Lewat Surat Elektronik, Presiden Sri Lanka Mengundurkan Diri
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Sri Lanka di atas gedung Kantor Perdana Menteridi Kota Kolombo, Sri Lanka, Rabu (13/7/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/wsj.
MerahPutih.com - Setelah desakan berbulan-bulan dan mencapai puncak lewat aksi menduduki rumah Kepresidenan pada awal Juli ini, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengundurkan diri.
Juru Bicara Parlemen menginformasikan, penyampaian pengunduran diri tersebut, melalui surat elektronik yang dikirimkan beberapa jam setelah kabur ke Singapura.
Baca Juga:
Presiden dan PM Sri Lanka Bersedia Lengser setelah Rumahnya Diserbu Massa
Pernyataan pengunduran diri lewat surat elektronik itu, akan menjadi resmi pada Jumat (15/7), setelah surat tersebut diperiksa kebenarannya secara hukum.
Pengumuman pengunduran diri presiden disambut gembira oleh masyarakat di Kolombo, yang saat ini tengah berjuang keluar dari krisis ekonomi, bahan bakar serta inflasi yang tinggi.
Di ibu kota Sri Lanka, massa pengunjuk rasa berkerumun di luar sekretariat presiden. Mereka membangkang aturan jam malam yang diberlakukan di kota tersebut.
Orang-orang yang berkerumun menyalakan kembang api, meneriakkan berbagai slogan, serta berjoget-joget kegirangan di lokasi protes Gota Go Gama. Penyebutan lokasi itu diambil sebagai olok-olok terhadap nama Gotabaya Rajapaksa.
"Seluruh negeri hari ini akan merayakan. Ini adalah kemenangan besar," kata seorang aktivis, Damitha Abeyrathne dikutip Antara.
Keluarga Rajapaksa saat ini, mendominasi politik di negara Asia Selatan itu selama dua dasawarsa.
Rajapaksa pada awalnya kabur ke Maladewa pada Rabu (13/7) dan kemudian ke Singapura pada Kamis (14/7) dengan menggunakan pesawat Arab Saudi.
Pemerintah Maladewa membenarkan negara itu sudah memberikan izin diplomatik bagi sebuah pesawat Angkatan Udara Sri Lanka, yang membawa Presiden Gotabaya Rajapaksa beserta isterinya, untuk transit.
Kementerian luar negeri Singapura mengatakan Rajapaksa telah masuk ke Singapura dalam kapasitas pribadi, dan ia tidak meminta ataupun diberi suaka.
Keputusan Rajapaksa pada Rabu (13/7), untuk menjadikan sekutunya, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, sebagai presiden sementara telah memicu lebih banyak aksi protes. (*)
Baca Juga:
Hongaria Dilanda Unjuk Rasa Setelah Pemerintah Naikkan Pajak
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kebakaran Maut Gedung Terra Drone Cempaka Putih, 21 Terjebak dan 14 Meninggal Dunia
FIFA Rilis Jadwal Lengkap Piala Dunia 2026: Kick Off Paling Awal Jelang Tidur Malam dan Banyak di Jam Kantor
Hasil Super League 2025/2026: Persib Beri Kekalahan Kedua untuk Borneo FC, Berpeluang Geser Persija di Papan Atas
Timnas Filipina U-23 Gebuk Myanmar 2-0, Sinyal Bahaya untuk Indonesia
Idam-idamkan Medali Emas, Timnas Thailand U-23 Langsung Ngegas, Gilas Timor Leste 6-1
Marselino Ferdinan Tidak Jadi Perkuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025 karena Cedera Hamstring, Diganti Rifqi Ray Farandi
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Nias Selatan, Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng
Sri Lanka Nyatakan Keadaan Darurat akibat Banjir dan Longsor
334 Orang Tewas Banjir di Sri Lanka, Presidennya Langsung Tetapkan Status Bencana Nasional
Rusia Kirim Pesan Duka Cita Atas Banjir Sumatra, Putin: Kami Bersama Rakyat Indonesia