Kaleidoskop 2020

Kerja Kabinet Jokowi yang Melempem

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 30 Desember 2020
Kerja Kabinet Jokowi yang Melempem

Suasana pelantikan 12 wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (25/10/2019). (MP/Biro Pers Setpres)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik enam menteri baru pada Rabu (23/12) lalu, mendandakan reshuffle kabinet pertama di masa periode kedua pemerintahan Jokowi.

Ada enam pos menteri di Kabinet Indonesia Maju yang diisi sosok baru. Di antaranya Menteri Sosial, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Menteri Agama, Menteri Kesehatan, serta Menteri Perdagangan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan eks Wamen Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono ditunjuk sebagai Menteri Sosial dan Menteri KP menggantikan Juliari P Batubara dan Edhy Prabowo yang tengah tersandung perkara di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca Juga:

Para Bekas Pentolan Hipmi di Kabinet Jokowi-Ma'ruf

Sementara mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno dipercaya mengisi pos Menparekraf menggantikan Wishnutama Kusubandrio. Kemudian, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas diamanahkan mengemban jabatan Menteri Agama menggantikan Fachrul Razi.

Ada pula mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin yang didapuk menggantikan Menteri Kesehatan sebelumnya Terawan Agus Putranto.

Serta terakhir pengusaha sekaligus mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang memprakarsai pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Muhammad Lutfi, didaulat mengisi pos Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.

Keputusan Jokowi melakukan reshuffle kabinet agaknya bisa dimaklumi. Sebab, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri/setingkat menteri periode kedua Jokowi-Ma'ruf Amin secara rerata berada di bawah 50 persen.

Presiden Jokowi saat mengumumkan para menteri baru di Istana Negara, Selasa (22/12). (Foto: MP/Setpres)
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin saat mengumumkan para menteri baru di Istana Negara, Selasa (22/12). (Foto: MP/Setpres)

Berdasarkan survei yang dilakukan Indonesia Political Review (IPR), angka kepuasan tertinggi publik terhadap kinerja menteri hanya menyentuh 45,2 persen, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Survei tersebut dilakukan selama kurun 1-10 Oktober 2020 terhadap 1.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia dengan margin of error kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Menyusul di belakang Prabowo, ada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan tingkat kepuasan publik sebesar 44,9 persen. Kemudian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali 44,8 persen, Jaksa Agung ST Burhanuddin 44 persen, serta Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD 43,9 persen.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mendulang kepuasan publik paling bontot yakni hanya 33,3 persen. Disusul Sekretaris Kabinet Pramono Anung 33,6 persen, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko 34 persen, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro 34,5 persen, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmawati 34,8 persen.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya, Direktur Eksekutif IPR Ujang Komarudin berkesimpulan, banyak menteri di jajaran Kabinet Indonesia Maju yang kinerjanya melempem di tengah pandemi COVID-19. Bahkan, kepuasan publik terhadap kinerja menteri tertinggi, dikatakannya, masih di bawah standar 60 persen.

"Artinya di tengah pandemi ini para menteri itu tidak maksimal bekerja, lebih menyerah pada keadaan sehingga masyarakat banyak kecewa oleh kinerja menterinya itu," kata Ujang kepada Merahputih.com, Minggu (27/12).

Atas hal itu, Ujang tak terkejut ketika Jokowi mengumumkan reshuffle kabinet terhadap beberapa menterinya. Namun menurutnya, reshuffle tersebut hanya sebagian kecil dari menteri-menteri yang seharusnya diganti.

Ia memandang, Jokowi melakukan reshuffle tidak hanya berdasar pada penilaian kinerja para menteri itu sendiri. Di sisi lain, menurutnya, ada pertimbangan politis yang melatarbelakangi penggantian pembantu presiden tersebut.

Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin memimpin Sidang Paripurna perdana Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (24/10/2019). (Bayu Prasetyo)
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin memimpin Sidang Paripurna perdana Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (24/10/2019). (Bayu Prasetyo)

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini mengambil contoh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang tidak ikut disubstitusi meski mendulang kepuasan publik paling rendah.

"Ada juga menteri yang paling bawah yang kita survei yang secara objektif misalkan tenaga kerja mungkin masyarakat jengkel banyak PHK, dan lain-lain. Itu paling bawah, sebab dia gak diganti karena dia itu partai politik, itu yang disebut pertimbangan politis di situ," imbuhnya.

Ujang berpandangan, Jokowi masih tetap memprioritaskan tokoh berlatar belakang partai politik (parpol) guna mengisi pos menteri meski tak bisa dipungkiri menerima banyak masukan untuk memplot kalangan profesional.

Hal itu, menurutnya, semata karena pertimbangan politis. Bagaimanapun, sambungnya, Jokowi membutuhkan back up atau sokongan dari parpol dalam menjalankan pemerintahan.

"Pak Jokowi tidak mungkin juga menafikan partai politik, mengurangi jatah partai politik karena bagaimanapun Jokowi juga butuh back up politik itu. Jadi walaupun yang korupsinya dari menteri partai, tapi tetap saja jatah itu diberikan ke partai," ungkapnya.

Baca Juga:

Berikan Sinyal Reshuffle Kabinet, Jokowi: Yang Baru Harus Lebih Baik

Ujang pun menyampaikan, setidaknya terdapat tiga kriteria yang harus dimiliki menteri. Yakni integritas, keahlian, serta aksesibilitas penerimaan dari seluruh kalangan. Ia berasumsi, ketidakcocokan suatu tokoh dalam memimpin kementerian tertentu lantaran bukan menjadi keahliannya.

"Mungkin tadi mengapa banyak yang didapat tidak pas, tidak cocok, tidak keluar ilmunya ketika memimpin birokrasi tadi. Mungkin misalkan dia keahliannya A disimpan di kementerian B, dia ahlinya C disimpan di kementerian A, ini yang membuat kerepotan," tandasnya.

Meski reshuffle kabinet belum lama ini banyak diisi menteri dari kalangan parpol, Ujang menyarankan publik untuk memberikan kesempatan terhadap mereka setidaknya hingga tiga bulan pasca-dilantik Jokowi.

Namun, kata Ujang, para menteri baru tersebut tetap harus menunjukkan tajinya agar publik tidak terus bertanya-tanya.

"Oleh karena itu, pembuktian dari mereka harus digenjot dan harus dilakukan. Jadi punya kinerja bagus atau tidak di tengah pandemi ini, apakah memang layak mereka dilantik jadi menteri atau tidak, agar nanti publik tidak bertanya-tanya terus," tuturnya. (Pon)

Baca Juga:

Erick, Sandiaga, dan Luthfi: Tiga Sahabat yang Dipersatukan Jokowi di Kabinet

#Analisis Isu #Breaking #Kabinet Indonesia Maju #Presiden Jokowi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
Gangguan layanan kembali terjadi di rute Bus Transjakarta Koridor 13 akibat adanya kebakaran bengkel di depan RS Murni Teguh, Ciledug, Tangerang.
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Bengkel Kebakaran, TransJakarta Koridor 13 Mampang-Ciledug Cuma Sampai Halte JORR Petukangan
Olahraga
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
PSSI resmi pecat Patrick Kluivert dan jajaran tim kepelatihan di seluruh level Timnas Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Usai Gagal Bawa Indonesia ke Piala Dunia 2026
Indonesia
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
IPDN membenarkan adanya calon praja angkatan XXXVI bernama Maulana Izzat Nurhadi asal Maluku Utara yang meninggal dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Indonesia
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Kebakaran diduga akibat arus pendek listrik (korsleting) pada mesin pendingin (chiller) restoran.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
Mal Ciplaz Klender Kebakaran, Api Berawal dari Korsleting di Restoran Solaria
Olahraga
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi
Dua gol Timnas Indonesia dicetak Kevin Diks dari titik putih namun tidak menghindarkan dari kekalahan melawan Arab Saudi.
Frengky Aruan - Kamis, 09 Oktober 2025
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Diwarnai Kartu Merah, Timnas Indonesia Kalah 2-3 dari Arab Saudi
Olahraga
Timnas Arab Saudi Berbalik Unggul atas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia unggul lebih dahulu lewat gol penalti Kevin Diks.
Frengky Aruan - Kamis, 09 Oktober 2025
Timnas Arab Saudi Berbalik Unggul atas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026
Olahraga
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah Raih Dua Emas dan Catatkan Rekor Dunia di Norwegia
Rizki Juniansyah, pemecah rekor yang kembali harumkan nama Indonesia di IWF World Championshi 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Oktober 2025
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah Raih Dua Emas dan Catatkan Rekor Dunia di Norwegia
Indonesia
Hampir Sebulan Terjebak Longsor, 5 Pekerja Freeport Ditemukan Semua Sudah Jadi Mayat
Senin (6/10) dini hari, lima pekerja yang terakhir berhasil dievakuasi ditemukan semuanya dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Tembagapura.
Wisnu Cipto - Senin, 06 Oktober 2025
Hampir Sebulan Terjebak Longsor, 5 Pekerja Freeport Ditemukan Semua Sudah Jadi Mayat
Indonesia
Pasar Wonogiri Terbakar Hebat, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Langsung Diterjunkan
Pasar Wonogiri mengalami kebakaran hebat, Senin (6/10). Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 03.30 WIB.
Soffi Amira - Senin, 06 Oktober 2025
Pasar Wonogiri Terbakar Hebat, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Langsung Diterjunkan
Bagikan