Lakukan Liburan Detoks Digital untuk Menghilangkan Kecanduan Gawai

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 11 Januari 2019
Lakukan Liburan Detoks Digital untuk Menghilangkan Kecanduan Gawai

Ayana Resort & Spa Bali jadi salah satu pilihan tujuan liburan detoks digital. (Foto: instagram.com/ayanaresort)

Ukuran:
14
Audio:

BUAT kamu yang sudah kecanduan gawai (gadget) dan ingin melepaskannya, terutama saat berlibur, kamu bisa mencoba liburan detoks digital. Baru-baru ini tengah tren liburan detoks digital supaya mengurangi penggunaan gadget ketika berwisata.

Nomaphobia atau kecanduan digital digambarkan sebagai penyakit abad 21. Hal tersebut termasuk penggunaan media sosial yang sering dikaitkan dengan depresi di kalangan anak muda.

1. Ponsel yang dilarang di kawasan kolam renang

Ayana Resort & Spa Bali. (Foto: instagram.com/iviagens)
Ayana Resort & Spa Bali. (Foto: instagram.com/iviagens)

Dikutip Guardian.com, salah satu tempat wisata yang menerapkan detoks digital yaitu Ayana Resort & Spa Bali. Pihak hotel mendorong para tamu bisa benar-benar menikmati keindahan lingkungan dengan memaksa para tamu menerapkan detoks digital.

Pihak manajemen melarang tamu membawa ponsel atai perangklat seluler lainnya ke kawasan kolam renang. Para pengunjung diajak untuk benar-benar menikmati liburan tanpa gangguan dari dunia luar.

2. Kamu bisa benar-benar santai menikmati liburan

Ayana Resort & Spa. (Foto: instagram.com/ayanaresort)
Ayana Resort & Spa. (Foto: instagram.com/ayanaresort)

Peraturan penggunaan ponsel di hotel merupakan upaya agar para tamu bisa bersantai tanpa harus merasa memeriksa berita, mengambil foto, memperbarui status atau postingan media sosial, maupun merasa harus membalas email, meski sedang liburan. Sebagai gantinya para tamu didorong untuk berenang, membaca buku, bermain, atau hanya benar-benar duduk santai.

Sebuah survei yang dilakukan OnePoll menemukan bahwa lebih dari 20% orang yang disurvei mengaku memeriksa ponsel mereka per jam, meski sedang liburan sekalipun. Sekitar 14% mengaku memeriksa dua kali perjal, dan hampir 8% mengatakan memeriksa ponsel 20 kali perjam. Survei yang dilakukan Deloitte di Inggris pada 2017 bahkan menyebutkan 38% orang dewasa mengaku setiap jamnya memeriksa ponsel berkali-kali. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Jembatan Gantung di Tengah Hutan ini Jadi Objek Wisata Favorit Sukabumi

#Wisata Bali #Kecanduan Gadget
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Cegah Anak Kecanduan Ponsel, Masjid-Masjid di Jakarta Bikin Pojok Baca
Keberadaan pojok baca di lokasi-lokasi strategis bisa menumbuhkan minat baca
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
 Cegah Anak Kecanduan Ponsel, Masjid-Masjid di Jakarta Bikin Pojok Baca
Indonesia
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Tragedi ini sebagai sinyal yang menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap anak dari terpaan konten digital destruktif.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Travel
Jajal Suasana Hari Raya Galungan di Bali, Airbnb Kasih Rekomendasi Akomodasi Nih
Untuk mendapatkan pengalaman to the max, Airbnb kasi rekomendasi akomodasi sempurna untuk perjalanan budaya yang berkesan.
Dwi Astarini - Rabu, 23 April 2025
Jajal Suasana Hari Raya Galungan di Bali, Airbnb Kasih Rekomendasi Akomodasi Nih
Tradisi
Menilik Keindahan Arsitekstur Rumah Adat Angkul-Angkul khas Bali
Struktur ini sering ditemukan di depan rumah adat Bali dan berfungsi sebagai penghubung antara ruang luar dan ruang dalam.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 27 September 2024
Menilik Keindahan Arsitekstur Rumah Adat Angkul-Angkul khas Bali
Indonesia
Terganggu Suara Klub-Klub Malam, Warga Canggu Bali Kirim Petisi kepada Presiden
Masyarakat dan warga asing di Canggu mengirim surat terbuka dan petisi bertajuk "End Extreme Noise in Canggu" kepada Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh.
Zulfikar Sy - Senin, 12 September 2022
Terganggu Suara Klub-Klub Malam, Warga Canggu Bali Kirim Petisi kepada Presiden
Bagikan