Keluarga Sultan Malaysia akan Jamu 25.000 Warga Gowa
Tari Adat maysarakat Gowa (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)
MerahPutih.Com - Kunjungan Kesultanan Malaysia ke Gowa, Sulawesi Selatan bukan sekedar napak tilas sejarah, tapi lebih kepada mempererat hubungan antarsesama keturunan kerajaan Gowa.
Keluarga Kesultanan Hasanuddin Malaysia Keturunan Raja Sakti DYTTM Tuan Raja Karameng Sakti Azhar Syah Al Sakti Ibni Tuan Raja Wahab Syah Al Sakti mengundang sekitar 25.000 warga Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk menjamu makanan khas dari negeri jiran itu.
"Insha Allah, tanggal 3 September ini kita lakukan kenduri bersama warga untuk makan bersama dengan makanan khas Malaysia," ujar Tuan Megah Sri Moh Syahrul Nizam, anak sulung dari Tuan Raja Azhar Syah Al Sakti di Gowa, Kamis (31/8).
Ia mengatakan warga Kabupaten Gowa yang diundang makan bersama atau kenduri dengan keluarga kerajaan itu akan dipusatkan di Lapangan Syekh Yusuf Gowa.
Pihak keluarga kerajaan Kelantan Malaysia itu menyumbangkan sapi kurban sebanyak 32 ekor untuk disembelih dan akan disantap bersama warga dengan ala masakan khas kerajaan itu.
"Insha Allah tidak akan ada yang merasa kekurangan karena kita tidak ingin mengecewakan saudara-saudara kita semua. Kalau makanannya kurang kita akan ditambah, berapa pun banyaknya yang dibutuhkan," katanya.
Rombongan Kesultanan Hasanuddin Keturunan Raja Sakti itu berkunjung ke Gowa sejak 30 Agustus 2017 dengan membawa serta para koki atau chef dari Malaysia untuk memasak makanan khas kerajaan itu.
"Kami sengaja membawa serta chef karena daerah yang dikunjungi sekaligus tempat berkurban, dan kita ingin berbagi bersama saudara-saudara sekalian di nusantara Indonesia," ujarnya.
Kesultanan Hasanuddin pada lawatannya ke Kabupaten Gowa menyerahkan sumbangan 32 ekor sapi kurban untuk masyarakat di Rumah Potong Hewan (RPH) Tamarunang, Kabupaten Gowa.
Syahrul Nizam mengaku jika kehadirannya di tanah Sulawesi khususnya Kabupaten Gowa adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi.
Menurut dia, penyerahan hewan kurban itu sebagai bentuk silaturrahmi dan persekutuan antara dua suku, namun satu dalam hal penciptaan.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Presiden Rehabilitasi 2 Guru SMA di Luwu Utara, Komisi II DPR: Kepala Daerah Jangan Asal Pecat Guru
Merasa Jadi Korban selama Bertahun-tahun, 2 Guru dari Luwu Utara Terharu Usai Dapat Surat Rehabilitasi dari Prabowo
Prabowo Beri Hak Rehabilitasi bagi 2 Guru Luwu Utara, Mensesneg: Guru Harus Dilindungi, Bukan Dihukum
2 Guru di Luwu Utara Diberhentikan Usai Bela Rekan Honorer, DPR Minta Pemerintah Tinjau Ulang
Hari Durian Nasional Malaysia Diusulkan Tiap 7 Juli, Bareng Momen Panen Raya
Durian Diajukan Jadi Buah Nasional Malaysia, Tiap 7 Juli Hari Durian Nasional
MILLS Siap Taklukkan Pasar Sportswear Malaysia dengan Gandeng Terengganu FC Hingga Universal Sports
Polisi Malaysia Selamatkan 49 WNI Perempuan dari Perdagangan Orang, Ada Yang Sudah 13 Tahun Dipekerjakan
Malaysia Turunkan Harga BBM RON 95 Jadi Sekitar Rp Rp 7.864 Per Liter, Di Indonesia Pertamax Rp 12.200 Per Liter
Muhammadiyah Resmika Rumah Hamka di Malaysia, Aset Dibeli Sejak 2024