Ketua PGRI Sulsel Beberkan Kronologi Pengeroyokan Berdarah Guru SMK Negeri 2 Makassar


Guru Dianiaya orangtua Murid di Makassar (Foto: Facebook)
MerahPutih Peristiwa - Ketua PGRI Sulawesi Selatan Wasir Thalib menceritakan kejadian aksi pemukulan Drs Dasrul saat masuk mengajar di kelas XI gambar 2 mata pelajaran Gambar Bangunan.
Wasir mengatakan pada awal pembelajaran, Dasrul menginstruksikan kepada siswa untuk menyiapkan peralatan gambar berupa buku gambar, penggaris dan pensil namun salah seorang siswa atas nama M Alief Syahdan tidak membawa peralatan gambarnya.
"Kemudian saudara Drs Dasrul menginstruksikan kepada siswa M Alief Syahdan untuk mencari atau meminjam alat gambar namun siswa (Muh Alief Syahdan) tidak mendapatkan pinjaman peralatan gambar dari temannya," kata Wasir saat ditemui di Gedung Guru, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Jumat (16/9).
Wasir menambahkan selanjutnya Dasrul menginstruksikan kepada siswa Alief Syahdan untuk mencari atau meminjam alat gambar sehingga anak tersebut keluar ke kelas sebelahnya.
"Untuk meminjam alat gambar namun siswa (Muh Alief Syahdan) tidak dipinjamkan peralatan gambar dari temannya," terangnya.
Menurut Wasir pelaku tidak mendapatkan peralatan gambar sehingga korban meminta pelaku untuk pindah duduk di bangku bagian belakang karena hanya mondar-mandir di dalam kelas dan mengganggu temanya yang tengah belajar.
"Namun pelaku tidak mengindahkannya sehingga korban meminta pelaku untuk keluar dari ruangan agar tidak mengganggu temannya yang sedang belajar," tuturnya.
Pelaku tidak menerima disuruh keluar dari ruangan, siswa itu kemudian menantang gurunya dengan mengeluarkan kata-kata kotor kepada korban.
"Pelaku melontarkan kata-kata kotor berupa Guru SDL (Sundala) sambil menunjuk-nunjuk guru sambil menendang kelas pintu. Hal itu yang menyebabkan korban berdiri dari tempat duduk dan menepuk pundak pelaku namum mengenai wajah siswa tersebut. Pelaku keluar terjatuh saat meninggalkan ruangan karena kakinya tersangkut kursi," bebernya.
Karena malu, sambungnya, pelaku menelpon ayahnya dan membuat kesaksian bohong bahwa korban Dasrul menampar pelaku.
"Pukul 10.15 WITA saat jam istirahat orang tua pelaku datang melalui pintu samping tanpa melapor guru piket lansung masuk kemudian keduanya mengeroyok korban hingga luka pada hidung dan bibir korban mengeluarkan berdarah," pungkasnya.(Abi)
BACA JUGA:
- Heboh, Bupati Purwakarta Larang Guru Berikan PR Kepada Murid
- Ini Kata Guru dan Tetangga Terkait Pelaku Teror Bom Gereja Katolik Medan
- Akhir Agustus, 3.000 Guru Disebar ke Pelosok Indonesia
- Guru: Kekerasan Tidak Dibenarkan di Dunia Pendidikan
- Guru dan Murid Sekolah Dian Didaktika Gelar Dukungan untuk Gloria
Bagikan
Berita Terkait
Bupati Bantah Copot Camat Baito karena Viral Dampingi Kasus Guru Honorer Supriyani

DPR Ungkap Tanpa Jaminan Kesejahteraan, Pemerataan Dokter Sulit Terpenuhi
