Kopaska TNI AL, Pasukan Katak Ahlinya Bertarung di Bawah Air

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 18 November 2024
Kopaska TNI AL, Pasukan Katak Ahlinya Bertarung di Bawah Air

Prajurit Kopaska. (Foto: dok. Mabes TNI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) memiliki sejumlah pasukan khusus. Salah satu yang menonjol adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska). Memiliki atribut khas yaitu masker bermotif tengkorak, pasukan ini merupakan sebuah unit khusus yang elit milik TNI Angkatan Laut.

Unit ini berfokus pada pelatihan dan tugas-tugas di lingkungan bawah air seperti air, sungai, dan danau. Kopaska sering dikenal sebagai pasukan tengkorak karena mereka memiliki atribut identitas khas. Mulai dari pemakaian baret merah, kacamata hitam, dan masker motif tengkorak.

Tugas utama kopaska adalah peledakan/demolisi bawah air, termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh.

Kopaska memiliki dua divisi operasional, yang terletak di dua lokasi berbeda, yakni di Ujung Surabaya dan juga Satuan Pasukan Katak Armabar di wilayah Jakarta Utara.

Semboyan Kopaska adalah 'Tan Hana Wighna Tan Sirna' yang berarti: Tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi, mencerminkan kemampuan dan tekad unit ini mengatasi segala tantangan.

Baca juga:

Mengenal Koarmada III, Satuan TNI AL ‘Penjaga’ Lautan Indonesia Timur

Dibentuknya Kopaska bermula dari kekaguman Presiden pertam RI, Ir Soekarno, saat peringatan Hari Armada pada 1960.

Soekarno dibuat kagum oleh keberanian dan keprofesionalan dua pasukan TNI AL yang kala itu bernama ALRI, yakni Letnan Laut Joko Suyatno dan Sersan Emil Joseph.

Aksi kedua prajurit TNI AL unjuk kebolehan itu membuat Soekarno mantap memerintahkan ALRI membentuk Kopaska. Dua tahun kemudian, tepatnya 31 Maret 1962, Kopaska dibentuk di tengah ketegangan konfrontasi Indonesia dan Belanda merebutkan Irian Barat.

Latihan dan Proses Menjadi Kopaska

Dikutip dari Wikipedia, Pendidikan Kopaska terbagi dalam beberapa fase yang diawali indoktrinasi dan gemblengan fisik yang luar biasa untuk mencapai keahlian khusus menyelam dan pertempuran bawah air.

Fase latihan pertama berlangsung selama 1,5 bulan yang diakhiri dengan Minggu Neraka atau Hell Week.

Pada fase pertama ini, baik Perwira, Bintara, dan Tamtama, akan digembleng tanpa memandang pangkat mereka.

Biasanya, di fase pertama, calon anggota Kopaska akan dikejutkan dengan latihan mendadak, seperti berenang di laut pada malam hari hingga melakukan halang rintang.

Fase kedua adalah pembinaan kelas selama 2,5 bulan dan sebulan praktik.

Dalam fase ini, calon anggota akan mendapatkan teori, antara lain pengintaian pantai, demolisi, dan sabotase.

Meski begitu, calon anggota Kopaska tetap diwajibkan berkegitan fisik, seperti lari dan berenang di kolam ataupun laut.

Baca juga:

Babinsa, Anggota TNI Penjaga Keamanan di Akar Rumput

Fase selanjutnya, materi pendidikan komando yang berlangsung selama 4 bulan, di mana calon anggota dihadapkan pada materi perang darat dan unconventional warfare pada beberapa sub materi yaitu, Perang Hutan, Perang Jarak Dekat, Navigasi, Sea and Jungle Survival, baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mounteenering, Combat SAR dan intelijen tempur, serta beladiri tangan kosong.

Tak hanya itu, fase ini juga terdapat materi pelolosan dan kamp tawanan yang menempa mental calon anggota Kopaska. Apabila lolos, maka calon anggota akan dikirim ke sekolah untuk mempelajari dasar terjun payung militer.

Dalam latihan ini, selama tiga minggu para calon anggota akan berlatih:

- Ground Training (mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki);

- Latihan loncat dari menara 250 kaki;

- Satu minggu praktik dengan melaksanakan tiga kali terjun tanpa perlengkapan, kali kali terjun siang dengan perlengkapan tempur dan 1 kali terjun malam lengkap dengan perangkat tempur. Pasukan Katak juga mendapat keahlian terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump.

Baca juga:

Mengenal Ransum, ‘Penyambung Hidup’ TNI di Medan Perang

Fase yang harus dihadapi calon anggota selanjutnya adalah sabotase, kontra sabotase, dan intelijen tempur, selama dua bulan.

