Kemenperin Dorong Produksi Mobil Hybrid dan Listrik


Mobil listrik BMW i3 yang dipamerkan dalam GIIAS 2017. (Foto: BMW)
MerahPutih.com - Kementerian Perindustrian mendorong keberadaan kendaraan beremisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) seperti mobil hybrid dan listrik sebagai pengembangan industri otomotif nasional. Tujuannya agar Indonesia berdaya saing di pasar global.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan mobil hybrid yang menggunakan dua sumber energi. Yakni bahan bakar minyak dan listrik serta mobil listrik bertenaga penuh sesuai dengan tren industri otomotif kendaraan bermotor ramah lingkungan.
"Yang dimaksud pengembangan produksi kendaraan dengan emisi karbon rendah dan 'fuel economy' lebih tinggi, seperti kendaraan dengan teknologi hybrid yang konsumsi bahan bakarnya sekitar 20-28 kilometer per liter dan di atas 28 kilometer per liter," kata Menteri Airlangga melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Menperin menjelaskan dengan mengacu standar konsumsi bahan bakar tersebut, kendaraan akan lebih hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Ia mencontohkan pada pameran otomotif beberapa waktu lalu, ada mobil hybrid dengan konsumsi bahan bakar 2,5 liter untuk 100 kilometer atau sekitar 40 kilometer per liter.
Kemenperin pun sudah berdiskusi dengan para pelaku industri otomotif nasional yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengenai upaya pengembangan kendaraan masa depan tersebut dan telah mendapat masukan serta respons positif.
Menurut Airlangga, pengembangan mobil listrik telah masuk dalam peta jalan Kemenperin. Pada 2025, produksi mobil listrik diharapkan sudah mencapai 20 persen dari total produksi kendaraan bermotor nasional.
Dalam waktu dekat, Kemenperin akan melakukan uji coba terhadap 10 prototipe mobil listrik yang dikategorikan laik jalan.
"Prototipe tersebut akan dibagikan, antara lain ke Kementerian Perhubungan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar bisa dites sambil regulasinya kami siapkan," ungkapnya.
Pengembangan mobil listrik memerlukan infrastruktur dan teknologi yang memadai karena jumlah pemasok atau industri penunjangnya masih cukup sedikit dibandingkan produsen kendaraan yang ada saat ini.
Oleh karena itu, Airlangga menjelaskan butuh persiapan yang matang, seperti teknologi baterai dan tempat pengisiannya. (*/ant)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025

VinFast Indonesia Resmi Luncurkan VinFast VF7 dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025

BYD Atto 1 Resmi Meluncur di GIIAS 2025, Mobil Listrik Mungil untuk Kota Besar
