Korsel akan Beri Pengarahan ke NATO Soal Keberadaan Pasukan Korut di Rusia


Markas NATO di Brussel, Belgia. (ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/am.)
MerahPutih.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menerima pengarahan dari pejabat senior Korea Selatan, Senin (28/10), mengenai keberadaan pasukan Korea Utara di Rusia.
Korea Selatan melakukan pengarahan ini karena menduga pasukan Korea Utara mungkin akan segera siap untuk ditempatkan di medan perang melawan tentara Ukraina.
Delegasi Korea Selatan yang mengunjungi Brussels akan memberi pengarahan kepada dewan NATO mengenai pengerahan pasukan Korea Utara, dan para duta besar dari mitra NATO di Indo Pasifik, Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan, juga akan bergabung dalam pengarahan tersebut, kata NATO dalam sebuah pemberitahuan di situs webnya, dikutip dari CNN.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte akan menyampaikan pernyataan kepada media setelah pengarahan. Delegasi Korea Selatan, yang terdiri dari pejabat tinggi intelijen, pertahanan dan luar negeri, mengunjungi markas besar NATO minggu ini untuk pengarahan langka setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat mengonfirmasi pengiriman sekitar 3.000 tentara oleh Korea Utara ke Rusia timur untuk kemungkinan pengerahan ke perang di Ukraina.
Baca juga:
Korut Bersiap Ledakkan Jalan Perbatasan Korea Selatan, Respons Atas 'Serangan' Pesawat Nirawak
Ukraina mengklaim pasukan telah mulai bergerak ke wilayah perbatasan Kursk di Rusia barat, tempat pasukan Ukraina melancarkan serangan pada bulan Agustus.
Delegasi tersebut, yang dipimpin oleh Wakil Direktur Pertama Badan Intelijen Nasional Hong Jang-won, diharapkan untuk berbagi dengan NATO penilaiannya mengenai pengerahan pasukan Korea Utara dan kegiatan mereka.
Mereka mungkin membahas langkah-langkah dukungan untuk Ukraina, termasuk pengiriman tim intelijen Korea Selatan dan pejabat lainnya ke Kyiv untuk memantau pasukan Korea Utara.
Pembahasan juga dapat menyentuh pilihan Korea Selatan untuk memberikan bantuannya kepada Ukraina, dengan kemungkinan pertimbangan untuk mengalihkan kebijakan bantuannya ke penyediaan senjata, dibandingkan dengan posisi Seoul saat ini yang mempertahankan bantuan non-mematikan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar

Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Indonesia U-23 Tertinggal di Babak Pertama, Gol Tunggal Korsel Dicetak Menit ke-6

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Putri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke China, Disebut Calon Penerus

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

Tergolong Senior, Ketua Federasi Woodball Korea Selatan Berumur 65 Tahun Turun Langsung di Asian Cup 2025, Sampaikan Pujian Penyelenggaraan di JSI Resort

Bill Gates bakal Jadi Bintang Tamu Acara Bincang-Bincang Korsel, 'You Quiz on the Block', Ngobrolin Yayasan Kemanusiaannya
