Kisah Warga 'Kencangkan Ikat Pinggang', Pilih Tidak Mudik Lebaran di Tengah Himpitan Ekonomi
Iustrasi Pemudik Kereta Api (MP/Kanugrahan)
MerahPutih.com - Ada pemandangan yang berbeda dari suasana Hari Raya Idul Fitri di kawasan Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Senin (31/3) dan Selasa (1/4). Jika pada Lebaran sebelumnya kawasan Tangsel selalu sepi, kali ini tampak ramai dan banyak orang beraktivitas.
Keramaian tampak terjadi di sejumlah sudut jalan kawasan Ciputat dan Pondok Aren, seolah tak ada bedanya antara libur Lebaran dengan hari biasa. Bahkan, beberapa warung makan dan minuman yang biasanya tutup, kali ini banyak yang buka.
Usut punya usut, ternyata keramaian ini karena banyak masyatakat yang tak memilih mudik pada Lebaran 2025 ini. Warga Ciputat, Gunawan (50) memilih tak pulang kampung bersama keluarganya ke Purwokerto, karena biaya yang mahal dan pengeluaran uang yang makin tinggi.
Baca juga:
Banyak Warga Jakarta Tidak Mudik, Bang Doel Singgung Ekonomi Lagi Sulit
“Padahal biasanya selalu pulang kampung. Sekarang memilih di rumah saja karena memang ekonomi lagi sulit,” kata Gunawan ditemui di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (1/4).
Menurut Gunawan, untuk pulang ke kampung halamannya bersama empat anggota keluarganya diperlukan biaya sekitar Rp 4 juta lebih. Padahal, dia bisa mudik membawa mobil pribadi tahun-tahun sebelumnya.
“Sekarang daripada mengeluarkan uang sebanyak itu, lebih baik ditabung. Jadi ketemu keluarga di kampung virtual saja,” kata Gunawan yang bekerja sebagai pegawai swasta ini.
Baginya, Lebaran kali ini berbeda karana harus dihabiskan di tempat tinggal sendiri. “Jadi saya ketemu keluarga di sekitar sini saja. Paling nanti mudik setelah ada rezeki lebih,” ungkapnya.
Baca juga:
233 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan Mudik Hingga H+2 Lebaran
Kisah sama diungkapkan warga Pondok Aren, Pujiastuti (43). Ibu rumah tangga ini memilih tak mudik ke Yogyakarta karena tengah ‘mengencangkan ikat pinggang’. Biasanya, saban Lebaran dia selalu pulang kampung bersama suami dan kedua anaknya.
“Sekarang di rumah saja. Karena memang lagi berhemat untuk pengeluaran yang lain,” ungkap Pujiastuti yang suaminya bekerja sebagai sopir ini.
Pujiastuti berharap, jika ekonomi sudah membaik, bisa pulang ke kampung halamannya. “Paling nanti setelah Lebaran dan ada tambahan uang bisa pulang ke rumah,” tutupnya.
Baca juga:
Sekedar informasi, data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan jumlah pemudik Lebaran 2025 diproyeksikan menurun 24 persen, dari 193,6 juta menjadi 147,1 juta orang.
Penurunan ini, bukan hanya karena faktor efisiensi transportasi, tetapi juga karena pelemahan daya beli masyarakat. Dengan berkurangnya puluhan juta pemudik, potensi peredaran uang di daerah juga menyusut hingga puluhan triliunan rupiah. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Realisasi Investasi Indonesia Triwulan III Tahun 2025 Tembus Rp491,4 Triliun
8 Nota Kesepahaman Kerja Sama Indonesia dan Brazil, Dari Energi sampai Peternakan
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Diskon Tiket Pesawat Saat Natal dan Tahun Baru Capai 14 Persen, Tapi Hanya Untuk Kelas Ekonomi
3 Ekonom Terima Hadiah Nobel atas Riset Mengenai Creative Destruction
Komentar Menkeu Purbaya Kinerja `1 Tahun Ekonomi Pemerintah Prabowo, Ada Perbaikan Konsumsi Warga
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Yakin Ekonomi Indonesia Melebihi AS jika Jokowi Jadi Presiden Lagi
Jadi Idola Baru, Menkeu Purbaya Kaget saat Ditanya Rencana Jadi Cawapres
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
BKPM Bentuk EU Investment Desk, DPR: Jadikan Momentum Pengembangan EBET di Indonesia