Kritisi Pemerintah, PKB Ingin Tetap Mesra

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat pemaparan "refleksi kebijakan ekonomi 2015 dan proyeksi ekonomi 2016 pemerintahan Jokowi-JK" di Jakarta, Senin (28/12). (Foto Antara/Akbar Nugroho Gumay)
MerahPutih Keuangan - Lesunya mata uang rupiah terhadap dollar AS membuat perekonomian nasional tertekan. Kondisi ini telah memukul para pengusaha lokal.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin ini mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan kondisi ekonomi. Semisal dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi.
"Tujuan paket kebijakan ekonomi tersebut untuk jangka menengah-panjang. Jadi, bukan membawa dampak dalam jangka pendek ke masyarakat luas," jelasnya saat pemaparan "refleksi kebijakan ekonomi 2015 dan proyeksi ekonomi 2016 pemerintahan Jokowi-JK" di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (28/12).
Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menambahkan, paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah untuk menarik investasi asing dan mencegah arus modal keluar (capital outflow).
"Saya melihat yang dibutuhkan oleh rakyat adalah peningkatan daya beli dan terjaminnya kehidupan sosial-ekonomi," terangnya.
Terkait kenaikan tarif listrik, kata Cak Imin, akan menekan daya beli masyarakat menengah ke bawah. Untuk itu, sikap PKB menolak kenaikan tarif listrik. "PKB tegas menolak (kenaikan TDL, red),” ujarnya.
Menurut Cak Imin pemerintah telah melakukan kesalahan dalam skema perhitungan penyesuaian tarif yang didasari atas mekanisme pasar sejak awal tahun 2015. Oleh karena itu, katanya, perlu ada penghitungan kembali khususnya terhadap subsidi TDL.
Secara tegas Cak Imin menyatakan seharusnya subsidi diberikan bagi para pelanggan listrik dengan daya 450-900 watt. Sebab, mayoritas pelanggannya adalah rakyat lapisan bawah dan usaha mikro. Dampaknya, kenaikan TDL akan sangat terasa bagi masyarakat bawah.
"Sebaiknya tahun depan rencana kenaikan tarif listrik bagi tegangan 450-900 VA tidak dilakukan agar daya beli masyarakat tetap terjaga," tegasnya.
Pertumbuhan ekonomi sampai dengan kuartal III 2015 hanya tumbuh 4,71 persen. PKB memprediksikan pada kuartal IV pertumbuhan ekonomi juga tidak akan bergerak jauh dari angka 4,5-4,7 persen.
Inflasi akhir tahun 2015 diprediksi cenderung rendah yakni di bawah 4 persen, yang menunjukkan secara statistik pemerintah dan Bank Indonesia. Menurutnya hal ini perlu diapresiasi karena BI berhasil menekan inflasi pada tingkat rendah.
Ia menegaskan, posisi PKB ingin tetap berkontribusi dan mendukung penuh pemerintah melalui beberapa catatan penting yang dapat menjadi evaluasi pada tataran makro ekonomi dan refleksi kebijakan ekonomi pemerintah selama tahun 2015. (Abi)
BACA JUGA:
- Muhaimin Iskandar: Reshuffle Tidak Dilakukan dalam Waktu Dekat
- Pengamat: Reshuffle Harus Berorientasi Kepada Kebutuhan dan Pembangunan
- Skandal "Papa Minta Saham", Masinton Pasaribu: Kabinet juga Harusnya Direshuffle
- Reshuffle Tahap II Bidik Menteri Bidang Hukum dan Ekonomi
- Uchok Sky Khadafi: Sudirman Said Takut Kena Reshuffle
Bagikan
Berita Terkait
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

Anggota PKB di DPR Usul Gerbong Perokok di Kereta, Cak Imin Sebut itu Urusan Pribadi Itu

Tanggapi Aksi Demo Ricuh di DPR, Cak Imin: Ya Selalu Begitu, Dinamika Politik

RAPBN 2026, Fraksi PKB: Target Belanja Negara Harus Dikawal untuk Rakyat

PKB Minta Semua Pihak Wujudkan Pidato Prabowo Pasal 33 Benteng Ekonomi Nasional

Respons Pernyataan Sri Mulyani, Legislator PKB: Pajak dan Zakat Tidak Bisa Disamakan Sepenuhnya

Komisi IX DPR: Migran Center Langkah Konkret Lindungi PMI secara Menyeluruh

Prabowo Bergerak Cepat Jadi 'Penata Baret', Dua Pejabat Penting Kena Koreksi Langsung di Muka Umum

PMI Jadi Korban Kekerasan di Malaysia, PKB Bantu Proses Pemulangan

Fraksi PKB Tolak Rencana Pembangunan Peternakan Babi Rp 30 T di Jepara
