Mangkir Panggilan Penyidik, Fransiska Tuding Sandiaga Berlindung di Balik Jabatan
Sandiaga Uno (tengah) di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (18/1). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Merahputih.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno batal memenuhi panggilan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sandi beralasan, ada kegiatan yang tak bisa ditinggalkan.
Hal itu pun membuat pelapor, Fransiska Kumalawati merasa kecewa karena Sandiaga dinilai semena-mena tak memenuhi undangan penyidik. Sandi juga dituding menggunakan fasilitas negara untuk menghadapi kasus pribadinya.
"Wah enak ya sudah jadi pejabat setiap dipanggil, diminta keterangannya kalau bosan langsung minta tunda. Ini urusan pribadi yang dilakukan sebelum menjabat. Kok sekarang gayanya sudah melebihi yang lain, bahkan pakai biro hukum DKI buat minta jadwal ulang. Wah mempergunakan fasilitas jabatan untuk kepentingan pribadi dong itu namanya," kata Fransiska melalui pesan singkat, Selasa (6/2).
Ia menjeaskan, keterangan dari PPATK yang menyatakan bahwa akun bank atas nama rekan Sandiaga, yakni Andreas Tjahyadi, yang dimasukan uang hasil pembayaran dari pembeli, Ho Ing Hing ditutup setelah uang hasil penjualan tersebut diambil tunai.
"Coba saja bayangkan berapa koper itu? Jadi selama ini uangnya jalan-jalan kemana ya?" kata Fransiska.
Dalam dokumen perjanjian yang ditandatangi Sandiaga Uno, Andreas Tjahjadi, Djoni Hidayat, Triseptika Maryulyn, Effendi Pasaribu dan Sunaryati jelas disebut bahwa semua hasil penjualan atas aset-aset akan ditransfer ke sebuah rekening atas nama Andreas Tjahjadi.
"kami menyatakan bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut serta kami membebaskan pihak pembeli dan pihak notaris/PPAT atas ditransfernya kedalam rekening bank tersebut," bunyi petikan surat tersebut.
Fransiska menambahkan, menurutnya Andreas dan Sandiaga sebagai pemilik modal. Dalam kepemilikan perusahaan PT Japirex, Sandiaga memegang 40 persen saham dan Andreas sebanyak 60 persen.
"Apa Andreas kurang kerjaan memberitahu Sandi bahwa dia memindah-mindah penyimpanan uang sebesar Rp12 milyar. Atau Andreas hanya mengikuti perintah Sandi? Dan penjualan lahan tersebut adalah fiktif. Karena sampai hari ini kantor dan gudang tidak pernah digunakan sama sekali. Penjaganya pun masih orang yang sama," pungkasnya. (Ayp)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
Polisi Duga Ada Pelaku Lain yang Terlibat dalam Penculikan dan Pembunuhan Alvaro
Polda Metro Jaya Bikin Janji Manis Tak Akan Hentikan Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru
Polda Metro Jaya Gelar 'Sikat Jaya 2025' selama 14 Hari, Fokus Berantas Curanmor hingga Aksi Premanisme
Tidak Ada Tanda Kekerasan Lain di Jenazah Ayah Tiri Alvaro, Gantung Diri Setelah Izin Ganti Celana Kotor
Polda dan Polres Jaksel Beda Suara Ihwal TKP Bunuh Diri Ayah Tiri Alvaro
Antisipasi Demo Buruh, Polisi Siapkan Pengalihan Arus Lalu Lintas di Jakarta
Aksi Cepat Bhabinkamtibmas Selamatkan Warga Tenggelam Terbawa Arus di Jakarta Utara
Kapolda Metro Minta Pelajar Jadi Tangan Kanan Polisi Cegah Bully & Radikalisme di Sekolah
Mengaku Polisi, Seorang Suami Berkomplot dengan Istri Bawa Kabur Mobil Milik Driver Online di Rest Area Cibubur