Kumpul Sebelum Konklaf, para Kardinal Bahas Cara Tangani Skandal Pelecehan


Vatikan. (Dok Vatican News)
MERAHPUTIH.COM - KONKLAF untuk memilih paus baru resmi dimulai pada Rabu (7/5). Namun, dalam dua minggu jelang pelaksanaan hajat besar ini, para kardinal telah mengadakan pertemuan. Pembahasan mereka ialah seputar tantangan yang dihadapi gereja.
Seperti dilansir The Korea Times, sekitar 80 persen dari para kardinal diangkat Paus Fransiskus, seorang reformis energik dari Buenos Aires yang selama 12 tahun kepausannya berusaha membuka diri terhadap perubahan dalam gereja.
Namun, para ahli memperingatkan agar tidak serta-merta menganggap bahwa mereka akan memilih paus progresif seperti Fransiskus. Banyak kalangan konservatif berharap akan terpilih paus yang mengembalikan fokus gereja pada doktrin tradisional.
Gereja Katolik yang telah berusia 2.000 tahun ini memiliki pengaruh global yang besar, tetapi sedang berjuang beradaptasi dengan dunia modern dan memulihkan reputasinya akibat skandal pelecehan seksual anak yang meluas oleh para imam. Untuk itulah, selama dua minggu terakhir, para kardinal mengadakan pertemuan hampir setiap hari untuk membahas tantangan yang dihadapi gereja dan seperti apa sosok pemimpin baru yang mereka harapkan.
Baca juga:
Vatikan Bersiap untuk Konklaf, Kapel Sistina Dikunci, 6 Nama Mencuat Jadi Calon Kuat
Dalam pertemuan terakhir sebelum konklaf pada Selasa (6/5) pagi, mereka membahas reformasi yang dilakukan Fransiskus, termasuk dalam hal penanganan pelecehan dan keuangan Vatikan. Demikian diungkap juru bicara pers Matteo Bruni. “Mereka juga menyinggung soal perpecahan dalam Gereja dan perlunya seorang paus yang dapat membawa harapan,” imbuhnya.
Fransiskus dikenal sering menyerukan perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah dan Ukraina. Dalam sebuah pernyataan, para kardinal menyampaikan penyesalan atas kurangnya kemajuan dalam mengakhiri konflik-konflik tersebut, dan menyerukan gencatan senjata serta negosiasi tanpa prasyarat.
Pemungutan suara akan dimulai pada Rabu (7/5) sore, tepat setelah kapel ditutup dari akses berita dan pemutusan komunikasi dengan dunia luar. Kondisi itu akan terus berlangsung hingga salah seorang kardinal memperoleh dukungan dua pertiga dalam pemungutan suara rahasia. Pada abad ke-20 dan ke-21, proses ini biasanya memakan waktu dua hingga lima hari.
Dengan perwakilan dari hampir 70 negara di lima benua, konklaf kali ini menjadi yang terbesar dan paling internasional dalam sejarah.(dwi)
Baca juga:
Jelang Konklaf, para Kardinal Masuk Karantina, Bersumpah tidak Kontak dengan Dunia Luar
Bagikan
Berita Terkait
Soal Pengangguhan Penahanan 7 Tersangka Persekusi Cidahu, Marinus Gea Sebut Kementerian HAM Kirim Sinyal Negara Lindungi Pelaku

Al Pacino Jadi Aktor Pertama yang Bertemu Paus Leo XIV dalam Pertemuan Khusus

Jabat Tangan Paus Leo XIV, Cak Imin: Simbol Persahabatan dan Komitmen Kemanusiaan

Diiisukan Terseret Kasus Dugaan Judi Online, Budi Arie Malah ‘Mejeng’ di Pelantikan Paus Leo XIV

Singgung Banyaknya Kemiskinan hingga Kebencian, Paus Leo XIV Minta Gereja jadi ‘Ragi’ Bagi Dunia

Paus Leo XIV Dilantik Hari ini di Basilika Santo Petrus, 250 Ribu Orang hingga Sejumlah Pemimpin Dunia Hadir

Prabowo tak Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV, Tugasi Menkop Budi Arie

Prabowo yakin Kepemimpinan Paus Leo XIV Mampu Buka Jalan Perdamaian dan Harapan Baru di Dunia

Ketua KWI Prediksi Arah Gereja Katolik di Bawah Kepemimpinan Paus Leo XIV, Lebih Pro ke Rakyat Miskin dan Menderita

Sudah Tidak Asing dengan Indonesia, Paus Leo XIV Diharapkan Datang Lagi
