Kisah Aktivis 98 Pakai Ambulans Rongsok dan Ganti Nama Mahasiswa di IGD


Diskusi Interaktif 25 Tahun Reformasi di Gedung Grha William Soeryadjaya UKI, Jumat (12/5). Foto: Istimewa
MerahPutih.com - Dalam rangka memperingati 25 tahun reformasi, Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 dan Forum Kota (Forkot) menggelar diskusi interaktif di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, Jumat (12//5).
Dalam diskusi tersebut, aktivis 98 dr Batara Imanuel Sirait menceritakan perjuangannya tahun 1996-1998. Ia dan rekan sejawatnya nekat membuat organisasi kendati terancam dikenakan UU subversif.
"Saat itu, kami nggak ada uang, cuma modal nekat," ujar Batara di UKI, Jumat (12/5).
Saat terjadinya, aksi mahasiswa menentang pemerintahan Soeharto, Batara dan rekan-rekannya nekat mengubah mobil rongsok menjadi ambulans.
"Kalau kita naik dengan mobil yang sudah berkarat kalau kita terluka, kita juga bisa kena tetanus," ceritanya.
Mobil berjenis elf itu mereka cat ulang dan diberi palang biru. Batara mengaku perbaikan mobil itu memakai uang patungan dari teman-temannya.
"Walau paling tidak layak, jangan-jangan itu ambulans paling propduktif, paling banyak berjasa selama perjuangan mahasiswa 98," tuturnya.
Bukan hanya soal ambulans saja, Batara juga mengisahkan perjuangan mereka saat berjaga di IGD Rumah Sakit UKI.
Demi keamanan mahasiswa, Batara berinisiatif mengganti identitas mahasiswa yang masuk IGD.
Jadi, papan informasi pasien yang berada di IGD RS UKI, diganti nama dan jenis penyakitnya,
"Misalnya kita tulis jadi Agus H. Diganosis digigit anjing, supaya tidak mungkin di-trace sama aparat. Begitu lah kejadian waktu itu," katanya.
Setelah reformasi berjalan 25 tahun, alumni Fakultas Kedokteran UKI itu menilai kondisi sekarang jauh lebih baik dibandingkan era Orde Baru.
Menurut dia, sekarang orang bebas berbicara bahkan mengkritik pemerintah. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Aksi Demo Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Geruduk Kementerian Kebudayaan

Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor

Sebut Fadli Zon Lukai Hati Korban, Pdt Lorens Minta Perkosaan 98 Meskipun Sejarah Pahit Harus Diakui

Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba

Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998

Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998

Menko Yusril Ralat Pernyataan Peristiwa 1998 Bukan Pelanggaran HAM Berat

Melihat Instalasi Ribuan Tengkorak dan Kuburan Korban Pelanggaran HAM di Peringatan 26 Tahun Reformasi
Ribka Tjiptaning: Tanpa Kudatuli Tak Akan Lahir Reformasi
Diskusi Panel Monash University Ungkap Peran Perempuan dalam Reformasi 1998
