Suara Milenial 'Zaman Now' Tentang Makna Harkitnas


Pelajar mengamati diorama sejarah di Museum Kebangkitan Nasional (ex Gedung Stovia), Jakarta, Sabtu (19/5). Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada tanggal 20 Mei merupakan refleksi mengenang
MerahPutih.com - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada setiap tanggal 20 Mei dimaknai berbeda para pemuda masa kini atau lebih gaul disebut kamu milenial 'zaman now'.
Misalnya, Fara Ulfa (24) memaknai kebangkitan itu sebagai suatu upaya seseorang untuk membuat kehidupan yang lebih baik, untuk diri sendiri maupun untuk bangsa dan negara.
"Sebagai perempuan aku berusaha untuk bangkit dengan menggunakan senjatanya ilmu, thesis salah satunya lah. Dinikmati saja, namanya juga lagi perjuangan. Makin berilmu, insya Allah makin bangkit, semakin kuat, bisa bermanfaat bagi orang banyak," ujar mahasiswi yang sedang merampungkan studi magister psikologinya itu, Minggu (20/5).
Beda lagi, makna Harkitnas bagi seorang polisi muda Brigpol Ari Purwono (30). Menurut dia, pemuda harus memiliki jiwa jiwa pantang menyerah, optimistis dan kerja keras sebagaimana yang telah dicontohkan para pahlawan dulu saat merebut kemerdekaan dari para penjajah. Dalam konteks kekinian, polisi tidak boleh takut dengan aksi terorisme yang terjadi belakangan ini.
"Sebagai seorang polisi, aku berharap dengan adanya momentum Harkitnas ini dapat menjadi landasan filosofi bahwa Polri tidak pernah takut terhadap terorisme yang sedang terjadi saat sekarang ini. Selalu bangkit lagi, lagi, dan lagi," kata Brigpol Ari.
Senada dengan Ari, seorang guru muda Alfadrus (27) memaknai Harkitnas sebagai bangkitnya Indonesia dari segala macam keterpurukan, terutama dari sisi keamanan yang sempat terusik dengan adanya aksi terorisme dua pekan terakhir.
"Dari segi keamanan, Indonesia harus terbebas dari segala bentuk ancaman terorisme dan kriminalitas yang semakin banyak dan juga tindak penipuan yang tinggi," ujar dia dilansir Antara.
Pendidikan Pria yang mengajarkan ilmu Matematika itu juga menyoroti persoalan pendidikan di Indonesia terutama soal efektivitas program wajib belajar dari pemerintah dan juga kesejahteraan guru yang relatif masih rendah.
"Dari segi pendidikan, untuk saat ini memang menuju peningkatan dengan program wajib belajar 12 tahun walau pada kenyataannya SMA tetap banyak SPP. Tetapi untuk sistem pendidikannya enggak banget karena kurikulum 2013 ini tidak tepat dalam dapat mencapai tujuannya yaitu mencerdaskan bangsa," kata Alfadrus.

Mahasiswa dari berbagai organisasi pencinta alam se Jawa Timur serta masyarakat mengikuti upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional di Taman Bungkul, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (20/5). Selain upacara, mereka juga mengelar aksi penolakan terhadap para teroris serta menyerukan perdamaian kepada masyarakat agar tetap rukun tanpa melihat perbedaan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Ali Mustofa (28) seorang pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN), menuturkan Harkitnas seharusnya menjadi hari di mana setiap insan di Indonesia bersatu serta memiliki semangat nasionalisme dengan tolak ukur berupa cara pandang yang sama terkait upaya mengembangkan negeri ini.
Menurut dia, saat ini kondisinya jauh dari nasionalisme, yang bisa dilihat dengan jumlah partai politik yang banyak tapi mengusung semangat golongan alias demokrasi kebablasan.
"Heran nya visi dan misi partai itu sebenarnya sama kalau dilihat dari spanduk, iklan TV atau pun ketika kampanye yaitu memakmurkan negara Indonesia/ Aku semagai pemuda Indonesia tidak percaya kalau semangat Nasionalisme itu ada. Kalaupun ada, mungkin harus dijajah dulu sama negara lain baru kita melek dan tergopoh-gopoh bawa bambu runcing," ujar Ali. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Makna dan Logo Hari Kebangkitan Nasional Ke-116, Menuju Indonesia Emas

Hari Kebangkitan Nasional 2024: Merayakan Semangat Kebangsaan dan Persatuan Indonesia

Perumnas Hadirkan Hunian Smart Living untuk Milenial dan Gen Z

Studi: Milenial akan Jadi Generasi Paling Tajir Sepanjang Sejarah

Anak Muda Indonesia Miliki Keunikan Saat Kulineran

Menurut Survei, Gen Z dan Milenial Rela Habiskan Setengah Anggaran untuk Belanja dan Liburan

Milenial dan Gen Z Harus Bergerak Selamatkan Demokrasi
Kaesang Ajak Anak Muda Tidak Golput saat Keliling Kota Bandung

Milenia Berburu Rumah Subsidi

Pengamat Ungkap Prabowo Sukses Meraih Hati Pemilih Milenial
