Garuda Indonesia Tepis Isu Miring soal Penyelundupan Suku Cadang Harley Davidson

Ilustrasi: Sejumlah motor besar asal Amerika Serikat Harley-Davidson terparkir rapih di dealer Mabua Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Rabu, (10/2) Merahputih.com / Rizki Fitrianto)
Merahputih.com - Garuda Indonesia tengah disorot karena ada suku cadang motor Harley Davidson yang diduga diselundupkan menggunakan pesawat mereka. Bahkan, beredar isu beberapa direksi dan bos maskapai perusahaan tersebut ikut terlibat.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan memastikan suku cadang Harley Davidson dan beberapa barang yang disita bea cukai dari pesawat baru Garuda, A330-900 Neo, bukan milik direksi perseroan.
"Bukan, dia itu petugas yang menjemput pesawat, petugas yang on board di pesawat," ujar Ihksan kepada wartawan yang dikutip di Jakarta, Rabu (4/12).
Baca juga:
Moge Pertama dari Aston Martin Dibanderol Seharga Rp 1.6 Miliar
Ikhsan mengatakan onderdil Harley Davidson serta benda-benda lainnya, yang kini telah disita petugas Bea Cukai Soekarno-Hatta, adalah milik petugas tersebut dan nama mereka ada di claim tag bagasinya. Ia memastikan karyawan tersebut akan mengikuti aturan yang berlaku dan akan memenuhi semua hal yang menjadi bagian dalam pabean internasional. Termasuk, bila pemilik barang diharuskan membayar pajak atau mereekspor barangnya.
Menurut Ikhsan, seluruh barang yang dibawa di dalam pesawat sudah dilaporkan kepada petugas kepabeanan (self declared) termasuk bawaan (bagasi) karyawan yang onboard dalam penerbangan tersebut.
"Pemeriksaan Bea Cukai tidak mengindikasikan adanya pelanggaran kepabeanan pada bagian cockpit dan kabin penumpang, namun pada bagasi ditemukan beberapa spare part motor besar yang tidak diproduksi di Indonesia yang dibawa oleh salah satu karyawan yang onboard dalam penerbangan tersebut untuk ditindaklanjuti sesuai aturan kepabeanan yang berlaku," jelas dia.

Ia mengatakan, suku cadang yang dibawa oleh karyawan Garuda yang onboard dalam pesawat tersebut juga telah melalui proses kepabeanan di Delivery Center Airbus di Toulouse, Prancis.
"Sebelum melakukan pendaratan di bandara internasional Soekarno Hatta, Garuda Indonesia telah menyampaikan surat pemberitahuan dan permohonan izin kepada pihak otoritas bandara di mana Garuda Indonesia akan membawa pesawat tersebut langsung ke Garuda Maintenance Facility (GMF) dan akan melaksanakan segala prosedur keimigrasian dan kepabeanan di area GMF," imbuhnya.
Menurut Ikhsan, seluruh suku cadang tersebut dalam ketibaannya di GMF dilaporkan kepada petugas bea cukai untuk diproses sesuai ketentuan yang berlaku.
"Karyawan Garuda Indonesia tersebut akan tunduk dan mematuhi segala aturan yang berlaku atas putusan dari kepabeanan seperti misalnya harus membayar bea masuk atau prosedur lain yang akan dikenakan. Spare part tersebut akan dipergunakan oleh karyawan tersebut dan bukan untuk diperjualbelikan," katanya.
"Seperti layaknya peraturan kepabeanan yang berlaku di bandara bandara internasional yang diterapkan kepada penumpang umum, hal demikian juga berlaku di GMF sebagai kawasan berikat," ucapnya.
Baca juga:
Triumph Akan Luncurkan Motor Rocket Custom yang Sangat Langka
Garuda Indonesia, kata Ikhsan, menyerahkan sepenuhnya keputusan ini kepada Bea Cukai, dan sesuai dengan komitmen perusahaan untuk mematuhi dan mengedepankan tata kelola perusahaan, maka Garuda Indonesia tunduk dan patuh atas segala ketentuan, peraturan serta prosedur yang ditetapkan oleh Bea Cukai.
Dalam pemberitaan Tempo, motor Harley dan sejumlah barang lainnya itu datang bersama dengan rombongan direksi PT Garuda Indonesia. Mereka menumpang pesawat baru Garuda, A330-900 Neo, yang terbang dari Perancis dan tiba hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) di Bandara Soekarno-Hatta pada 17 November 2019. Pesawat Airbus seri terbaru yang didatangkan langsung dari Toulouse itu mengangkut 10 awak dan 22 penumpang. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya

Supply Chain Global Terjadi Hambatan, Puluhan Pesawat Garuda Group Antre Pergantian Suku Cadang
