Macan Tutul yang Tersisa di TNGGP Sisa 2 Ekor

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 18 Mei 2018
Macan Tutul yang Tersisa di TNGGP Sisa 2 Ekor

Hutan TNGGP (MP/Angga Yudha Pratama)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Populasi macan tutul Jawa (panthera pardus melas) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terancam punah akibat beberapa faktor.

"Pada Kamis, (17/5) ada seekor anak macan tutul yang turun gunung ke permukiman warga, ada beberapa faktor penyebabnya seperti kurangnya makanan di habitatnya dan juga bisa saja macan itu tengah berlatih berburu atau tersasar. Karena saat dilepasliarkan kembali induk dari anak macan tutul tersebut ada di sekitar lokasi," ujar Kepala Resor Selabintana TNGGP, Dadi Haryadi di Sukabumi, Jumat (8/5).

Menurutnya, antisipasi agar macan tutul Jawa yang berada di di TNGGP ini tidak punah dengan secara berkelanjutan melakukan pemantauan kamera jebakan baik format foto dan video.

Untuk di wilayah Selabintana sebenarnya bukan merupakan lokasi pemantauan, tetapi di daerah Cimungkad. Namun dari hasil penelusuran ternyata di daerah ini akan dipasang kamera untuk memantau berapa limpahan populasinya.

Macan tutul Jawa ini merupakan satwa yang prioritas keberadaannya sehingga selalu dipantau setiap aktivitasnya. Seperti belum lama ini pihaknya menemukan tanda-tanda keberadaannya yang ditandai adanya bekas cakaran di batang pohon.

"Saat ini diperkirakan masih ada sekitar dua ekor macan tutul dengan corak bulu totol hitam kuning ini yang berhasil dideteksi melalui kamera trap atau jebakan," katanya dikutip Antara.

Dadi mengatakan jarak terdekat dari habitat asli macan tutul hanya 1,4 kilometer dari permukiman warga, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus agar habitatnya dan rantai makanannya tidak terganggu.

Namun, beberapa waktu lalu, macan tutul jawa masuk ke permukiman warga di Kampung Perbawati, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan menerkam beberapa ekor ternak unggas milik warga.

"Awalnya saya menyangkap suara ribut di dekat kandang ayam saya ada anjing yang masuk, ternyata setela diperiksa dan dilihat ke kolong rumah ada seekor macan tutul," kata pemilik rumah Hendi di Sukabumi.

Macan tutul yang tertangkap perangkap kamera di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (Youtube/TN Gunung Gede Pangrango)

Macan tutul tersebut masuk ke permukiman warga di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi ini sekitar pukul 00.00 WIB. Saat itu, pemilik rumah yakni Hendi terkejut ada suara berisik muncul dari belakang rumahnya. Karena penasaran dan khawatir ternaknya diganggu anjing liar, ia pun memberanikan diri untuk memeriksa. Pria itu terkejut melihat sudah banyak bulu ayam berserakan di halaman rumahnya.

Awalnya ia mengira ayam yang diternaknya dimangsa oleh anjing liar, tetapi saat memeriksa ke kolong rumah dengan menggunakan senter, ia terkejut karena melihat macan tutul tengah bersembunyi. "Saya langsung masuk ke dalam khawatir macan itu menyerang saya dan baru memberanikan diri menghubungi rekan dan ke tetangga saat sahur. Ada dua ekor ayam saya yang dimangsa macan itu," tambahnya.

Diduga, macan tutul tersebut masuk ke permukiman warga karena lapar, karena tidak jauh dari lokasi merupakan hutan yang berada di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede dan Pangrango (BBTNGGP).

Kondisi hutan TNGGP jalur Gunung Puteri (MP/Angga Yudha Pratama)

Dengan sigap, Tim gabungan dari Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Safari Indonesia akhirnya mengevakuasi macan tutul dari permukiman warga. "Untuk mengevakuasi macan tutul Jawa yang bersembunyi di permukiman warga di Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi kami harus membiusnya terlebih dahulu khawatir berontak," kata dokter hewan Taman Safari Indonesia Bongot Huaso Mulia di Sukabumi.

Menurut dia, predator bernama latin Phantera Pardus Melas itu usianya diperkirakan masih sekitar satu tahun atau belum dewasa. Dilihat dari jumlah gigi dan panjang badan yang hanya 90 centimeter (cm) macan ini masih muda atau anak. Pihaknya juga masih menunggu macan tutul ini sadarkan diri setelah menjalani pembiuasan sehingga untuk sementara disimpan dahulu di kandang transit yang nantinya setelah pengaruh obat biusnya hilang dipindah ke kandang yang lebih besar.

