Koalisi Pakatan Harapan Menang, Mahathir Tuduh KPU Tunda Pengumuman Resmi


Mahathir Mohamad (92) menjadi rival berat Naiib Razak dalam Pemilu Malaysia (ABCNews)
MerahPutih.Com - Pertarungan politik di Malaysia mulai memanas seiring kemenangan kubu koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad. Mantan orang kuat negeri jiran itu menuduh Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) atau KPU-nya Malaysia sengaja menunda pengumuman resmi.
Sampai berita ini diturunkan koalisi Pakatan Harapan mengklaim telah merebut 112 kursi di parlemen sehingga bisa membentuk pemerintah federal.
"Sudah terlambat sekarang. Kita harus tahu, siapa menang dan kalah. Ada upaya menunda hasil dengan tidak menandatangani formulir resmi," kata Mahathir kepada wartawan di hotel Kawasan Petaling Jaya, Rabu (9/5) malam, tempat ia bertemu dengan pemimpin utama partai koalisinya.
Mahathir mengatakan bahwa KPU Malaysia tidak melakukan tugas dengan menahan hasil itu, sementara mereka memiliki kewajiban menandatangani pernyataan resmi.
Mantan perdana menteri yang berkuasa 21 tahun itu mengatakan yakin mengambil alih Putrajaya serta setidak-tidaknya enam negara bagian, termasuk empat dari Barisan Nasional (BN).

"Kami praktis mencapai angka dan angka untuk BN sangat kurang. Tidak mungkin mereka bisa menyusul," katanya.
Secara tidak resmi, pihaknya menang di Penang, Selangor, Malaka, Negeri Sembilan, Johor dan Kedah serta hampir seluruh semenanjung.
Mahathir Mohamad sebagaimana dilansir Antara mengatakan, tanpa pengumuman resmi pemenang oleh KPU, sulit bagi Pakatan Harapan (PH) mendapatkan pertemuan dengan Yang Dipertuan Agung untuk membentuk pemerintah.
"Saya ingin menemui raja. Dia menunjuk perdana menteri. Tetapi, jika mereka tidak mengumumkan hasilnya, saya tidak memiliki mayoritas untuk menemui raja," katanya.
Hasil awal pemilihan anggota parlemen memberikan BN dan PH sekitar 50 kursi masing-masing dalam perlombaan merebut 112 kursi untuk menjadi mayoritas di parlemen dengan 222 anggota tersebut.
Pemimpin PH negara bagian di Kedah, Perak, Negeri Sembilan dan Johor mengatakan percaya telah menang di negara bagian mereka berdasarkan atas hasil awal.

Di Penang, DAP merebut semua 19 kursi negara bagian dan tujuh kursi parlemen dan diperkirakan membentuk pemerintah negara bagian untuk masa jabatan ketiga dengan mitra PH-nya.
Laporan muncul tentang korban besar di pihak BN, termasuk Presiden MCA Liow Tiong Lai, Presiden MIC Dr S Subramaniam, Presiden Gerakan Mah Siew Keong dan Wakil Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan Mohamed.
Mahathir mengatakan diberitahu bahwa hasil tertunda di Sabah, tempat Partai Warisan Sabah pimpinan Shafie Apdal mendapat keuntungan besar dalam negara bagian yang dilihat sebagai "kantung abadi" BN.
"Hasil tidak ditandatangani, beberapa kali terjadi pemadaman listrik. Saya yakin Shafie Apdal ... dia menang, tetapi mereka menolak menandatangani formulir itu," katanya merujuk pada KPU Ketika ditanya apakah ia takut bahwa Najib Razak menggunakan keadaan darurat untuk menggagalkan pengambilalihan oleh PH, Mahathir mengatakan bahwa hal itu akan sulit dilakukan karena "orang Malaysia bukan orang kasar".(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Pemilu Malaysia dan Hikayat Pertarungan Najib Razak vs Mahathir Mohamad
Bagikan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Blok Ambalat Kembali Menghangat, Negosiasi Pengelolaan Bersama Masih Dibahas

PMI Jadi Korban Kekerasan di Malaysia, PKB Bantu Proses Pemulangan

Pemerintah Malaysia Diminta Bantu Proses Pemulangan Pengusaha Minyak Riza Chalid

DPR: Indonesia-Malaysia Kunci Stabilitas ASEAN dan Internasional

Anak Pekerja Migran Indonesia di Perbatasan Bakal Dapat Bantuan Pendidikan dari Malaysia

Momen Akrab Presiden Prabowo Menjamu Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

Menlu RI: Presiden Prabowo Bahas Pusat Belajar Anak Pekerja Migran dengan Malaysia

Diplomasi Serumpun, Prabowo dan PM Malaysia Bahas Masalah Batas Wilayah

Presiden Prabowo Terima PM Anwar di Istana Merdeka, Annual Consultation RI-Malaysia Terakhir Digelar 2017
