Ketua Umum PPP Romahurmuziy: Pancasila Wajib “Diimani”
Ketua Umum DPP PPP M Romahurmuziy (kanan) bersalaman dengan Rektor Universitas Islam 45 (Unisma) Nandang Najmulmunir (kiri) (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Ketua Umum PPP Romahurmuziy menilai Pancasila merupakan konsensus bersama bangsa Indonesia sehingga harus diyakini atau "diimani" oleh seluruh Warga Negara Indonesia.
"Iman adalah setuju tanpa penolakan dan kita adalah pewaris dari para pembuat konsensus," kata Ketua Umum DPP PPP M. Romahurmuziy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (18/6).
Hal itu dikatakannya saat memberikan kuliah umum kepada Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta di Gedung Yudistira Komplek Pemda Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (17/6).
Menurut Romahurmuziy, masyarakat Indonesia sebagai penerima waris Pancasila maka apa yang diwariskan harus dikembangkan. Dia menilai ahli waris yang baik adalah yang mampu mengembangkan apa-apa yang ditinggalkan oleh pemberi waris.
"Pemberi warisnya adalah para pendiri bangsa yang telah mengkonsensuskan Pancasila. Jangan kemudian kita sebagai penerima waris justru mengacak-acak, mengganggu, mendekonstruksi, mengurangi apalagi mengganti Pancasila," ujarnya.
Menurut dia apabila sampai mengganti Pancasila, maka bangsa ini bukanlah penerima waris yang baik karena sebagai konsensus para pendiri bangsa, Pancasila sudah sepantasnya dipertahankan.
Romahurmuziy menjelaskan kalau tidak dipertahankan maka Indonesia akan bubar dan tidak mudah mencari kesamaan serta menyepakati suatu hal yang ada di kepala 255 juta rakyat Indonesia.
"Indonesia juga bisa bubar bila bangsa ini mulai mempertanyakan Pancasila yang telah disepakati itu. Pancasila sebagai 'living ideology' dikontekstualisasikan dan jangan sekedar dihapalkan namun juga harus dipelajari," katanya.
Dia juga menilai apabila apa yang terjadi saat ini dianggap tidak baik, maka koreksilah dengan nilai-nilai Pancasila, misalnya ketika ada ketimpangan, maka tidak berkeadilan sosial.
Selain itu Romi mencontohkan apabila ada demokrasi yang dijalankan secara berlebihan maka berarti tidak berdasarkan dengan hikmah karena setiap orang hanya akan memaknai demokrasi dengan demonstrasi.
Menurut dia Pancasila akan menjadi filosofi yang relevan dengan jaman apabila dijalankan dengan baik.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
Menko Yusril Bongkar Alasan Pemerintah Tak Mau Jadi Penengah Konflik Dualisme PPP
Obitarium Suryadharma Ali: Karier Moncer Sang Mantan Menteri Hingga Tersandung Kasus Korupsi
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor
DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP
Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
Jelang Muktamar Pemilihan Ketum Baru, Kader PPP Minta Ketua Majelis Partai Romahurmuziy Dievaluasi
Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu