Kapitra Klaim Rahasia Keunggulan Jokowi karena Didukung 4 Juta Alumni 212


Kapitra saat memberikan keterangan pers di kantor TKN Menteng. (MP/Kanugrahan)
MerahPutih.com - Mantan pengacara Habib Rizieq Shihab, Kapitra Ampera mengklaim bahwa kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pipres karena pasangan itu didukung mayoritas umat Islam. Salah satunya dari alumni 212.
Menurut Kapitra, saat Aksi 212 Desember 2016 di Monas lalu, ada 4 juta umat Islam yang ikut.
"Sebanyak 4.000.716 orang, aksi 212 memilih Jokowi dan Ma'ruf Amin. Saya punya data itu. Mari kita mendoakan Pak Jokowi ini menjadi pemimpin yang amanah, membawa Indonesia menjadi negara yang diberkahi, negara yang memberikan kesejahteraan untuk semua masyarakat,” kata Kapitra di kantor TKN, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Kapitra menambahkan, dirinya sebagai sakah satu penggerak aksi menentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu tak akan memberikan cek kosong.
BACA JUGA: Mengapa Petahana Bisa Kalah Telak dan Pemenangnya Seorang Pelawak di Pilpres?
"Kami akan kawal kebijakan-kebijakan (Jokowi-Ma’ruf Amin),” ujar Kapitra. Dia melanjutkan melawan kebijakan Jokowi Ma'ruf jika itu bertentangan dengan konstitusi, dengan Pancasila, dengan aspirasi umat Islam, dan umat yang lain.
Kapitra yakin, Jokowi dan Ma'ruf tak akan membuat kebijakan yang menyusahkan umat Islam.
BACA JUGA: BPN Prabowo Tolak Mentah-Mentah Seruan Rekonsiliasi
"(Ma'ruf) beliau ulama, ulama besar juga ulama dari anak ulama, cucu ulama. Dan keulamaan ini tidak akan mungkin dikorbankan, dihancurkan oleh sebuah kekuasaan yang sebut dengan Wakil Presiden," jelas Kapitra
Justru Ma’ruf Amin akan mendampingi Jokowi untuk berjalan tetap lurus beristikomah untuk membangun bangsa ini bekerja bekerja dan bekerja untuk rakyat Indonesia.

BACA JUGA: Jokowi-Ma'ruf Menang, Kapitra Bakal Jemput Rizieq Shihab ke Indonesia
Selain itu, Kapitra meminta semua pihak untuk menurunkan tensi politiknya pasca Pemilu 2019 ini. Salah satunya pesan ditunjukkan kepada kubu Prabowo-Sandi yang sampai saat ini ngotot menyebut ada kecurangan.
Menurut Kapitra, quick count di seluruh dunia dipakai menjadi suatu guidance of election sebagai panduan yang memberikan informasi siapa pemenang.
Meski begitu hitung cepat ini belum mempunyai legitimasi hukum hingga ada keputusan KPU sebagai penyelenggara pemulu. “Nanti 22 Mei akan ada pengumuman penghitungan manual dari KPU,” kata Kapitra. (knu)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Airlangga Tegaskan Golkar Saat Ini Sangat Solid Dibanding Pemilu 2019

PAN Beri Sinyal Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Rencana Pertemuan AHY-Puan Angin Segar Bagi Politik Tanah Air

Ditanya Prabowo Jadi Cawapres Ganjar, Jokowi Jawab Nanti Siang Ketemu

Gugatannya Picu Kontroversi, Partai Prima Bantah Minta Pemilu Ditunda

Baru Terungkap, Anies Pernah Ditawari Capres Dua Kali di Pemilu 2019
