Kenapa Harga Daging Sapi Indonesia Tertinggi Se-Dunia?


Pedagang melayani pembeli daging sapi di tepi jalan Adinegoro, Padang, Sumatera Barat, Rabu (15/7). (Foto Antara/Iggoy el Fitra)
Ukuran:
14
Font:
Audio:
MerahPutih, Bisnis-Banyak pihak mengutarakan, jika harga daging sapi di Indonesia termahal di dunia. Sementara negara-negara importir sapi lainnya bisa membuat harga daging sapi untuk masyarakat lebih terjangkau.
"Kalau harga ideal daging sapi, Rp60 ribu - Rp70 ribu, harga normal kisaran Rp90 ribu, nah kalau Rp130 ribu - Rp140 ribu itu enggak normal. Di negara lain, jika dirupiahkan, harga sapi berkisar Rp65 ribu," ujar Mr X, salah satu importir sapi saat ditemui Merahputih.com, Rabu (12/8).
Perihal harga daging di Indonesia lebih mahal daripada negara lain yang juga mengimpor sapi dari Australia, Mr X berpendapat ada beberapa faktor.
"Ya karena memang dollar yang sedang naik, lalu yang jelas itu masalah supply yang tidak bisa memenuhi kebutuhan daging. Kebutuhan akan daging masyarakat Indonesia makin hari makin naik. Impor dibatasi sementara pasokan sapi lokal yang katanya bisa mencukupi, kemana sapinya?," terangnya.
Meski mengetahui di sebagian Jawa dan Nusa Tenggara merupakan produsen sapi potong, namun menurut Mr X, hal itu tetap tidak mencukupi. Apalagi jika dikalkulasikan, pembelian sapi lokal lebih mahal daripada mengimpor.
"Dari Nusa Tenggara saja cuma bisa pakai kapal laut sampai Surabaya. Selebihnya dibawa menggunakan jalur darat. Kita belum punya kapal besar khusus mengangkut hasil ternak dalam kapasitas besar. Kalau lewat darat, ya ongkosnya jauh lebih besar dan risiko susutnya pun besar," ujarnya.
Selain itu, menurutnya, belum tentu ketersediaan sapi lokal bisa memenuhi permintaan pengusaha.
"Misal saya pernah cari sapi lokal 1.000 ekor, bisa hitungan bulan. Sementara kalau dari impor, pasti tersedia, malah lebih dari itu dalam waktu singkat," ujarnya.
Masih menurut Mr X, kultur di Indonesia lebih memilih sapi hidup yang didatangkan untuk kemudian dipotong di Indonesia daripada memesan daging beku, lantaran pasar Indonesia lebih menyukai daging segar.
"Dari situ sudah ketahuan, cost yang dibutuhkan mendatangkan sapi lebih besar daripada daging beku. Kalau sapi kan perlu orang banyak, perlu kandang, karantina, kasih makan, biaya pemotongan. Sementara kalau daging beku, simpel saja, enggak butuh orang banyak dan cost yang besar," ujarnya. (wan)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia
KPK Diminta Waspadai Modus Baru Pemain Lama Korupsi Kuota Impor
KPK diminta mewaspadai para eks terpidana kasus korupsi kuota impor daging yang diduga kembali bermain dan melebarkan sayap.
Wisnu Cipto - Selasa, 22 April 2025

Indonesia
Impor 200 Ribu Ton Daging Sapi dan Kerbau Diberikan ke BUMN
Penugasan ini dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dipicu dengan musim hujan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 06 Februari 2025

Indonesia
Pemerintah Diminta Hati-Hati Impor Daging di Tengah Wabah PMK
Jika impor tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nasional, maka daging harus dipastikan berasal dari negara yang sudah bebas dari PMK
Angga Yudha Pratama - Rabu, 05 Februari 2025

Indonesia
Pemerintah Berencana Impor Daging dari India, Legislator: Masa Rakyat Mau Dikasih Makan Penyakit
Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan vaksin aman di dalam negeri
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 Februari 2025
