LDKS Bukan Ajang Balas Dendam


LDKS yang diselenggarakan SMA AL-Khairiyah sebagai bentuk regenerasi, untuk mempersiapkan bibit-bibit pemimpin masa depan. (Sumber: MP/ fachruddinchalik)
Merahputih Megapolitan - Latihan dasar kepemimpinan sekolah (LDKS) yang digelar oleh SMA Al-khairiyah Jakarta Utara, merupakan ajang kaderisasi, bukan ajang untuk balas dendam. Hal tersebut diungkapkan Itha Masithah. Saat memberikan pengarahan kepada para siswa kelas XI dan XII SMA Al-Khairiyah yang bertindak sebagai panitia pelaksana.
"Tolong diingat, ini adalah wahana untuk kaderisasi, dimana tongkat estafet organisasi osis akan diberikan kepada mereka. Jadi jika ada senior yang berusaha menjadikan acara ini sebagai ajang balas dendam, saya akan drop out langsung dari sekolah," begitu Ancam Itha yang juga sebagai guru Pembina Osis. Di Bogor Jawa Barat (7/11)
Sejak malam tadi para peserta dikejutkan dengan perubahan roundown acara yang tidak sesuai dengan jadwal. Setibanya di Cigamea, para peserta mendapat arahan dari Salgeti, wakil kepala Sekolah SMA Al-khairiyah.
Usai mendapat pengarahan, semua peserta disuruh untuk istirahat dengan alasan agar bisa melakukan aktifitas esok pagi dengan lebih maksimal. Namun Itha meminta kepada para peserta untuk mengenakan celana trainning, supaya tidak kedinginan, mengingat Curug Cigamea, merupakan wilayah Gunung Salak yang terkenal dengan cuaca dingin.
"Semua peserta harus tidur, harus pakai celana trainning semua, pakai baju olah raga, sehingga besok bangun pagi, bisa langsung sholat shubuh dan senam pagi," ujarnya.
Namun pada kenyataannya, dari pantauan merahputih.com para peserta diculik dan dibangunkan dari kamar tidur masing-masing pada pukul 02.00 dini hari, untuk melakukan kegiatan Jurit Malam.
"Jurit malam adalah satu kegiatan sakral yang wajib diikuti peserta didik untuk membangun keberanian mereka, dan menguji mental mereka bagaimana melawan rasa dingin, sementara kepalanya disuruh bekerja dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mentor yang ada disetiap pos," tutup Itha. (Aka)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

Banyak Siswa Keracunan, DPR Minta Kualitas Bahan Makan Bergizi Gratis Diaudit

Sederet Aktivitas MPLS Siswa-siswi Sekolah Rakyat SRMA 10 di Jakarta

Tahap Pertama SPMB 2025 di DKI Jakarta Berjalan Lancar, Kendala Juga Banyak Berkurang

Legislator Temukan Kejanggalan di Proses SPMB, Minta Sistem Dibongkar Habis
Catatan Seleksi Penerimaan Murid 2025 Baru Versi KPK, Pungutan Liar dan Transparasi Bakal Jadi Masalah

Siswa Jawa Barat Melanggar Jam Malam Masuk Barak Militer dan Dapat Surat Peringatan Kepala Sekolah

Polsek Ciputat Timur Gelar Pembinaan Karakter bagi 10 Pelajar Terlibat Tawuran

MAARIF Insitute Nilai Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan Anak Nakal ke Barak Keliru, Bisa Merusakan Sistem Pendidikan

Rencana Dedi Mulyadi Memasukkan ‘Siswa Nakal’ ke Barak Cederai Semangat Demokrasi dan Bertentangan dengan Nilai HAM
