Kematian di Seluruh Dunia akibat COVID-19 Sudah di Atas 200.000

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 30 April 2020
Kematian di Seluruh Dunia  akibat COVID-19 Sudah di Atas 200.000

Dokumentasi - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus membuka Majelis Kesehatan Dunia ke-72 di Jenewa, Swiss, Senin (20/5/2019). ANTARA/REUTERS/Denis Balibouse/pr

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, lebih dari 200.000 kematian secara global akibat virus corona (COVID-19), hingga Selasa (28/4).

Papan data COVID-19 milik WHO yang diperbarui pada Selasa pukul 16.00 Waktu Eropa Tengah menunjukkan bahwa sejauh ini WHO telah menerima laporan 2.954.222 kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan 202.597 kematian secara global.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Masih Panjang, WHO: Solidaritas, Solidaritas, Solidaritas!

Dikutip Antara, Amerika Serikat menduduki urutan pertama dengan jumlah kematian tertinggi sebanyak 49.170, yang disusul oleh Italia dengan 26.977 kematian.

Negara lainnya yang mencatat kematian COVID-19 di atas 20.000 di antaranya Prancis dengan 23.261 kematian, Spanyol dengan 23.190 kematian serta Inggris yang melaporkan 21.092 kematian.

Sejumlah ilmuwan melakukan test sampel COVID-19 di dalam laboratorium di Dinas Kesehatan Kota New York, di tengah merebaknya virus Corona (COVID-19) di Kota New York, New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020). Foto diambil tanggal 23 April 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/wsj.)
Sejumlah ilmuwan melakukan test sampel COVID-19 di dalam laboratorium di Dinas Kesehatan Kota New York, di tengah merebaknya virus Corona (COVID-19) di Kota New York, New York, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020). Foto diambil tanggal 23 April 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/wsj.)

Virus corona yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya itu telah mengakibatkan kerugian material yang melampaui risiko yang pernah terjadi di saat Depresi Besar pada 1930-an melanda dunia, sebagaimana dikatakan sejumlah ekonom.

Baca Juga:

Cerita Dua WNI di Kamboja yang Sembuh dari COVID-19

Setelah melakukan penutupan wilayah, sejumlah negara di Eropa mulai secara perlahan dan hati-hati melonggarkan pembatasan seperti yang dilakukan otoritas di Spanyol yang mengizinkan anak-anak bermain di luar rumah.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga mengisyaratkan melakukan pelonggaran karantina wilayah secara bertahap dengan mengizinkan sejumlah toko-toko melayani pembeli namun dengan aturan jaga jarak dan pemakaian masker bagi setiap warga yang keluar rumah untuk berbelanja. (*)

Baca Juga:

Temuan Baru di Eropa, Gejala Corona Bisa Dideteksi dari Kaki

#Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan