Katherine: Saya Beragama Katolik, Cap Go Meh adalah Pesta Budaya


Atraksi Kie Lin dari PGB Bangau Putih Bogor saat Pesta Budaya Cap Go Meh 2018. (Merahputih.com/Rizki Fitrianto)
MESKI dinding langit tampak mendung dan air hujan turun rintik-rintik, ribuan masyarakat tetap antusias memerhatikan parade budaya Bogor Street Fest Cap Go Meh 2018.
Tidak hanya orang tua, anak-anak berusia dini pun begitu takjub menyaksikan rangkaian kegiatan seni dan budaya tersebut.
Jalan Suryakencana, Bogor, seketika menjadi lautan manusia yang tak hanya masyarakat sekitar melainkan dari luar kota Bogor, seperti Katherine Budiman.
Wanita kelahiran tahun 1979 itu, rela datang dari Bandung sejak pagi hari bersama keluarga hanya untuk menyaksikan kemeriahan parade budaya pemersatu bangsa itu.
Meski bukan berdarah Tionghoa, Katherine menegaskan bahwa acara Bogor Street Fest Cap Go Meh 2018 bukan semata kegiatan untuk etnis dan agama tertentu.
"Saya sendiri beragama Katolik. Cap Go Meh bukan sekadar perayaan agama atau etnis tertentu. Ini adalah pesta budaya. Pesta rakyat," ucap Katherine kepada Merahputih.com di Jalan Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/3).
Meski demikian, ia pun tak menampik bahwa pada intinya perayaan Cap Go Meh memang merupakan perayaan masyarakat Tionghoa dalam memeriahkan hari terakhir (hari ke-15) Tahun Baru Imlek yang telah berlalu.
"Namun, dengan adanya pertunjukan seni dan budaya, masyarakat bisa menikmati acara ini. Bagi saya yang terpenting, dengan ada acara ini membuktikan bahwa masyarakat Sunda sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Itu sangat indah sekali," katanya.
BACA JUGA: Cap Go Meh Bogor 2018, Pesta Rakyat Indonesia
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Cap Go Meh Arifin Himawan mengatakan, inti daripada kegiatan tersebut adalah tentang kebudayaan lokal, kebudayaan Tionghoa, sanggar seni, komunitas, dan atraksi dari luar daerah yang menampilkan seni dan budaya.
"Kegiatan ini sebenarnya adalah tentang budaya, bukan hanya agama atau etnis tertentu. Yang ditampilkan ada tari-tarian yang jarang dilihat. Semua ini bertujuan untuk menaikan nilai pariwisata Kota Bogor," kata Arifin.
Selain itu, Arifin juga menjelaskan bahwa tujuan diadakan Pesta Budaya Cap Go Meh merupakan salah satu langkah orang-orang Tionghoa di Bogor untuk menjaga kebinekaan yang selama ini terjalin bersama masyarakat lokal. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Tak Dapat Undang Rayakan HUT RI di Istana, Warga Padati Monas Saksikan Kirab Bendera Pusaka

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Penumpang Transjabodetabek Bogor-Blok M Tidak Bisa Turun Naik di Terminal Baranangsiang

Legislator Samakan Mental Satpol PP Bogor dengan Preman, Geram Gerobak Pedagang Dihancurkan

Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Akibat Gempa Bogor, Belasan Rumah Alami Kerusakan

10 Fakta Gempa Bogor: Dipicu Sesar Citarik dan Disertai Suara Dentuman

Bogor Diguncang Gempa, Kamis (10/4) Malam, Dipicu Retakan di Kerak Bumi

Sambut malam Lailatulqadar, Keraton Surakarta Gelar Kirab Ting Malam Selikuran

Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti
