Penaikan Harga BBM, PKS Pertanyakan Proyek IKN dan Kereta Cepat Tetap Jalan


Ilustrasi - Kenaikan harga BBM. (Foto: MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Desakan penolakan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terus bergulir.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan menolak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menilai, kebijakan ini akan menurunkan daya beli masyarakat dan menambah jumlah orang miskin.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Bagikan BLT BBM ke Warga Kepulauan Tanimbar
Dia mengatakan, kondisi ekonomi masyarakat kecil masih belum pulih pasca-pandemi.
“Mereka akan terpukul ekonominya dan sulit bangkit kembali dari keterpurukan,” kata dia, Jumat (2/9).
Menurut Ahmad Syaikhu, masyarakat sudah terpukul imbas kenaikan harga minyak goreng beberapa waktu lalu.
Belum selesai lonjakan harga minyak goreng, kata dia, harga telur turut meroket.
"Kenaikan harga BBM dan solar bersubsidi akan menciptakan efek domino berupa kenaikan harga secara keseluruhan di berbagai sektor," jelas Syaikhu.
Dia turut menyoroti proyek Ibu Kota Negara (IKN) dan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang tetap dijalankan pemerintah.
Ia mempertanyakan dana untuk membangun IKN dan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang disanggupi pemerintah.
"Namun, untuk memastikan harga BBM tetap terjangkau sebagai kebutuhan mendasar justru tidak sanggup?” kata Syaikhu yang juga mantan Wakil Wali Kota Bekasi ini.
Baca Juga:
Kapolda Metro Prediksi Aksi Unjuk Rasa bakal Marak jika Harga BBM Naik
Syaikhu mengatakan, pemerintah kerap berdalih jika bengkaknya biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) karena adanya subsidi BBM.
Menurutnya, pembengkakan bisa dikurangi dengan melakukan efisiensi agar bebas dari pemborosan belanja dan praktik korupsi.
Pemerintah, kata dia, bisa memulai dengan menunda proyek-proyek besar yang tidak prioritas.
Ia juga turut mendesak pemerintah meninjau kembali rencana kebijakan tersebut.
“Rakyat membutuhkan keberpihakan dan kepedulian yang nyata dari pemimpinnya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi memastikan kenaikan BBM belum akan dilakukan. Pemerintah masih menghitung nilai penaikan harga BBM bersubsidi, khususnya jenis solar dan Pertalite.
"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," kata Presiden saat ditemui awak media seusai peluncuran teknologi "5G Smart Mining" di wilayah Tambang Grasberg, Mimika, Papua, Kamis (1/9).
Pertamina sendiri akan memberlakukan beli BBM bersubdisi pakai MyPertamina.
Setiap orang dengan kendaraan roda empat atau yang sesuai dengan akategori tertentu yang ingin membeli dua jenis bahan bakar tersebut wajib daftar aplikasi MyPertamina.
Saat ini penggunaan aplikasi MyPertamina berlaku di 50 kabupaten/kota. (Knu)
Baca Juga:
Jokowi Masih Lakukan Kalkulasi Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
BBM di SPBU Merek Asing Langka, Pertamina Bantah Lakukan Monopoli

Kementerian ESDM Minta Shell dan BP Kirim Data Spesifikasi BBM untuk Diolah dan Diserahkan ke Pertamina

KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Panggil Pertamina Hingga SPBU Swasta

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

SPBU Swasta Berkontribui Alihkan Konsumen BBM Subsidi ke Nonsubsidi

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol

Kasus Salah Isi Pertalite Malah Dapat Solar di Kembangan, Pihak SPBU Bisa Dijerat Pasal UU Perlindungan Konsumen
