaian ketat. Pijat lembut dii atas benjolan saat menyusui untuk mengurangi ketidaknyamanan. Kamu juga bisa menggunakan kompres hangat di bagian benjolan tersebut.

menyusui
Salah satu kendala yang kerap terjadi adalah penyumbatan. (Foto: Pexels/Pixabay)

2. Payudara Bengkak atau Penuh

Penuhnya payudara adalah hal yang biasa terjadi pasca melahirkan. Ini biasa terjadi setelah 3 hingga 5 hari setelah melahirkan, Biasanya payudara mulai terasa keras, berat dan panas. Asi yang mulai mengalir keluar dari payudara normal terjadi. Untuk mengatasi masalah tersebut, pastikan bayi selalu meminumnya secara rutin. Dengan demikian, asi dapat dikeluarkan dan payudara akan terasa lebih ringan jika sering menyusui bayi. Lambat laun payudara pun akan terasa lebih ringan. Produksi susu akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.

3. Hiperemia Payudara

Hiperemia payudara adalah peningkatan volume darah pada jaringan tertentu dan merupakan proses aktif aliran darah ditasai arteriol. Gejala yang umum terjadi adalah jaringan yang terkena akan berwarna lebih merah karena penyumbatan oleh darah yang teroksigenasi. Sang ibu juga biasa akan mengalami demam. Namun jangan khawatir. Demam tersebut biasanya reda dalam 24 jam. Untuk mengatasi masalah ini, pastikan untuk mengeluarkan susu secara berkala. Berikan asi pada bayi sering. Setelah menyusui bayi, kompres dengan air dingin. Jika bayi sulit meminum asi, gunakan pompa asi untuk membuat payudara lunak.

menyusui
Payudaraumumnya dapat penuh pasca melahirkan. (Foto: Pixabay/StockSnap)

4. Radang Payudara

Pembengkakan keras di payudara disertai dengan kemerahan dan nyeri yang parah merupakan gejala mastitis atau radang payudara. Sama seperti hiperemia, mastitis juga menyebabkan demam pada ibu. Biasanya, mastitis hanya terjadi di tiga minggu pertama pasca persalinan namun dapat juga terjadi saat menyusui. Penyebabnya yakni susu yang tertinggal di payudara. Untuk mencegah mastitis jangan tinggalkan bercak susu di sekitar payudara. Kita juga bisa kompres payudara dengan air hangat. Jika mastitisnya cukup parah, gunakan analgesik dengan resep dokter.

5. Abses Payudara

Jika daerah sekitar payudara ada benjolan, bisa jadi abses payudara. Abses terjadi jika mastitis belum diatasi dengan baik. Ketika kita meraba bagian payudara yang terindikasi abses, maka akan terasa wilayah tersebut seperti dipenuhi cairan. Kulit yang terkena abses bisa berubah warna. Carilah bantuan medis untuk mengatasi abses tersebut. Biasanya bisa dilakukan dengan menggunakan kateter. Dalam beberapa kasus, si ibu dengan abses payudara harus meminum antibiotik. Namun jangan khawatir, si ibu masih bisa menyusui pada payudara yang terkena abses.

menyusui
Upayakan untuk membersihkan payudara. (Foto: Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

6. Retak Pada Puting

Keretakan pada puting diindikasi oleh nyeri puting yang parah saat bayi menghisap asi terlalu kencang. Cara menyusui yang buruk dapat menyebabkan puting sakit. Ketika bayi menarik masuk dan keluar puting saat menyusui dapat membuat puting ibu terluka dan retak. Pastikan posisi bayi saat menyusui sudah tepat. Luka ini dapat sembuh dengan sendirinya.


7. Infeksi Jamur

Jamur dapat menginfeksi ibu maupun bayi yang disusui. Infeksi yang muncul pada ibu yakni munculnya ruam dan gatal di sekitar areola. Sementara gejala yang timbul pada bayi yakni muncul bintik-bintik putih di sekitar pipi atau di atas lidah. Sariawan tersebut disebabkan oleh infeksi jamur candida albicans. Bintik tersebut mungkin tak bisa dihapus dengan mudah. Jika ibu merasa sakit, ibu dan bayi harus segera diperiksakan ke dokter.

menyusui
Pastikan payudara bersih dari jamur. (Foto: Pixabay/fancycrave1)

8. Produksi ASI tidak Memadai

Permasalahan yang satu ini paling sering terjadi pada ibu yang menyusui. Biasanya ibu merasa asi yang diberikan pada bayinya tidak cukup. Jumlah asi yang tak memadai dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah. Faktor lain yang menyebabkan jumalh asi sedikit yakni jarang menyusui bayi, durasi menyusui yang pendek, hingga memberikan anak makanan selain asi, menggunakan dot atau empeng terlalu sering. Bicarakan pada dokter anak apakah jumlah asi yang diberikan cukup atau tidak. Ibu juga harus mencoba teknik menyusui dengan posisi lain. Periksakan juga kesehatan anak. Jumlah asi yang rendah juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis. Lakukan konseling dengan psikolog jika penyebabnya adalah faktor psikologis.


9. Bayi Kesulitan Minum dari Puting

Sulitnya bayi menyedot asi terjadi karena puting terlalu besar atau panjang.Puting yang terbalik dapat menyebabkan bayi sulit menarik sehingga asi tidak keluar. Cara terbaiknya adalah kontak langsung antara kulit bayi dan kulit payudara selama beberapa saat. Berikan mereka susu sesaat setelah mereka lahir. Mereka akan terbiasa dengan payudara ibunya dan menyusui dengan lancar. Hindari botol susu.

Itulah beberapa permasalahan yang kerap terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Keadaan akan membaik seiring pertumbuhan bayi. Menyusui adalah perjalanan yang indah dan menyenangkan. Dibutuhkan sedikit kesabaran dan memahami kebutuhan makan bayi. Dengan memahami kebutuhan bayi, kegiatan menyusui menjadi waktu ikatan yang baik antara ibu dan anak. (avia)

#ASI
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Pentingnya ASI di 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Hormon oksitosin (hormon yang membantu mengeluarkan ASI) dan prolaktin (merangsang produksi ASI) akan otomatis keluar apabila ibu aktif menyusui.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Maret 2024
Pentingnya ASI di 1.000 Hari Pertama Kehidupan
Fun
Pentingnya Memilih Alat Pompa ASI yang Tepat
Kesehatan bayi dan ibu menjadi prioritas utama.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 03 Agustus 2023
Pentingnya Memilih Alat Pompa ASI yang Tepat
Fun
Frekuensi Ideal Memompa ASI Bagi Busui
Bergantung pada alasan mengapa busui perlu memompa
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 02 Agustus 2023
Frekuensi Ideal Memompa ASI Bagi Busui
Fun
Pahami Bahaya MPASI Dini
Sayangnya masih banyak orangtua yang merasa anaknya selalu kelaparan.
P Suryo R - Sabtu, 25 Februari 2023
Pahami Bahaya MPASI Dini
Indonesia
Kemenkes Sebut Susu Kental Manis Tidak Bisa Gantikan ASI
Produk susu kental manis tidak dapat menggantikan asupan Air Susu Ibu (ASI) dan tidak cocok untuk diberikan pada bayi di bawah usia 12 bulan, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan RI.
Mula Akmal - Kamis, 16 Februari 2023
Kemenkes Sebut Susu Kental Manis Tidak Bisa Gantikan ASI
Fun
Tanda-tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi
Lipase adalah enzim yang biasanya ada dalam ASI.
P Suryo R - Selasa, 17 Januari 2023
Tanda-tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi
Bagikan