Kemendikbud Akui Teledor tak Cantumkan KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah Indonesia

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 20 April 2021
Kemendikbud Akui Teledor tak Cantumkan KH Hasyim Asy'ari di Kamus Sejarah Indonesia

Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Foto: wikipedia

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hilmar Farid memohon maaf atas keteledoran tidak mencantumkan nama tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Syekh Hasyim Asy'ari.

Nama pahlawan itu tak ada di Kamus Sejarah Indonesia dua Jilid I dan II terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Hilmar mengatakan, terkait substansi Kamus Sejarah Indonesia yang saat ini menjadi permasalahan, sama sekali tidak ada niatan untuk menghilangkan tokoh sejarah Syekh Hasyim Asy'ari. Pasalnya, di dalam buku yang sama sudah dimuatkan informasi beberapa kali pada beberapa bagian tentang pendiri dari NU.

Tentu disebut juga Syekh Hasyim Asy'ari. Selain itu, di kesempatan lain juga disebutkan di beberapa halaman yang lain. Ia mengatakan, tidak ada maksud untuk menghilangkan tokoh besar Syekh Hasyim Asy'ari dari penulisan sejarah.

"Bahkan pada tahun yang sama 2017, Kemdikbud menerbitkan biografi ringkas dari Kyai Haji Syekh Hasyim Asy'ari melalui Museum Kebangkitan Nasional,” kata Hilmar pada konferensi pers daring, Selasa (20/4).

Pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Foto: Istimewa

Hilmar menyebutkan, ringkas biografi tersebut ditulis oleh tokoh-tokoh NU. Oleh karena itu, Hilmar menegaskan narasi bahwa ada upaya untuk menghilangkan tokoh sejarah tidak benar.

"Memang ada kesalahan teknis dalam penyusunan dan kami tentu memohon maaf karena ini adalah kesalahan yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Buku yang belum siap untuk diedarkan sudah di-upload ke website,” ucap Hilmar.

Ia menambahkan, untuk memastikan polemik ini berlarut pihaknya sudah menurunkan atau menarik buku tersebut dari website Rumah Belajar.

Selanjutnya, Hilmar mengatakan, telah meminta kepada staf untuk menurunkan semua buku yang terkait dengan sejarah modern untuk ditinjau ulang. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian serupa.

“Kita tidak mau ada lagi kejadian seperti ini,” kata Hilmar.

Hilmar menjelaskan, Kamus Sejarah Indonesia ini mulai disusun 2017 dan risetnya melibatkan banyak pihak karena merupakan kamus sejarah.

Sejak 2017 itu, lanjut Hilmar, naskah tersebut disimpan. Namun pada 2019 untuk memenuhi permintaan penyediaan bahan-bahan terkait sejarah yang akan dimuat di dalam situs Rumah Belajar, maka naskah belum rampung tersebut juga dipublikasi. Padahal, naskah tersebut sebenarnya belum siap.

“Saya sudah mengecek sampai staf yang mengerjakan di lapangan betul-betul saya urut kronologisnya dan kesimpulannya memang ini betul-betul kealpaan,” ucap Hilmar.

Keterlibatan publik menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemendikbud.

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya,” tutup Hilmar. (Knu)

#Kemendikbud #KH Hasyim Asy’ari
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Dugaan Korupsi Rp 9,9 Triliun, Kemendikbudristek Ganti Kajian Agar Rekomendasi Jadi Gunakan Sistem Chrome
Penyidik Jampidsus mendalami dugaan adanya pemufakatan jahat oleh berbagai pihak dengan mengarahkan tim teknis agar membuat kajian teknis terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada tahun 2020.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 05 Juni 2025
Dugaan Korupsi Rp 9,9 Triliun, Kemendikbudristek Ganti Kajian Agar Rekomendasi Jadi Gunakan Sistem Chrome
ShowBiz
Lirik Lagu Penuh Motivasi Berjudul 'Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat' Ciptaan Benny Hermanto
Lirik lagu ini disusun dengan tujuan untuk memotivasi serta membentuk karakter unggul pada anak-anak Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 11 Januari 2025
Lirik Lagu Penuh Motivasi Berjudul 'Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat' Ciptaan Benny Hermanto
Indonesia
DPR Ingatkan Penghapusan Jurusan di SMA Bisa Timbulkan Masalah Tenaga Pendidik
Melalui pembahasan itu, kebijakan penghapusan jurusan di SMA akan lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 Juli 2024
DPR Ingatkan Penghapusan Jurusan di SMA Bisa Timbulkan Masalah Tenaga Pendidik
Indonesia
Pemberhentian Hasyim Asy’ari dari Kursi Ketua KPU, DPR: Memastikan Etika Dijunjung dalam Demokrasi
Anggota Komisi II DPR RI Teddy Setiadi menilai keputusan DKPP tepat.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Juli 2024
Pemberhentian Hasyim Asy’ari dari Kursi Ketua KPU, DPR: Memastikan Etika Dijunjung dalam Demokrasi
Indonesia
KPU Minta Publik Jangan Bawa Keluarga Hasyim Asy’ari dalam Urusan Pemberhentian
Pemberhentian Hasyim Asy’ari dari kursi ketua KPU menjadi sorotan publik.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 06 Juli 2024
KPU Minta Publik Jangan Bawa Keluarga Hasyim Asy’ari dalam Urusan Pemberhentian
Video
Seputar Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kasus Asusila Coreng Legacy KPU
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), memberikan sanksi pemecatan kepada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari.
Rezita Kesuma - Jumat, 05 Juli 2024
Seputar Pemecatan Ketua KPU Hasyim Asy'ari: Kasus Asusila Coreng Legacy KPU
Indonesia
Aturan Seleksi Masuk PTN diubah, Rektor UNS Sebut Tidak Ada Lagi Diskriminasi
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Jamal Wiwoho menyatakan, kesiapan UNS dalam melaksanakan aturan tersebut. Ia menilai dalam konteks ini sekarang tidak ada diskriminasi lagi.
Mula Akmal - Selasa, 13 September 2022
Aturan Seleksi Masuk PTN diubah, Rektor UNS Sebut Tidak Ada Lagi Diskriminasi
Bagikan