Alun-Alun Surya Kencana TNGGP (MP/Angga Yudha Pratama)

Kondisinya pun saat ini cukup lemah walaupun sudah memakan dua ekor ayam milik warga. Setelah sadar akan diberikan makan dan minum dahulu untuk mengembalikan tenaganya. "Kami belum berencana melepasliarkan kembali anak macan tutul ini, karena kondisi kesehatannya kurang fit maka dari perlu adanya pemantauan dari tim khusus hingga benar-benar sehat," tambahnya.

Sementara, dokter hewan Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Wahyu Hananto mengatakan ada beberapa penyebab macan tutul ini turun gunung seperti kekurangan makanan di habitatnya atau bisa juga tengah berlatih berburu sehingga tersasar sampai permukiman warga. (*)

#Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Kawah Wadon Gunung Gede Berasap, TNGGP Catat Tidak Aktivitas Erupsi
“Hingga saat ini tidak ada aktivitas yang mengarah pada erupsi atau meletus,"
Wisnu Cipto - Kamis, 17 Juli 2025
Kawah Wadon Gunung Gede Berasap, TNGGP Catat Tidak Aktivitas Erupsi
Indonesia
Pelanggar Aturan di Gunung Gede-Pangrango Terancam Masuk ke Daftar Hitam Pendakian Nasional
Patroli akan dilakukan di sepanjang jalur pendakian, sumber mata air, hingga Alun-alun Suryakancana, area yang sering digunakan untuk berkemah
Angga Yudha Pratama - Selasa, 06 Mei 2025
Pelanggar Aturan di Gunung Gede-Pangrango Terancam Masuk ke Daftar Hitam Pendakian Nasional
Indonesia
Akhirnya Gunung Gede Dibuka Kembali, Pendaki Dilarang Dekati Kawah Wadon
Para pendaki tetap dilarang mendekati Kawah Wadon.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 April 2025
Akhirnya Gunung Gede Dibuka Kembali, Pendaki Dilarang Dekati Kawah Wadon
Indonesia
Pendakian Gunung Gede Ditutup sampai Pekan Depan, Begini Cara Dapat Refund Tiket
Penutupan dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Gede.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 14 April 2025
Pendakian Gunung Gede Ditutup sampai Pekan Depan, Begini Cara Dapat Refund Tiket
Indonesia
Letusan Freatik dan Gas Masih Jadi Ancaman, Pendakian ke Gede Pangrango Ditutu Sampai 21 April
Penutupan pendakian kembali diperpanjang mulai tanggal 14 April sampai 21 April, guna menghindari hal yang tidak diinginkan seiring peningkatan gempa vulkanik yang terjadi di Gunung Gede
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Letusan Freatik dan Gas Masih Jadi Ancaman, Pendakian ke Gede Pangrango Ditutu Sampai 21 April
Indonesia
Waspadai Letusan dan Gas Berbahaya, Penutupan Pendakian Gunung Gede-Pangrango Diperpanjang
Penutupan pendakian Gunung Gede diperpanjang hingga Senin 7 April 2025 karena terjadi peningkatan gempa vulkanis
Wisnu Cipto - Kamis, 03 April 2025
Waspadai Letusan dan Gas Berbahaya, Penutupan Pendakian Gunung Gede-Pangrango Diperpanjang
Indonesia
Petugas Antisipasi Meluasnya Kebakaran Alun-Alun Suryakencana Gunung Gede
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tepatnya di Alun-alun Suryakancana.
Zulfikar Sy - Senin, 18 September 2023
Petugas Antisipasi Meluasnya Kebakaran Alun-Alun Suryakencana Gunung Gede
Indonesia
Penjelasan TNGGP soal Fenomena Es di Puncak Gunung Gede Pangrango
Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Sapto Aji menjelaskan, peristiwa itu terjadi karena adanya penurunan suhu di puncak gunung karena musim kemarau.
Andika Pratama - Selasa, 01 Agustus 2023
Penjelasan TNGGP soal Fenomena Es di Puncak Gunung Gede Pangrango
Indonesia
Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka
Pendaki diminta untuk tetap berhati-hati karena cuaca ekstrem dan gempa susulan masih kerap terjadi.
Zulfikar Sy - Jumat, 10 Februari 2023
Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka
Bagikan