Kasus Dugaan Penyelundupan Onderdil Harley Davidson Ditangani Bea dan Cukai
Ilustrasi Harley Davidson (Kabaroto/Kipli)
Merahputih.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan kasus dugaan penyelundupan onderdil Harley Davidson menggunakan pesawat ditangani oleh pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.
"Kalau berkaitan dengan barang itu bukan lingkup pengamanan, tapi lebih banyak ke Bea Cukai," kata Menhub di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/12).
Budi Karya mempersilahkan wartawan menanyakan penanganan kasus itu kepada pihak Ditjen BC. "Jadi bisa bertanya ke Bea Cukai. Karena soal itu, bisa bertanya ke Bea Cukai," ungkap dia.
Baca Juga
Garuda Indonesia Tepis Isu Miring soal Penyelundupan Suku Cadang Harley Davidson
Ia menyebutkan penyelundupan barang mewah menggunakan pesawat baru yang dikirim ke Indonesia ditangani Bea Cukai.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan atas aksi penyelundupan onderdil motor Harley Davidson yang menggunakan Pesawat Garuda A330-900 Neo.
Pesawat itu terbang dari Perancis dan tiba di hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) di Bandara Soekarno-Hatta pada 17 November 2019.
Menurut Sri Mulyani, modus penyelundupan kerap dilakukan dengan berbagai cara meski pemerintah telah memperketat sejumlah peraturan untuk mencegah terjadinya aksi tersebut.
Untuk semakin mempersempit gerak penyelundup, kata Menkeu, pemerintah melakukan kerja sama dengan otoritas negara lain. Misalnya saja seperti Singapura yang sudah bekerja sama dengan Bea dan Cukai Indonesia untuk menekan angka penyelundupan.
"Data yang keluar dari Singapura dan masuk ke kita menjadi lebih konsisten ini penting untuk valuasi ekspor-impor, namun juga itu akan makin menekan ruang untuk terjadinya penyelundupan," kata Sri Mulyani usai menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi se-Dunia di Kantor Ditjen Pajak Jakarta, Selasa (3/12).
Baca juga
Moge Pertama dari Aston Martin Dibanderol Seharga Rp 1.6 Miliar
Ia menambahkan, pihaknya kerap mendengar keluhan dari para pelaku usaha soal kemudahan berusaha di Indonesia. Dalam menanggapi keluhan itu, kata Sri Mulyani, pemerintah berbenah diri dan mengevaluasi kebijakan yang kerap dikeluhkan tersebut.
Namun, keluarnya kebijakan yang memudahkan pelaku usaha justru dijadikan momentum oleh sejumlah oknum untuk menyelundupkan barang-barang.
"Begitu kita buat kemudahan ada saja yang menjadi penumpang gelap-nya menggunakan kemudahan itu untuk hal-hal lain penyelundupan. Dilema seperti ini selalu kita hadapi terus-menerus," terangnya.Kasus Dugaan Penyelundupan Onderdil Harley Davidson Ditangani Bea dan Cukai
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Gerbong MRT dan Pesawat Baru Garuda Jadi Pendorong Investasi Dalam Negeri di Triwulan III 2025
2 WNA Jadi Petinggi BUMN, Ini Kata Danantara
Alasan Danantara Ganti Dirut dan Direksi Garuda Indonesia, Masukan 2 Ekspatriat Dari Maskapai Asing
Teman Dekat Presiden Prabowo Glenny H Kairupan Jadi Dirut Garuda Indonesia Gantikan Wamildan Tsani
Harley-Davidson yang Dicolong di Parkiran Mall Senayan City 'Open Key', Pelaku Diyakini Jago Bawa Moge
Danantara akan Suntik Dana Rp 30 Triliun untuk Garuda Indonesia, Ekonom: Langkah Tak Inovatif, Hanya Bakar Duit
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan
Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?
Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia