Kain Warisan Budaya Indonesia yang Sama Cantiknya dengan Kain Batik


Indonesia memiliki puluhan kain tradisional selain kain Batik (Foto Pixabay/Nowaja)
BATIK yang biasanya muncul di pikiran banyak orang ketika membicarakan kain khas Indonesia. Ternyata kain Batik bukan lah satu-satunya kain yang memperkaya budaya Indonesia.
Terdapat puluhan kain lain dari berbagai daerah di Indonesia. Batik hanya lah satu dari puluhan kain warisan budaya Indonesia.
Baca Juga:Ini nih, 3 Baju Daerah yang Menang di Upacara HUT Ke-74 RI di Istana Negara
Songket

Songket adalah jenis kain tradisional khas orang Melayu. Kain ini bisa ditemukan di negara Indonesia, Malaysia dan Brunei. Di Indonesia sendiri kain Songket biasanya banyak ditemukan di daerah pulau Sumatra. Contohnya seperti Songket Palembang, dan Songket Minangkabau.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata songket berasal dari kata sungkit yang artinya menyulam benang emas atau perak. Sementara dilansir dari laman songketpalembang.co.id, sungkit artinya jarum dari tulang yang digunakan untuk menyulam.
Kain Songket umumnya dibuat menggunakan dari kain sutra. Yang nantinya dihias atau diberi corak menggunakan kain emas atau perak. Corak ini lah yang nantinya memberi keindahan pada kain Songket.
Kain Songket dahulu hanya dipakai oleh kalangan istana saja dan para pejabat. Tapi sekarang kain songket lebih banyak digunakan untuk tradisi adat atau pernikahan adat.
Tapis

Tapis adalah kain tradisional khas Lampung. Kain Tapis dibuat dengan menenun benang kapas. Kemudian diberi motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam atau dalam bahasa Lampung cucuk.
Kain Tapis nantinya dibagi menjadi banyak jenis tergantung pemakainya. Kebanyakan pemakai kain Tapis adalah kaum perempuan. Seperti contohnya Tapis Jung Sarat yang digunakan oleh pengantin wanita pada upacara pernikahan adat.
Baca Juga:
Sentra Tenun Sasak, Destinasi Wajib saat Traveling ke Lombok
Sasirangan

Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar dari Kalimantan Selatan. Sasirangan berasal dari kata sirang dalam bahasa Banjar, artinya diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya.
Kain Sasirangan memiliki legendanya sendiri. Menurut cerita rakyat Kalimantan Selatan kain Sasirangan dibuat pertama kali oleh Patih Lambung Mangkurat. Ia bertapa di atas rakit Balarut Banyu selama 40 hari 40 malam.
Di akhir masa bertapanya, ia mendengar suara perempuan yang keluar dari segumpal buih. Perempuan itu adalah Putri Junjung Buih, yang hanya menampakkan dirinya jika permintaanya dikabulkan. Ia meminta sebuah istana Batung dan selembar kain tenun yang diwarnai oleh 40 putri dengan motif wadi/padiwwaringin. Kain ini lah yang nantinya menjadi kain Sasirangan.
Ulos

Ulos adalah kain tradisional orang Batak, khususnya dari daerah danau Toba. Kain Ulos biasanya memiliki simbolnya masing-masing. Entah itu menjadi warisan keluarga turun temurun. Juga diberikan sebagai hadiah untuk merayakan babak kehidupan, seperti pernikahan atau kematian seseorang.
Menurut tradisi, kain Ulos hanya boleh dibuat oleh wanita saja. Mereka percaya bahwa wanita lah yang bisa memberikan makna simbolik ke dalam kain Ulos. Ini karena mereka lah yang bertugas merawat anggota keluarga.
Ini alasan kenapa pembuatan kain Ulos secara tradisional bisa memakan waktu berbulan-bulan. Pembuat kain Ulos harus mendahulukan tugas utama mereka yaitu merawat keluarga terlebih dahulu.
Baca Juga:
Kemajuan Teknik Memasang Suntiang dan Sanggul Buat Generasi Muda Tertarik Pada Pernikahan Adat
Gringsing

Gringsing berasal dari sebuah desa Bali Kuno bernama desa Tenganan. Gringsing berasal dari kata gring yang artinya sakit dan sing yang artinya tidak. Dengan begitu Gringsing memiliki arti tidak sakit.
Oleh sebab itu kain Gringsing digunakan seperti penolak bala atau hal-hal buruk. Contohnya pada saat upacara potong gigi, pernikahan atau pun upacara keagamaan lain.
Kain Gringsing dibuat dengan teknik menenun dobel ikat. Teknik ini sangat langka, bahkan di dunia hanya ada 3 tempat dimana teknik tersebut digunakan. Yaitu Indonesia (Tenganan), India dan Jepang. Karena teknik tersebut, pembuatan kain Gringsing bahkan bisa memakan waktu 2-5 tahun.
Lurik

Lurik merupakan kain tradisional yang biasa digunakan sebagai pakaian orang-orang Jawa. Kata lurik berasal dari lorek dalam bahasa jawa yang artinya garis. Oleh sebab itu kebanyakan motif kain lurik yaitu garis-garis sederhana.
Garis-garis tersebut menggambarkan kesederhanaan hidup orang Jawa. Seiring berjalannya waktu, kain Lurik sempat jadi simbol identitas bagi kaum kawulo alit atau kalangan rakyat pada umumnya. Kain ini mewakili identitas kalangan orang biasa atau seorang yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Besurek

Besurek merupakan kain tradisional khas Bengkulu. Besurek berasal dari kata ber dan surek yang artinya surat atau tulisan. Motif yang sering digunakan dalam kain Besurek adalah tulisan kaligrafi Arab.
Awalnya kain Besurek hanya digunakan untuk upacara-upacara adat saja. Tapi sekarang kain Besurek sudah dapat ditemukan dalam berbagai bentuk cindera mata khas Bengkulu. Di antaranya dompet, tas, kopiah dan barang-barang lain berbahan dasar kain. (sep)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
NES by HDK Angkat Tenun Lagosi dan Pemberdayaan Sosial di JF3 2025

Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global

Pemerintah Siap Bawa Batik Indonesia Mendunia, Siap-siap Bikin Kolektor Klepek-Klepek

Warna-Warni Indah Motif Kain Ulos Khas Sumatra Utara

Tip Pencucian hingga Penyimpanan agar Umur Kain Songket Lebih Panjang

Tip Menjaga Kondisi Kain Tenun Katun Tetap Awet dan Bagus Warnanya

Kreativitas Hidupkan Tren Batik di Kalangan Gen Z

Menjaga Tradisi dan Alam Kalimantan lewat Tenun

Indahnya Songket Minangkabau Karya Desainer Emi Arlin

Inspirasi Berbusana Batik Biar Terlihat Modis
