Kelompok Aktivis 98 Ingatkan Demokrasi dalam Ancaman

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 19 Desember 2023
Kelompok Aktivis 98 Ingatkan Demokrasi dalam Ancaman

Bedah buku Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98 di Saung Kang Ashly, Ciputat, Banten, Senin (18/12) petang. Foto: Istimewa

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Kelompok aktivis reformasi dari Gerak 98, kembali menggelar diskusi dan bedah Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98. Bedah buku itu digelar di Saung Kang Ashly, Ciputat, Banten, Senin (18/12) petang.

Penulis buku, Buya Azwar Furgudyama yang hadir sebagai pembicara kunci mengingatkan bahwa masa depan demokrasi kali ini berada dalam ancaman nyata.

Baca Juga

Prabowo Berbagi Filosofi Hidup dalam Diskusi Bareng Erick Thohir dan Influencer

Menurutnya, rekam jejak Prabowo Subianto sarat dengan sejarah kelam dan kini tampil kembali dalam kontestasi Pilpres 2024. Ia menambahkan, realitas demokrasi saat ini berpotensi besar kembali ke masa Suharto di masa lalu dengan dimensi yang baru.

"Persandingan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming, merupakan model ancaman sempurna yang berpotensi untuk memutar kembali haluan demokrasi yang telah susah payah kita bangun melalui gerakan Reformasi 98. Kita semua tahu bagaimana proses politik Gibran yang dengan terang benderang menerima manfaat dari putusan kontroversial MK. Terlebih rekam jejak Prabowo yang belum tuntas sepenuhnya dari sejarah masa lalunya," tegasnya.

Ia melanjutkan, bisa saja Presiden Jokowi saat ini dapat menitipkan agenda politiknya kepada Prabowo Subianto melalui putranya yaitu Gibran. Namun, Buya mengingatkan, potensi Prabowo untuk berkhianat itu sangat besar dan itu terlihat pula dari rekam jejaknya.

"Soeharto saat itu kekuasaannya sedang lumpuh. Jokowi nanti tidak lagi menjadi Presiden dan berkuasa seperti saat ini. Jadi potensi pengkhianatan akan terjadi. Apalagi Prabowo punya partai dengan suara besar, sedangkan Jokowi tidak," sambungnya.

Baca Juga

Prabowo Rancang Program Pemerintah Sesuai Peta Jalan Indonesia 2045

Sementara itu, aktivis NU Savic Ali yang turut hadir sebagai narasumber mendorong semua kelompok masyarakat sipil untuk terus menyuarakan dan memperjuangkan kemanusiaan dalam konstruksi demokratis. Ia juga menyatakan kesiapannya untuk mengawal proses demokratisasi agar tidak kembali ke masa otoriterianisme.

"Buku ini adalah bagian dari merawat ingatan publik untuk terus menyuarakan kebenaran dan keresahan para korban dan keluarga korban. Kita siap untuk terus kembali menjadi garda depan melawan dan menggagalkan orang yang tidak layak memimpin di negeri ini," ujarnya.

Narasumber lain, aktivis 98 Firman Tendry turut mengapresiasi kehadiran buku ini. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Buya Azwar merupakan informasi penting yang harus diketahui oleh khalayak luas, terkhsusu generasi muda.

"Bagi saya buku ini penting untuk generasi muda karena segmen muda memang sudah tidak paham dan mengetahui apa yang terjadi di masa-masa akhir kejatuhan rezim Suharto.

Melalui buku ini pula, Buya Azwar mengingatkan kepada kita semua untuk mendasari proses demokratisasi pada konstruksi etik dan keadaban publik," terangnya.

Sedangkan Direktur Lima, Ray Rangkuti yang turut diundang sebagai narasumber mengingatkan agar publik tidak terbuai dengan politik gimik Gemoy. Ia juga menegaskan bahwa citra itu sengaja dibuat untuk menutupi karakter asli Prabowo Subianto.

