Kesulitan karena Pandemi, Pegiat Industri Fesyen Harapkan Dukungan Pemerintah
 Raden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 17 Februari 2021
Raden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 17 Februari 2021 
                Pegiat Industri Fesyen Harapkan Dukungan Pemerintah untuk menggairahkan kembali industri fesyen (Foto: pixabay/ahmadadrity)
TAK dimungkiri bila pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air memberikan dampak luas bagi perekonomian, tak terkecuali di industri fesyen.
Pada kondisi yang penuh dengan ketidakpastian ini, sejumlah pelaku industri fesyen berharap pemerintah bisa memberikan dukungan lebih.
Baca Juga:
Cara Haykal Kamil Survive di Bisnis Fashion Muslim saat Pandemi
 
Dalam hal ini, Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC), Ali Charisma menuturkan, bentuk dukungan yang diharapkan yakni diperbolehkan untuk menyelenggarakan pagelaran busana, meski dengan protokol kesehatan ketat.
"Dengan pemerintah men-support, kita akan semangat dan imun jadi kuat. Pemerintah support-nya penting banget kayak walaupun event itu mengikuti protokol kesehatan harusnya bisa dijalankan agar semangatnya ada," jelas Ali seperti yang dilansir dari laman Antara.
Bagi Ali, dukungan pemerintah sangat diperlukan oleh para pelaku industri fesyen agar bisa bertahan dan semangat di tengah masa sulit pandemi ini.
Hal itu disampaikan oleh Ali karena dirinya melihat pengaruh yang cukup besar dari pandemi terhadap bisnis fesyen di tanah air. Menurutnya, daya beli masyarakat terhadap produk fesyen menurun drastis akibat pandemi.
Untuk menyiasati hal itu, Ali menjelaskan bahwa para pegiat fesyen bisa survive bila menjual produk fesyen yang menyesuaikan dengan keadaan saat ini.
Baca Juga:
Sementara itu, untuk sistem penjualannya, Ali melihat banyak pelaku bisnis fesyen yang beralih pada sistem penjualan online. Tapi, hal itu belum bisa dilakukan secara maksimal, karena kendala soal pemahaman teknologi.
"Kendalanya pengetahuan mengenai teknologi itu sendiri, fungsinya seperti apa, belum terlalu mahir apalagi semakin ke sini semakin mumet kayak membaca algoritma Instagram, mereka kan perlu belajar lagi," jelas Ali.
 
Karena hantaman pandemi dan banyaknya kendala yang dihadapi pelaku industri fesyen, Ali berharap pemerintah dapat memberi pelatihan tentang digitalisasi pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), tapi tidak terbatas untuk cara menjualnya saja.
Menurutnya yang perlu di-training ialah cara kerja teknologi seperti apa, bukan sekadar jualan online. "Seperti contohnya Instagram seperti apa, marketplace seperti apa, bukan hanya teknik penjualan di marketplace saja," tuturnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ekspresi Duka Laut dalam Koleksi ‘Larung’ dari Sejauh Mata Memandang di Jakarta Fashion Week 2026
 
                      Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
 
                      Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
 
                      Energi Baru ESMOD Jakarta Meriahkan Senayan City Fashion Nation 2025
 
                      Plaza Indonesia Fashion Week 2025: Surat Cinta untuk Mode Lokal
 
                      Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
 
                      Future Loundry Tutup JF3 2025 dengan ‘Raga’, Gabungan Fashion Show dan Aksi Teatrikal
 
                      Eksplorasi Unsual Bespoke dalam ‘Embodiment Malfunction’ di JF3, Tampilkan Karya dengan Tema Gothic
 
                      Gandeng 5 Jenama, Lakon Store Eksplorasi Cinta dalam Fashion lewat ‘P.S. I Love You’ di JF3 2025
 
                      Susan Budihardjo FFI Bawa ‘Controversy’ ke Panggung JF3 2025
 
                      