Dalam fase ini, calon anggota Kopaska harus bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan mereka lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu paling tepat untuk operasi penyerbuan tanpa diketahui musuh.

Fase terakhir dari pendidikan Kopaska adalah pendidikan penghancuran bawah air, Underwater Demolition Team (UDT).

Di fase ini, calon anggota belajar teknik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan penyerbuan dalam laut.

Akhir pendidikan Kopaska yang berlangsung selama hampir satu tahun, ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, infiltrasi, raid amfibi, dan keahlian lain yang dimiliki di depan para petinggi TNI AL.

Mereka berhak atas baret merah Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar, brevet menembak TNI AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet Renang Selat, dan Brevet lainnya yang berhak mereka kenakan. (Knu)

#TNI #TNI AL #Kopaska
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Dankodiklat TNI Buka Tarkorna XV, GM FKPPI Luncurkan Transformasi Berbasis AI
Dankodiklat TNI membuka Tarkorna XV. Pada acara ini, GM FKPPI meluncurkan transformasi berbasis AI.
Soffi Amira - Jumat, 12 Desember 2025
Dankodiklat TNI Buka Tarkorna XV, GM FKPPI Luncurkan Transformasi Berbasis AI
Indonesia
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Selain kapal perang, Kamboja, Laos, Thailand, dan Timor Leste juga berpartisipasi dengan mengirimkan Augmented Staff dalam latihan maritim ini.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Indonesia
17 Senior Prada Lucky Namo Dituntut 9 Tahun dan Langsung Dipecat dari TNI AD, Restitusi Capai Rp 544 Juta
Kasus yang menewaskan Prada Lucky Namo ini melibatkan total 22 terdakwa yang dibagi dalam tiga Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Angga Yudha Pratama - Rabu, 10 Desember 2025
17 Senior Prada Lucky Namo Dituntut 9 Tahun dan Langsung Dipecat dari TNI AD, Restitusi Capai Rp 544 Juta
Indonesia
TNI Diperintahkan Percepat Pembangunan Jembatan Bailey Dalam Satu Pekan di Daerah Bencana
Pembangunan jembatan itu menggunakan berbagai material, mulai dari besi, batu, hingga kayu.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
TNI Diperintahkan Percepat Pembangunan Jembatan Bailey Dalam Satu Pekan di Daerah Bencana
Indonesia
KRI Semarang-594 Pembawa Logistik Korban Bencana Sumatra Mulai Bersandar, Bantuan Didistribusikan Pakai Helikopter
TNI AL juga mengerahkan KRI rumah sakit untuk menyediakan layanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi para korban banjir
Angga Yudha Pratama - Kamis, 04 Desember 2025
KRI Semarang-594 Pembawa Logistik Korban Bencana Sumatra Mulai Bersandar, Bantuan Didistribusikan Pakai Helikopter
Indonesia
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Insiden terkendala oleh kabel
Angga Yudha Pratama - Rabu, 03 Desember 2025
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Indonesia
Perintah Presiden, TNI AD Tambah Bantuan Logistik untuk Wilayah Terdampak Bencana
TNI AD mengirim 8.690 koli bantuan melalui Kapal ADRI XCII-BM untuk warga terdampak bencana di Sumatera Barat, Sumut, dan Aceh.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
Perintah Presiden, TNI AD Tambah Bantuan Logistik untuk Wilayah Terdampak Bencana
Indonesia
Metode Airdrop Bantuan di Sumatra Dikritik, TNI Pastikan Prosedur Keselamatan Diutamakan
Metode airdrop bantuan TNI menuai kritik. TNI tegaskan keselamatan dan ketepatan sasaran menjadi prioritas utama.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
Metode Airdrop Bantuan di Sumatra Dikritik, TNI Pastikan Prosedur Keselamatan Diutamakan
Indonesia
20 Ribu TNI Dikirim ke Gaza: Jatah Terbesar AD 60%, 3.650 Personel dari AU
Tidak hanya personel, TNI AU juga siap menyediakan pesawat angkut Hercules C-130 untuk dikirim ke Gaza, sesuai perintah panglima TNI.
Wisnu Cipto - Kamis, 27 November 2025
20 Ribu TNI Dikirim ke Gaza: Jatah Terbesar AD 60%, 3.650 Personel dari AU
Indonesia
DPR Sebut Mengirim TNI ke Gaza Tanpa Jaminan Kesejahteraan Keluarga yang Ditinggalkan Merupakan Keputusan Zolim
Komisi I berencana melakukan kunjungan ke wilayah-wilayah tugas prioritas
Angga Yudha Pratama - Kamis, 27 November 2025
DPR Sebut Mengirim TNI ke Gaza Tanpa Jaminan Kesejahteraan Keluarga yang Ditinggalkan Merupakan Keputusan Zolim
Bagikan