Kali Pasir, Roh Kota Tangerang yang Menyimpan Sejarah Nasional

Replika merian di bantaran sungai Cisadane, Kali Pasir, Kota Tangerang. (MP/Widi Hatmoko)
Kota Tangerang memiliki budaya lokal yang unik dan harus tetap dijaga, dikembangkan serta dilestarikan keberadaannya. Salah satunya adalah Masjid Kali Pasir. Masjid ini terletak di sekitar bantaran sungai Cisadane, dan berdekatan dengan Pasar Lama Kota Tangerang.
Tak jauh dari Masjid Kali Pasir ini, dulunya juga terdapat sebuah benteng yang dikenal dengan sebutan benteng Makasar. Benteng Makasar adalah benteng pertahanan Belanda yang kala itu ditunggu oleh sebagian orang-orang Makasar.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah, mengatakan, keberadaan masjid yang usianya sudah lebih dari 300 tahun ini seharunya dilakukan pemugaran. Namun untuk mengarah ke sana, dibutuhkan tenaga ahli. Jangan sampai keberadaan masjid tersebut dipugar, namun ada sisi sejarah yang hilang.
Arief juga berharap, kawasan ini bisa menjadi kawasan wisata sejarah dan kebudayaan Kota Tangerang. Karena selain terdapat masjid tua yang usianya ratusan tahun, di Makam Kampung Kali Pasir juga terdapat makam para tokoh Tangerang masa lampau. Selain itu, di sekitar Pasar Lama juga terdapat klenteng Boen Tek Bio serta Benteng Heritage, yang merupakan saksi sejarah perkembangan masyarakat Tangerang dari abad ke abad.
Bahkan, keberadaan Benteng Heritage ini juga diadopsi oleh salah seorang pengusaha di Lasem, Rembang Jawa Tengah, Rudi Hartono, yang menjadikan sebagaian kawasan Lasem menjadi Tiongkok Kecil Heritage.
“Bukan hanya wisata ziarah akan tetapi ke depan akan dikembangkan sebagai wisata budaya,” ujar Arief R Wismansyah, seraya menambahkan bahwa bangunan masjid tertua di Kota Tangerang ini merupakan perpaduan Cina, Arab dan Eropa.
Sementara itu, Tokoh Sejarah dan Budaya Kota Tangerang, Kang Bayu, menjelaskan, Masjid dan Makam di Kampung Kali Pasir adalah salah satu peninggalan tertua dan bersejarah yang ada di Kota Tangerang. Termasuk kampung Kali Pasirnya.
Di lokasi makam Kali Pasir, tuturnya, terdapat makam tokoh-tokoh sejarah seperti makam Bupati Tangerang Raden Ahyat Pena, putra dari Raden Wahyu Pena serta putranya Patih Pena. Selain itu, terdapat 11 makam tertua yaitu tiga makam dari keturunan Kerajaan Padjajaran, Enam makam dari keturunan Raja Sumedang, Pangeran Geusan Ulun, sebagai raja kedelapan atau terakhir. Makam istri Sultan Agung Tirtayasa, yaitu Nyi Raden Uria Negara. Makam tokoh Palang Merah Indonesia yang ikut bergerilya di Balaraja, yaitu Nyi Raden Juhariah.
“Makam di sini sangat luar biasa, penuh dengan sejarah,” ucapnya.
Peneliti dan Arkeolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tubagus Najib, menambahkan, masjid dan Makam Kali Pasir ini adalah roh dari Kota Tangerang yang harus dijaga dan dilestarikan.
Selain keberadaannya yang sudah tua dan penuh sejarah, menurut Tubagus Najib, masjid yang ada sejak tahun 1640-an dan tugu masjid dibangun tahun 1650 ini juga menyimpan simbol-simbol sejarah dan pertemuan kerajan besar Majapahit dan Islam. Selain itu, dalam medilion terdapat segi delapan 8 sebagai simbol bendera Banten.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Banjir di Sebagian Besar Pemukiman dan Jalan Umum di Kota Tangerang Berangsur Surut

Gara-Gara BMKG, Status Siaga Bencana Hidrometeorologi Tangerang Diperpanjang Sampai Maret

Banjir Kota Tangerang Terjadi di Lima Titik, Evakuasi Dilakukan

Menilik Tandon Ciater, Waduk Wisata yang jadi Resapan Air di Tangsel

Bantah Isu 30 Orang Tewas, Polisi Beberkan Akibat dari Aksi Ugal Ugalan Sopir Kontainer

Polisi Sebut Tidak Ada Korban Meninggal dari Peristiwa Truk Ugal-ugalan di Tangerang

Wajah Pertumbuhan Tangerang Raya yang Bakal Jadi New Greater Jakarta

Cegah Pelecehan Seksual Anak Asuh, Panti Asuhan di Tangerang Didata Ulang

Serunya Uji Adrenalin Wisata Naik Rafting Menyusuri Sungai Cisadane Bogor

Akses Peringatan Dini Banjir Kota Tangerang Lewat Aplikasi Pos Duga TMA
