Sains

Konsumsi Minyak Jelantah Ternyata Bisa Sebabkan Degenerasi Saraf

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 26 Maret 2024
Konsumsi Minyak Jelantah Ternyata Bisa Sebabkan Degenerasi Saraf

Konsumsi minyak jelantah berdampak pada degenerasi saraf. (Foto: Unsplash/Joshua Hoehne)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Penggunaan minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai lumrah di Indonesia. Biasanya minyak jelantah digunakan untuk menekan ongkos produksi makanan.

Ketimbang mengganti dengan minyak goreng baru, restoran dan pedagang lebih senang menggunakan minyak jelantah untuk menggoreng dagangannya.

Kamu mesti hati-hati dengan minyak jelantah yang dipakai terus. Menurut penelitian terbaru, cara ini menghilangkan banyak antioksidan alami dan manfaat kesehatan minyak.

Selain itu, juga dapat meningkatkan kandungan senyawa berbahaya seperti akrilamida, lemak trans, dan peroksida.

Senyawa berbahaya ini dianggap meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, gangguan metabolisme, dan risiko degenerasi (penurunan fungsi) saraf.

Baca juga:

Pentingnya Gunakan Minyak Goreng Ramah Lingkungan

“Menggoreng dengan suhu tinggi telah dikaitkan dengan beberapa gangguan metabolisme, tapi belum ada penelitian jangka panjang mengenai pengaruh konsumsi minyak goreng dan dampak buruknya terhadap kesehatan,” ungkap Kathiresan Shanmugam, profesor dari Central University dari Tamil Nadu di Thiruvarur, India, seperti dikutip newsweek.com (25/3).

“Kami adalah orang pertama yang melaporkan bahwa suplementasi minyak goreng jangka panjang meningkatkan degenerasi saraf pada keturunan generasi pertama,” klaim Shanmugam.

Untuk mencapai kesimpulan itu, Shanmugam membagi lima kelompok tikus betina yang masing-masing menerima makanan berbeda selama 30 hari.

Satu kelompok menerima makanan standar saja, satu kelompok lainnya menerima makanan standar dengan 0,1 mililiter minyak wijen yang tidak dipanaskan, satu kelompok dengan minyak bunga matahari yang tidak dipanaskan, satu kelompok dengan minyak wijen yang dipanaskan kembali, dan satu kelompok lagi dengan minyak bunga matahari yang dipanaskan kembali (minyak jelantah).

Baca juga:

Ironi Indonesia Negara Produsen Sawit Terbesar Kesulitan Minyak Goreng

Dibandingkan dengan kelompok lain, tikus yang menerima minyak jelantah menunjukkan lebih banyak akumulasi racun dan peradangan di hati mereka, serta kerusakan usus besar.

“Akibatnya, metabolisme lipid hati berubah secara signifikan, dan pengangkutan asam lemak omega-3 DHA otak yang penting menurun. Pada gilirannya, mengakibatkan degenerasi saraf, yang terlihat pada (anatomi) otak tikus yang mengonsumsi minyak yang dipanaskan serta keturunannya,” terang Shanmugam.

Tentu saja, hasil ini hanya terlihat pada hewan, tapi penelitian ini menimbulkan pertanyaan penting tentang dampak kesehatan dari mengonsumsi makanan yang digoreng selain kandungan kalorinya. (dru)

Baca juga:

Sabun Cuci Berbahan Minyak Jelantah

#Sains #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Bagikan