KPK Bantah Tudingan Demokrat Jadi Alat Politik Usai Panggil Andi Arief
Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri. ANTARA/HO-Humas KPK
MerahPutih.com - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (28/3) lalu, menjadwalkan memeriksa Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief, sebagai saksi kasus dugaan suap proyek dan perizinan dengan tersangka Bupati nonaktif Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud.
KPK membantah tudingan Partai Demokrat yang menyebut lembaga antirasuah dijadikan alat politik untuk menekan oposisi dalam pemanggilan Andi Arief.
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri menegaskan, pihaknya tak pernah memandang latar belakang politik pihak-pihak tertentu dalam menangani suatu perkara.
Baca Juga:
KPK Minta Andi Arief Penuhi Panggilan Penyidik
"KPK dalam menangani setiap perkara korupsi tidak memandang latar belakang sosial politik pelakunya, namun murni penegakan hukum semata," kata Ali dalam keterangannya, Rabu (30/3).
Ali pun memastikan, KPK melakukan pemanggilan saksi tanpa memiliki tujuan tertentu.
Dia menegaskan, pemanggilan Andi Arief murni demi kepentingan penyidikan perkara.
"Sehingga siapa pun yang dipanggil sebagai saksi maka berkewajiban hadir memenuhi panggilan tersebut karena hal itu merupakan bagian ketaatan terhadap proses hukum," tegas Ali.
Baca Juga:
Demokrat Sebut Andi Arief Belum Terima Surat Panggilan KPK
Diberitakan, elite Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengingatkan agar KPK tidak dijadikan alat politik untuk menekan oposisi.
Dia menyayangkan kabar pemanggilan Andi Arief yang santer diberitakan padahal yang bersangkutan belum menerima surat pemanggilan dari KPK.
Kamhar pun mempertanyakan profesionalisme KPK. Anak buah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini menuding KPK bermain kepentingan di balik pemanggilan Andi Arief.
"Karenanya, menimbulkan tanda tanya apakah saat ini KPK dalam memanggil saksi melalui pemberitaan? Atau ada kepentingan lain?" kata Kamhar, kemarin. (Pon)
Baca Juga:
KPK Minta Andi Arief Kooperatif
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
KPK Beberkan Alasan Penyegelan Rumah Kajari Kabupaten Bekasi
2 Jaksa HSU Diduga Terima Uang Rp 1,13 Miliar dari Kasus Pemerasan
Kabur Saat OTT, KPK Buru Kasi Datun Kejari Hulu Sungai Utara
KPK Tetapkan Kajari Hulu Sungai Utara Tersangka Pemerasan Rp 1,5 Miliar
KPK: Bupati Bekasi Diduga Terima Ijon Proyek Rp 9,5 Miliar, Total Suap Rp 14,2 M
KPK Tetapkan Bupati Bekasi dan Ayahnya Tersangka Suap Ijon Proyek
KPK Tetapkan 3 Jaksa di Kabupaten Hulu Sungai Utara Jadi Tersangka Pemerasan
Terungkap Lewat OTT KPK, Ini Modus Ijon Proyek dalam Kasus Bupati Bekasi
KPK Bongkar Skenario Jaksa Banten Peras WN Korea Selatan Berkedok Tuntutan Berat
Terjaring OTT KPK, Bupati Bekasi Ade Kunang Punya Harta Rp 79 Miliar