Kritik Jokowi, Politisi PDIP Sebut Tulisan Jurnalis Asia Times Mirip Haters


Presiden Jokowi meninjau progress pembangunan Bendungan Karian, di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (4/10) siang. (Foto: JAY/Humas)
MerahPutih.com - Artikel opini berjudul “Widodo’s smoke and mirrors hide hard truths” yang ditulis jurnalis Asia Times, John Mcbeth memuat kritik keras terhadap pemerintahan Joko Widodo yang dinilai hanya pencitraan.
Menanggapi hal tersebut, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengibaratkan tulisan John bergaya kolonialis layaknya hakim VOC yang sedang mendakwa Bung Karno karena gerakan pro kemerdekaan Indonesia.
"Itu tuduhan serius yang bernuansa politis seperti propaganda, dengan jurnalisme yang lemah karena tidak ada balance opinion. Seperti suara haters," kata Eva kepada MerahPutih.com, Selasa (30/1).
Eva lantas mencontohkan kritik John kepada Jokowi soal divestasi saham Freeport. Menurut dia, argumentasi yang dilontarkan John cenderung memihak pengusaha tambang.
Padahal, lanjut Eva, langkah pemerintah Indonesia mengenai divestasi saham Freeport sebesar 51 persen merupakan amanat Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) dan sesuai dengan janji Nawacita Jokowi.
"Kelihatan banget tone (nada)-nya membela perusahaan tambang tanpa melihat posisi Jokowi yang terbebani amanah UU Minerba dan Nawacita untuk menata ulang kelola tambang berpuluh tahun yang merugikan kepentingan nasional," tandasnya.
Eva melanjutkan, beban lain yang dipikul pemerintah adalah (membuat) keputusan publik untuk menggeser perekonomian konsumtif menjadi perekonomian yang lebih produktif.
"Sehingga perlu perubahan-perubahan radikal yang tentu mengguncang kelompok status quo yang menikmati surplus dari tata kelola yang gak fair," pungkasnya.
Sebagai informasi, Asia Times memuat artikel opini berjudul “Widodo’s smoke and mirrors hide hard truths” di edisi 23 Januari 2018 yang ditulis oleh wartawan Selandia Baru, John Mcbeth seolah mengatakan bahwa Joko Widodo menutup-nutupi permasalahan yang ada.
Berbagai masalah yang diungkap dalam berita tersebut seperti impor garam dan beras, negosiasi Freeport, pembangunan infrastruktur, dan kontribusi China terhadap Indonesia.
Kritikan Asia Times tersebut seolah-olah ingin mengungkap tentang berbagai permasalahan yang disebut ditutupi-tutupi oleh Joko Widodo agar tidak menjadi pengetahuan umum. (Pon)
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Kembali ke Jakarta Usai Kunjungan Kerja di Solo, Jokowi Ikut Mengantar HIngga Pangkalan Udara

Penyelidikan Ijazah Palsu Presiden Jokowi Berlanjut, Polda Metro Jaya Klarifikasi Data Sekolah dan Kampus

Paslon Pilkada Rame-Rame Sowan Jokowi, PDIP Solo: Itu Hak Mereka

Momen Presiden Joko Widodo Hadiri Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI

H-1 Pensiun, Mural Infrastruktur Era Jokowi Mejeng di Jalan Slamet Riyadi

Bentuk Korps Tipikor Jelang Lengser, Jokowi Anggap Persoalan Korupsi Masalah Serius

Jokowi Tumpangi Toyota Alphard ‘AD 1 JKW’ saat Pulang ke Solo

Ridwan Kamil Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi yang Sudah 10 Tahun Memimpin

Jelang Pensiun dan Mudik, Spanduk Ucapan Terima Kasih Jokowi Bertebaran di Solo

Jokowi Duga Prabowo sudah ‘Amati’ Menterinya hingga Banyak yang Dipakai Lagi
