Lupakan K-Pop dan K-Drama, Siap-Siap Serbuan Hallyu Baru: K-Lit!


Novelis Korea Selatan Han Kang terima Hadiah Nobel bidang sastra dan ikut mendorong perkembangan K-Lit. (Foto: Allkpop)
MerahPutih.com - Pamor K-Pop dan K-Drama sudah kuat banget di banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, Korea kayaknya enggak mau puas dengan dua itu.
Mereka kini tengah merancang jurus baru buat jadi alat soft power diplomasi budaya: K-Lit atau K-Sastra. Istilah buat menyebut karya sastra anggitan penulis Korea.
Di Australia, K-Lit lagi cukup jadi sorotan. Bagi Ana Paula Lage, seorang psikolog asal Brasil yang kini tinggal di Sydney, membaca sastra Korea adalah cara untuk menjelajahi budaya baru dan memahami dirinya lebih dalam.
"Beberapa karya itu membantu kita menjelajahi diri sendiri. Untuk memahami berbagai emosi atau berhubungan dengan apa yang dialami orang lain," kata Lage, seperti dikutip abc.net.au (12/1).
Kebangkitan K-Lit enggak lepas dari gelombang Hallyu, demam budaya Korea yang melanda dunia. Hallyu meliputi musik, film drama, serial, cara dan produk perawatan kulit, serta kuliner Korea.
Baca juga:
K-Lit masuk babak baru ketika Han Kang, penulis The Vegetarian dan Greek Lessons, memenangkan Nobel Sastra pada Oktober 2024.
Lage sendiri mengaku tertarik budaya Korea saat masa kuncitara di Australia. Ia menonton K-drama Crash Landing on You. Lalu ketertarikannya meluas ke sastra Korea. Ia baru saja menuntaskan Greek Lessons melalui klub buku di Korean Cultural Centre, Sydney.
Menurut Lage, membaca K-Lit kayak menggali temuan arkeologi.
"Dapatnya sepotong demi sepotong. Makin dalam digali, makin bisa dipahami. Cara yang asyik buat menjelajahi kebudayaan dan sisi kemanusiaannya."
Sung-Ae Lee, guru besar Macquarie University, mengatakan melonjaknya minat global terhadap buku Korea sebagian didorong oleh upaya pemerintah menerjemahkan novel-novel ini ke berbagai bahasa.
Baca juga:
"Sastra itu alat soft power yang unik, memungkinkan pembaca global terhubung dengan Korea secara pribadi. Sastra menawarkan cara yang lebih dalam untuk mengeksplorasi keunikan Korea," kata Lee seperti dikuti abc.net.au.
Berbeda dari K-pop yang menawarkan hiburan yang glamor, K-Lit menawarkan sesuatu yang hangat, aneh, hingga gelap.
Di Indonesia sendiri, tiga karya Han Kang yang dianggap mewakili K-Lit sudah diterjemahkan oleh Penerbit Baca. Judulnya The Vegetarian, Mata Malam, dan White Book.
Jadi, kalau kamu sudah jatuh cinta sama K-Pop dan K-Drama, jangan berhenti di situ aja! K-Lit siap membawa kamu ke petualangan baru yang lebih dalam dan penuh makna. (dru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya

Jimin BTS Mau Ultah, Busan Berubah Menjadi 'Jimin Land' dengan Tur Yacht

Drama Korea-Jepang 'Romantics Anonymous', Ketika Cinta dan Cokelat Jadi Obat untuk Rasa Takut

WOODZ Comeback Usai Wamil, Rilis Single Emosional 'I’ll Never Love Again'

Lirik Lagu 'Stay With Me' Huh Gak, OST K-Drama Populer 'Bon Appétit, Your Majesty'

RM BTS Jadi Kurator untuk Pameran di San Francisco Museum of Modern Art, Menyatukan Budaya lewat Seni

izna Comeback dengan 'Mamma Mia': Bawa Energi, Keberanian, dan Semangat Baru!

Lee Jae Wook dan Choi Sung Eun Bintangi K-Drama 'Last Summer', Drama Romantis yang Penuh Kejutan

Ending ’Bon Appetit, Your Majesty' Terasa Kentang, Ternyata ini Penjelasannya

K-Drama Baru 'Ms. Incognito' Sajikan Roman Kriminal Penuh Intrik, Simak Sinopsis hingga Pemainnya
