Kuliner

Kenangan Manis Gulali Jadul yang Dinikmati Sebelum Pandemi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 30 September 2021
Kenangan Manis Gulali Jadul yang Dinikmati Sebelum Pandemi

Gulali jadul yang dibentuk menggunakan tangan. (Foto: Instagram/@nengjajan)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KEDUA tangannya begitu lihai membentuk adonan gula yang masih lembek itu. Adir, yang sudah menggeluti profesi pedagang gulali selama 35 tahun itu kemudian mengambil sebuah cetakan dari kayu berbentuk ikan.

Adonan gula tersebut kemudian ia tiup agar mengembang. Setelahnya, ia mengisi cetakan ikan tadi dengan adonan gulali. Cetakan tersebut ditutup, ia tekan, dan jadilah permen gulali berbentuk ikan. Begitu proses pembuatan gulali pada akun Youtube The Tuang Food.

Baca Juga:

Ketangguhan Jerome Polin Mengejar Pendidikan di Luar Negeri

Anak-anak kekinian mungkin lebih mengenal jenis gulali seperti permen kapas ataupun rambut nenek. Permen kapas dan rambut nenek memang masih banyak ditemukan atau dijual di pinggir jalan menggunakan motor ataupun sepeda.

Namun, sebenarnya ada jenis gulali lain yang saat ini sudah mulai punah. Disebut sebagai gulali jadul, gulali ini tidak seperti permen kapas atau rambut nenek yang bisa hilang saat diemut. Gulali jadul lebih mirip seperti permen yang keras. Para penjual gulali tetap tangguh dengan eksis di tengah banyaknya jajanan modern.

Jajanan jadul ini sering sekali ditemukan di depan sekolah. Biasanya, penjual gulali jadul ini memikul dagangannya dengan berjalan kaki dan singgah ke sekolah-sekolah. Seiring perkembangan zaman, ada beberapa penjual gulali jadul yang sudah menggunakan sepeda maupun motor.

Mereka yang memikul dagangannya biasanya duduk di depan sekolah menggunakan bangku kecil atau batu bata. Sedangkan mereka yang menggunakan sepeda atau motor biasanya hanya berdiri dan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk mencari keramaian.

Sebelum pandemi, jajanan jadul ini biasanya menarik perhatian anak-anak saat bel pulang sekolah berbunyi. Biasanya banyak anak-anak yang mengantre dan berkerumun hanya untuk melihat keterampilan sang penjual permen jadul ini yang dengan telaten membuat berbagai bentuk permen.

Proses pembuatannya yang unik menarik perhatian. (Foto: Instagram/@nengjajan)

Penjual gulali jadul biasanya menggunakan panci tipis yang telah disekat menjadi tiga hingga empat bagian dengan satu bagian yang tertutup untuk menaruh perlengkapan. Sisanya merupakan tempat gula yang akan dibentuk.

Untuk menjaga tekstur gula agar tidak menjadi keras dan tetap bisa dibentuk, di bawah panci terdapat api kecil yang digunakan untuk menjaga suhu panci. Selain itu, para penjual gulali jadul selalu mempunyai gunting kecil yang terbuat dari besi untuk membantu proses pembuatan bentuk lucu pada permen.

Mereka juga mempunyai kayu kecil yang digunakan untuk mengaduk dan mengambil gula sebelum dibentuk. Bahkan, beberapa penjual yang kreatif biasanya membuat sendiri cetakan gulali yang terbuat dari kayu ataupun semen.

Baca Juga:

Terapis Tangguh, Memiliki 3 Akun Pijat Daring demi Keluarga

Rahasia nikmat gulali jadul ini adalah proses pembuatannya yang menggunakan tangan langsung dan bahkan ada yang ditiup serta dibentuk menggunakan cetakan kayu atau semen. Hal inilah yang membuat para orang tua selalu melarang anak-anaknya untuk membeli jajanan ini karena dianggap tidak higienis bahkan dari sebelum pandemi. Apalagi dalam situasi pandemi saat ini, orang-orang mulai memperhatikan kebersihan makanan, sehingga hampir tidak ada yang berani membeli gulali jadul ini.

Terbuat dari gula, air dan pewarna makanan, meskipun rasanya biasa-biasa saja atau seperti permen pada biasanya, gulali jadul digemari karena bentuk-bentuknya yang lucu dan unik. Beragam bentuk mulai dari ayam, burung, naga, sepeda, motor, dot, kembang, terompet dan masih banyak lagi bisa dibentuk dengan mudah oleh penjualnya.

Para pembeli juga mengaku sebenarnya mereka lebih tertarik melihat proses pembuatannya daripada permennya. Jadi mereka hanya membeli gulali jadul untuk melihat proses pembuatannya.

Dengan harga Rp 2 ribu rupiah per satunya, gulali jadul ini ternyata tidak dijual sembarangan. Para penjual mengaku mengikuti pelatihan dan banyak belajar sebelum akhirnya yakin untuk menjualnya. Bentuk gulali yang unik dan bagus ini sebenarnya memperlihatkan seni dari para penjualnya.

Tanpa kreativitas dan jiwa seni tentunya akan sulit membuat beragam bentuk yang unik. Melihat proses pembentukan gulali pun sebenarnya mirip seperti melihat anak-anak yang bermain dengan tanah liat. Hanya saja dalam proses pembentukan gulali ini sedikit lengket, sehingga diperlukan tepung putih yang dioleskan para penjual ke jari sebelum membentuk gulalinya.

Pandemi mengakibatkan jajanan jadul ini terancam karena biasanya jajanan ini mengincar lokasi yang berada di depan sekolah, tetapi karena banyak sekolah yang tutup, para penjual gulali juga semakin sulit ditemukan. Tidak hanya itu, proses pembuatannya yang tidak menggunakan sarung tangan dan bahkan ditiup oleh penjual sebelum membentuk gulali membuat orang ragu untuk mengonsumsinya karena dapat tertular penyakit melalui droplet. (tel)

Baca Juga:

Ketangguhan Melawan Jerawat Berikut Ejekan Orang

#Kuliner Indonesia #September Jagoan Tangguh Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Fun
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Es Pleret merupakan minuman khas asal Blitar, Jawa Timur.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 26 Maret 2025
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Kuliner
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kue klepon menjadi menu andalan yang hampir tidak pernah luput di perayaan Isra Mi'raj.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Januari 2025
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kuliner
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Sopi telah menjadi bagian penting dari budaya lokal dan kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 15 November 2024
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Fun
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Indonesia diharapkan mampu menghadirkan restoran-restoran dengan kuliner khas Nusantara di luar negeri.
Andreas Pranatalta - Minggu, 12 Maret 2023
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Bagikan