"Politik gemoy adalah politik pencitraan untuk menutupi karakter aslinya. Menurut saya itu memang sengaja dibuat entah oleh konsultannya atau siapa dan dapat dengan mudah di viralkan. Apa artinya? Ya menurut saya, itu menandai bahwa selain mereka tidak punya visi juga jauh dari unsur kelayakan memimpin bangsa sebesar Indonesia yang dibangun dari pondasi keadaban," pungkasnya. (Pon)

Baca Juga

Bedah Buku Hitam Prabowo di NTB, Aktivis 98 Sorot Pelanggaran HAM dan Politik Dinasti Jokowi

#Prabowo Subianto
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Klaim Kasus Nadiem dan Tom Lembong Mirip, Hotman Paris Minta Waktu Prabowo 10 Menit Buktikan Kliennya Tak Bersalah
“Saya hanya membutuhkan 10 menit untuk membuktikan itu di depan Bapak Prabowo Presiden Republik Indonesia yang pernah jadi klien saya 25 tahun,” kata Hotman Paris.
Wisnu Cipto - Jumat, 05 September 2025
Klaim Kasus Nadiem dan Tom Lembong Mirip, Hotman Paris Minta Waktu Prabowo 10 Menit Buktikan Kliennya Tak Bersalah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden Prabowo Bekukan DPR
Alasan pembekuan karena DPR tak kunjung mengesahkan RUU Perampasan Aset koruptor.
Wisnu Cipto - Jumat, 05 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden Prabowo Bekukan DPR
Indonesia
Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil
Idrus menilai Prabowo telah berada di jalur yang benar
Angga Yudha Pratama - Kamis, 04 September 2025
Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil
Indonesia
Situasi Indonesia Sudah Kondusif Pasca Demo, Istana: Kuncinya adalah Kebersamaan
Juru Bicara Presiden RI Prabowo Subianto, Prasetyo Hadi mengatakan, situasi Indonesia kini sudah kondusif pasca demo. Ia mengatakan, bahwa kebersamaan menjadi kuncinya.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Situasi Indonesia Sudah Kondusif Pasca Demo, Istana: Kuncinya adalah Kebersamaan
Indonesia
Mensesneg: Pemerintah China Memohon Prabowo Setidaknya Hadir 1 Hari
Prabowo akhirnya memutuskan melawat ke China memenuhi undangan Presiden Xi Jinping karena situasi keamanan di dalam negeri telah kembali normal
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Mensesneg: Pemerintah China Memohon Prabowo Setidaknya Hadir 1 Hari
Indonesia
Sempat Ditunda, Presiden Prabowo Jadi Lawatan ke China Didampingi Seskab Teddy
Prabowo didampingi Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya bertolak dari Base Ops Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (2/9) malam.
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Sempat Ditunda, Presiden Prabowo Jadi Lawatan ke China Didampingi Seskab Teddy
Berita
Buntut Marak Kerusuhan, Denny JA Sebut Prabowo Perlu Perkuat Early Warning System
Denny JA mengatakan, Prabowo harus memperkuat early warning system. Hal itu melihat maraknya kerusuhan yang terjadi di Indonesia saat ini.
Soffi Amira - Senin, 01 September 2025
Buntut Marak Kerusuhan, Denny JA Sebut Prabowo Perlu Perkuat Early Warning System
Indonesia
Eks Ketum Muhammadiyah Minta Presiden Prabowo Kendalikan Situasi, Imbau Ulama Tenangkan Warga
Para pemuka agama diharapkan mampu menenangkan umat namun tetap kritis terhadap segala bentuk kemungkaran.
Wisnu Cipto - Minggu, 31 Agustus 2025
Eks Ketum Muhammadiyah Minta Presiden Prabowo Kendalikan Situasi, Imbau Ulama Tenangkan Warga
Indonesia
Ayah Affan Kurniawan Dijanjikan Rumah Gratis di Bogor Usai Sampaikan Unek-Unek ke Prabowo
Affan sendiri telah menabung untuk membeli sebidang tanah di Lampung dan membelikan motor untuk adiknya
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 30 Agustus 2025
Ayah Affan Kurniawan Dijanjikan Rumah Gratis di Bogor Usai Sampaikan Unek-Unek ke Prabowo
Indonesia
Usai Insiden Affan Kurniawan Dilindas Rantis Polisi, Prabowo Disebut Ingin Demokrasi Dibangun di Atas Aspirasi yang Sehat
Riza juga mengingatkan para pengunjuk rasa untuk mewaspadai kelompok tertentu yang mungkin menunggangi aksi mereka
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 30 Agustus 2025
Usai Insiden Affan Kurniawan Dilindas Rantis Polisi, Prabowo Disebut Ingin Demokrasi Dibangun di Atas Aspirasi yang Sehat
Bagikan