Junk Food dapat Membuat Seseorang Jadi Depresi!


Hindari makan junk food yang merugikan kesehatan. (Foto: Pixabay/zuzi99)
JENIS makanan yang satu ini memang memiliki jumlah penggemar yang sangat banyak. Terkadang ada yang tidak dapat melewatkan sehari saja tanpa mengunyah junk food.
Tahukah kamu bahwa di balik kenikmatannya, junk food mengandung kadar lemak dan gula yang tinggi? Berikut beberapa fakta penting mengenai junk food yang dimuat dalam laman Go Dok.

Fakta Ilmiah
Penelitian yang dibuat oleh Oregon State University yang dipublikasikan dalam jurnal Neuroscience, menemukan bahwa tingginya kadar lemak dan gula dalam junk food berdampak buruk bagi perilaku emosional serta kesehatan seseorang. Ini karena dapat meningkatkan risiko timbulnya stres, depresi, obesitas, hingga hipertensi.
Kemudian penelitian yang dilakukan Jean Welsh dari Harvard School of Public Health mengungkapkan bahwa junk food memicu peningkatan kadar lemak dalam darah (blood fats). Kemudian mengurangi kolesterol baik di dalam tubuh. Kombinasi dua hal tersebut jelas membuat kamu rentan terkena penyakit jantung.
Umur
Buat kamu yang masih berusia muda, mungkin terbersit pikiran bahwa usia dapat menjadi tameng sebagai alasan mengunyah junk food sesuka hati. Benarkah seperti itu? Salah!
Faktanya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pereira, M.A. yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet (2005), menyebutkan rentang usia 20 – 40 tahun yang mengonsumsi junk food 2 kali dalam seminggu, beresiko tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes kelak ketika menginjak usia 50 tahun.
Kebiasaan mengonsumsi makanan ini di usia muda akan meningkatkan kemungkinan terkena obesitas. Hasilnya, kondisi kesehatan tubuh di usia tua nanti akan semakin memburuk. Karena rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan berat badan.

Batas Aman
Berapakah batas aman mengonsumsinya? Demi mengurangi risiko lebih baik kamu berhenti mengonsumsinya. Namun jika tetap ingin mengonsumsinya sekali-kali, sebaiknya mulai perhatikan beberapa hal. Seperti komposisi lemak dan gula yang terkandung dalam satu porsi makanan yang dipesan. Misalnya, saat akan memesan ayam goreng, ada baiknya memilih bagian dada tanpa kulit. Sebab bagian ini hanya mengandung 120 kalori, 70 mg kolesterol, dan 1.5 gr lemak. Ketika memesan burger, gantilah patty daging sapi dengan daging dada ayam.
Kurangi
Kalau merasa kesulitan untuk berhenti mengonsumsi makanan cepat saji. Lakukan secara bertahap. Mulailah dengan memesan dalam porsi kecil, mengurangi frekuensi konsumsi, hingga menghindari topping kaya lemak semisal keju. Selain itu, biasakanlah untuk mengimbangi konsumsi makanan ini dengan asupan sayuran dan buah-buahan serta olahraga rutin minimal 30 menit per hari. (psr)
Bagikan
Berita Terkait
Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Jelang Sahur Pertama, Intip 3 Ide Menu Sederhana dan Menggugah Selera

3 Resep Menu Rumahan Berbahan Kimchi yang Mudah Dibuat, Langsung Coba!

Apa Perbedaan Menu A La Carte dan Table D'hote? ini Penjelasannya

Babah Ramu Sajikan Menu Spesial Thanksgiving Day
